Ini Sanggahan Tawan Sang ‘Iron Man’ Bali Setelah Tangan Robotnya Disebut Hoax di Media Sosial
Penulis Unknown | Ditayangkan 24 Jan 2016 Akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan, baik di media sosial ataupun di media elektronik televisi perihal tangan robot milik sang ‘Iron Man’ asal Bali bernama asli I Wayan Sumardana atau yang biasa dipanggil Tawan.
Banyak orang yang terkagum-kagum melihat kecanggihan tangan robot buatan Tawan yang katanya dibuat hanya dari barang-barang rongsokan dan peralatan seadanya. Namun, hal itu seakan tak membuat netizen mudah percaya. Banyak orang di sosial media menganggap teknologi robotik menggunakan sensor otak diciptakan Tawan hanya isapan jempol semata.
Banyak dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh netizen mengenai kecanggihan tangan robot buatan Tawan tersebut. Di antaranya sebagai berikut :
Persendian lengannya bisa disebut longgar, terlihat saat ia memasang lengannya. Tapi kejanggalannya respons ke pergerakan tangannya cepat dan pasti tidak salah gerak. Hal ini dinilai tidak mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor dan yang pas, tentu tarikannya akan berbeda. Begitu juga halnya dengan lengan ini.
Gear banyak berada di luar dan bisa dibongkar pasang dengan mudah, tanpa alat bantu apapun. Tapi gerakannya begitu cepat dan leluasa, tanpa lepas saat dioperasikan.
Di mana-mana benda mekanis selalu memiliki gerakan yang masih kaku. Banyak terjadi jeda pergerakan walaupun hanya beberapa milidetik.
Jika tangan benar-benar lumpuh dari atas. Berarti seharusnya gearnya sudah dimulai dari bahu. Namun faktanya pada alat Tawan yang disebut Robot EEG hampir tidak ada gear di persendian sama sekali. Padahal persendian merupakan bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas memiliki perputaran hampir 180 derjat.
Jari-jari Tawan tetap bisa gerak dan genggam batang logam. Tapi masih tidak ditemukan tulang-tulang mekanis yang diguanakan untuk diikat ke jari-jarinya. Malahan hanya ada sarung tangan longgar yang tak diketahui apa komponen dalamnya.
Selain itu, para netizen menganggap teknologi robot menggunakan sensor otak tidak mungkin dibuat dari barang rongsokan, pasalnya perusahaan teknologi besar pun masih belum bisa melakukannya.
Dikutuip dari BBC, terkait hal tersebut, Tawan pun angkat bicara, dia tidak terima disebut sebagai seorang pembohong.
Tawan mengakui bahwa sistem kerja alat yang dibuatnya tidak secanggih electroencephalogram (EEG) yang sebelumnya dia klaim. Namun bukan berarti alatnya merupakan sebuah tipuan belaka. Dia mengaku tidak mempermasalahkan orang-orang menganggapnya berbohong.
"Bagi yang tidak percaya kalau begini silahkan datang kemari. Nanti saya tunjukin cara kerjanya begini, begini. Sebenarnya sangat sederhana sekali, tidak begitu canggih," terang dia.
Menurut Tawan, dia tidak ingin menanggapi secara serius 'keriuhan' yang terjadi di sosial media. Terpenting baginya adalah bisa terus bekerja dengan bantuan alat tersebut dan bisa menyekolahkan ketiga anaknya, serta masa depannya terjamin.
Dia mengaku, tidak ingin terkenal dengan alat tersebut namun bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang mengalami kelumpuhan sepertinya.
"Mudah-mudahan (kisah saya bisa) menjadi motivasi untuk orang lain. Yang mengalami lumpuh, kayak saya, dan enggak bisa jalan. Biar dia tetap semangat menjalani hidup," terangnya.
Endra Pitowarno, Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, sekaligus dewan juri kontes robot nasional mengatakan, teknologi yang digunakan tawan adalah ilmu pneumatics.
Teknologi tangan robot Tawan cara kerjanya semacam yang dipakai di beberapa kap mobil. Untuk menggerakkannya biasanya dialiri tekanan angin sehingga bisa melakukan pergerakan panjang dan pendek.
"Kalau dilihat dari fotonya, lengan atas ke lengan bawah itu dia gunakan tekanan udara atau kompresi dan pneumatic bisa digunakan untuk gerakan jari," jelasnya.
Namun Endra meragukan Tawan dapat menggunakan sistem EEG yang dia sebutkan menyangkut pengetahuan bidang kedokteran yang canggih.
Bagaimana pendapat kalian tentang hal ini? Sebaiknya kita tetap berpikir positif dan menghargai karya orang lain. Entah dia berbohong atau tidak, tentunya suatu hari nanti akan terbongkar dengan sendirinya. Namun jika memang alat itu benar dapat membantu orang-orang yang memiliki kelumpuhan seperti Tawan, tentu saja kita harus mendukungnya, karena pasti akan sangat berguna bagi banyak orang. So, always thinks positive guys.
