Viral! `Surat Cinta` yang Dibuat Kepala Sekolah ini Banyak yang Protes. Isinya Memang Seperti ini

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 10 Jun 2017
Viral! `Surat Cinta` yang Dibuat Kepala Sekolah ini Banyak yang Protes. Isinya Memang Seperti ini
Foto diolah dari detikcom dan facebook akun Budi Putra

Bersyukur jika anda seorang wali murid yang anaknya belajar di sekolah ini. Tak hanya anda, para guru, pengajar lain serta staffnya pun akan bangga jika kepala sekolahnya mempunyai pikiran yang amat terbuka. Tapi justru ini menimbulkan banyak protes juga. Lihat isinya! Dan apa Komentar Anda?

Sering kita sendiri sebagai orangtua wali murid secara tak sadar ingin anak kita menjadi anak yang berprestasi dan cerdas dalam bidang akademik. Namun apa benar, bila anda paksakan ia belajar dan mendapatkan ranking 1 - 3 di kelasnya masa depan mereka akan cerah. Karena itu baca surat dari seorang kepala sekolah ini yang akan menyadarkan para wali murid.

Dikutip dari akun Budi Putra isi dari surat edaran yang dibuat oleh seorang Kepala Sekolah kepada wali murid ini benar-benar bisa membuka mata hati kita. Bahwa tak hanya orang yang bisa menjadi dokter atau insinyur saja yang bisa bahagia.

Diketahui dari surat edaran ini berasal dari SD Mutiara Persada, Kabupaten Bantul. Begini isi surat tersebut,

Kepada :
Yth Orang Tua Siswa Kelas 6
SD Mutiara Persada 
Di Tempat

Dengan hormat, Bersyukur melalui surat ini kami menjumpai Bpk/Ibu/Sdr. Orang tua / wali terbaik yang terus mendukung putra/putri meraih prestasi, bersinergi bersama kami, di Mutiara Persada.

Bersama surat ini kami sampaikan bahwa, Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.

Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika.

Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada fisika... di sekolah. Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.

Sekiranya anak Anda lulus jadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka. Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian."

Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini. Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.

Lakukanlah ini, dan disaat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah tak akan mencabut impian dan bakat mereka. Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.

Semoga surat ini bermanfaat dan dapat menyadarkan kita ttg sudut pandang terhadap anak" kita*. Amin mohon maaf apabila kurang berkenan

Bantul 9 Juni 2017

Kepala Sekolah Suwarsana M.Pd

Sudah bisa diduga surat yang sangat menyentuh ini akan mendapat reaksi positif dari netizen. Berikut komentar netizen pada unggahan akun Budi Putra di facebook ini,

Yon Moeis keren ...

Regina Poli-Hutama Kepala sekolahnya sangat open minded, bersyukurlah para murid, orang tua dan para staff di sekolah itu. Semoga banyak yg berpikiran spt itu ya

Zulmasri Kampai legalisasinya, ada yang kurang dari surat tsb. Suratnya tdk ada capnya alias stempel. Kalau isinya, ok.

Yudhi Andoni Keren kepseknya...

Namun ada juga yang mempermasalahkan isi dari surat tersebut,

Zacky Umam Ternyata dalamnya agak bermasalah juga :)) pengusaha memang gak butuh ambil sejarah/sastra. Tp bisa membekali diri dg bacaan sejarah/sastra biar nggak melulu "profit-oriented". Saya setuju dengan semangat umumnya

Maya Lestari Gf Pengusaha yang merasa tak butuh pelajaran sejarah jadi buta sejarah dong, Da Budi ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€. Goethe bilang, 'mereka yang tak tahu sejarah 3000 tahun bangsanya, hidup tanpa menggunakan akalnya'.
Mungkin yang lebih tepat adalah jangan memaksa anak mengikuti kemauan orang tua. Kenali potensi mereka dan dukung mereka mengembangkan potensi tersebut. 

Jika sekolah memahami pelajaran hanya sebatas mentransfer informasi saja, memang jadinya banyak pelajaran yang dirasa tak penting. Tapi, kita tahu belajar yang sebenarnya kan bukan itu ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™
Salam, Da Budi. Sudah lama tak jumpa ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ™

Mtamim Hidayatullah sedikit komentar. untuk kalimat : "ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti matematika" atau semacamnya itu menurut saya kurang tepat. dengan logika seperti itu bisa jadi akan ada pernyataan : ada calon matematikawan, yang tak perlu belajar bahasa.. atau ... belajar agama

Nah, menurut anda sendiri bagaimana?

Mengutip Kompas.com, salah satu orangtua murid SD Bantul, Rudi Buntoro (42), membenarkan adanya surat tersebut. Menurut dia, surat ini dibagikan kepada sekitar 69 orangtua murid kelas 6 SD Bantul.

Pembagian tersebut dilakukan Jumat sekitar pukul 10.00 di aula sekolah, atau sebelum pengumuman mengenai nilai ujian akhir siswa kelas 6 SD tersebut.

Pembagian surat tersebut ternyata dalam rangka memotivasi orangtua agar menerima apa pun hasil ujian sang anak.

"Dibagi biar orangtua baca dulu (sebelum pengumuman hasil ujian akhir). Jadi untuk motivasi orangtua juga kalau misalnya nilai anaknya kurang bagus, kan biasanya orangtua marah-marah, ini supaya tidak marah-marah," ujar Rudi.
SHARE ARTIKEL