Banyak orang yang terkagum-kagum melihat kecanggihan tangan robot buatan Tawan yang katanya dibuat hanya dari barang-barang rongsokan dan peralatan seadanya. Namun, hal itu seakan tak membuat netizen mudah percaya. Banyak orang di sosial media menganggap teknologi robotik menggunakan sensor otak diciptakan Tawan hanya isapan jempol semata.
Banyak dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh netizen mengenai kecanggihan tangan robot buatan Tawan tersebut. Di antaranya sebagai berikut :
1. Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar
Persendian lengannya bisa disebut longgar, terlihat saat ia memasang lengannya. Tapi kejanggalannya respons ke pergerakan tangannya cepat dan pasti tidak salah gerak. Hal ini dinilai tidak mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor dan yang pas, tentu tarikannya akan berbeda. Begitu juga halnya dengan lengan ini.
2. Gear yang berada di luar dan bisa dibongkar pasang
Gear banyak berada di luar dan bisa dibongkar pasang dengan mudah, tanpa alat bantu apapun. Tapi gerakannya begitu cepat dan leluasa, tanpa lepas saat dioperasikan.
3. Pergerakan tangannya terlalu biologis
Di mana-mana benda mekanis selalu memiliki gerakan yang masih kaku. Banyak terjadi jeda pergerakan walaupun hanya beberapa milidetik.
4. Tidak ada gear di bahu
Jika tangan benar-benar lumpuh dari atas. Berarti seharusnya gearnya sudah dimulai dari bahu. Namun faktanya pada alat Tawan yang disebut Robot EEG hampir tidak ada gear di persendian sama sekali. Padahal persendian merupakan bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas memiliki perputaran hampir 180 derjat.
5. Jari Tawan bisa bergerak
Jari-jari Tawan tetap bisa gerak dan genggam batang logam. Tapi masih tidak ditemukan tulang-tulang mekanis yang diguanakan untuk diikat ke jari-jarinya. Malahan hanya ada sarung tangan longgar yang tak diketahui apa komponen dalamnya.
Selain itu, para netizen menganggap teknologi robot menggunakan sensor otak tidak mungkin dibuat dari barang rongsokan, pasalnya perusahaan teknologi besar pun masih belum bisa melakukannya.
Dikutuip dari BBC, terkait hal tersebut, Tawan pun angkat bicara, dia tidak terima disebut sebagai seorang pembohong.
Tawan mengakui bahwa sistem kerja alat yang dibuatnya tidak secanggih electroencephalogram (EEG) yang sebelumnya dia klaim. Namun bukan berarti alatnya merupakan sebuah tipuan belaka. Dia mengaku tidak mempermasalahkan orang-orang menganggapnya berbohong.
"Bagi yang tidak percaya kalau begini silahkan datang kemari. Nanti saya tunjukin cara kerjanya begini, begini. Sebenarnya sangat sederhana sekali, tidak begitu canggih," terang dia.
Menurut Tawan, dia tidak ingin menanggapi secara serius 'keriuhan' yang terjadi di sosial media. Terpenting baginya adalah bisa terus bekerja dengan bantuan alat tersebut dan bisa menyekolahkan ketiga anaknya, serta masa depannya terjamin.
Dia mengaku, tidak ingin terkenal dengan alat tersebut namun bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang mengalami kelumpuhan sepertinya.
"Mudah-mudahan (kisah saya bisa) menjadi motivasi untuk orang lain. Yang mengalami lumpuh, kayak saya, dan enggak bisa jalan. Biar dia tetap semangat menjalani hidup," terangnya.
Teknologi pneumatics
Endra Pitowarno, Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, sekaligus dewan juri kontes robot nasional mengatakan, teknologi yang digunakan tawan adalah ilmu pneumatics.
Teknologi tangan robot Tawan cara kerjanya semacam yang dipakai di beberapa kap mobil. Untuk menggerakkannya biasanya dialiri tekanan angin sehingga bisa melakukan pergerakan panjang dan pendek.
"Kalau dilihat dari fotonya, lengan atas ke lengan bawah itu dia gunakan tekanan udara atau kompresi dan pneumatic bisa digunakan untuk gerakan jari," jelasnya.
Namun Endra meragukan Tawan dapat menggunakan sistem EEG yang dia sebutkan menyangkut pengetahuan bidang kedokteran yang canggih.
Bagaimana pendapat kalian tentang hal ini? Sebaiknya kita tetap berpikir positif dan menghargai karya orang lain. Entah dia berbohong atau tidak, tentunya suatu hari nanti akan terbongkar dengan sendirinya. Namun jika memang alat itu benar dapat membantu orang-orang yang memiliki kelumpuhan seperti Tawan, tentu saja kita harus mendukungnya, karena pasti akan sangat berguna bagi banyak orang. So, always thinks positive guys.