Karena Sesama Anggota, Bripda Yoga Telah Memafkan Oknum TNI yang Telah Memukulnya
Penulis Unknown | Ditayangkan 12 Aug 2017 Negara kita adalah negara kesatuan republik Indonesia. Kita wajib menjaga keutuhan NKRI, Tapi ada pihak keamanan yang sudah di tugaskan. Salah satunya adalah TNI, TNI ikut berperan openting dalam menjaga keamanan NKRI.
Di sisi lain juga ada polisi yang ikut serta dalam keamanan. Anggota polisi dan TNI ini sama-sama keamanan negara, tapi polisi menjaga keamanan didalam negeri.
Tribunews.
Baru-baru ini terjadi perkelahian antara polisi dan TNI. Kejadian ini membuat banyak perbincangan banyak orang. Serda Wira Sinaga salah satu anggota TNI telah memukul anggota polisi yaitu Bripda Yoga Vernando hanya gara-gara dinasihati sama Bripda Yoga karena motor yang dikendarainya tidak lengkap dan tidak memakai helm.
Tapi anggota Polisi Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Bripda Yogi Vernando, memaafkan tindakan Serda Wira Sinaga, oknum TNI yang mengamuk dan memukulnya beberapa waktu lalu.
"Pada pukul 19.30 WIB Katim Intel Komando Resor Militer 031/Wirabima sudah minta maaf atas nama Komandan Korem. Saya berlapang dada memaafkan segalanya," kata Yogi Vernando di Pekanbaru, seperti dilansir Antara, Jumat (11/8/2017).
Baca Juga :Renungkan Ini Untuk Calon Pendamping Prajurit TNI "Jangan Dijadikan Alat Ketenaranmu Dengan Seragam Lorengku"
Serda Wira juga telah melaporkan sendiri tindakannya ke satuannya usai peristiwa tersebut. Kemudian perwakilan dari Korem 031/Wira Bima langsung menuju tempat dinas Bripda Vernando di Pos Gurindam Jalan Sudirman depan Plaza Ramayana.
Berdasarkan penjelasan Katim Intel Korem bahwa oknum tersebut mengalami penyakit depresi dan gangguan jiwa. "Mungkin saat itu sedang kambuh dan lewat saya jadi tumbal," ungkap Yogi. Karena mempunyai masalah yang tidak bisa ia selesaikan.
Tribunews.
Ditanyakan kenapa dirinya tidak melawan saat kejadian padahal dia mempelajari ilmu beladiri Tarung Drajat, Yoga mengaku memikirkan karir ke depannya. Menurut dia, memakai baju dinas tidak semudah yang dibayangkan, dan jika melawan, maka sama saja baginya melepas baju dinas kepolisian.
Yoga mengatakan, dirinya hanya melewati tentara itu lalu ditabrak dari belakang. Dia juga tidak menegur meskipun tak pakai spion dan helm. Yoga tidak menegur karena menghargai sesama anggota keamanan dan juga seniornya.
"Saya seharusnya menegur tapi saya juga saling menghargai karena sesama anggota. Apalagi TNI yang harus dihormati karena sudah bela negara dan juga senior saya. Lebih baik tidak daripada bermasalah, bukannya takut secara pribadi. Lebih baik saya menjauhi," ungkapnya.
Akan tetapi, oknum itu malah datang dan sempat juga mengancam dengan senjata tajam. Yoga mengatakan tentara itu akan mengambil sangkur di dalam jok motor, namun tidak jadi.
Selama ini menurut pengalamannya dalam menindak anggota pihaknya berbicara dengan baik. Polisi mengingatkan besok harus pakai helm dan spion dan biasanya anggota TNI mengerti. "Yang kayak ini baru sekali ini," pungkasnya.
Memang tidak semua orang itu memiliki sifat seperti Bribda Yoga ini. Kita ambil sisi positifnya saja dari kejadian ini. Jangan sampai dari kejadian ini membuat ke 2 belah pihak menjadi pecah dan saling bermusuhan.
Di sisi lain juga ada polisi yang ikut serta dalam keamanan. Anggota polisi dan TNI ini sama-sama keamanan negara, tapi polisi menjaga keamanan didalam negeri.
Tribunews.
Baru-baru ini terjadi perkelahian antara polisi dan TNI. Kejadian ini membuat banyak perbincangan banyak orang. Serda Wira Sinaga salah satu anggota TNI telah memukul anggota polisi yaitu Bripda Yoga Vernando hanya gara-gara dinasihati sama Bripda Yoga karena motor yang dikendarainya tidak lengkap dan tidak memakai helm.
Tapi anggota Polisi Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Bripda Yogi Vernando, memaafkan tindakan Serda Wira Sinaga, oknum TNI yang mengamuk dan memukulnya beberapa waktu lalu.
"Pada pukul 19.30 WIB Katim Intel Komando Resor Militer 031/Wirabima sudah minta maaf atas nama Komandan Korem. Saya berlapang dada memaafkan segalanya," kata Yogi Vernando di Pekanbaru, seperti dilansir Antara, Jumat (11/8/2017).
Baca Juga :Renungkan Ini Untuk Calon Pendamping Prajurit TNI "Jangan Dijadikan Alat Ketenaranmu Dengan Seragam Lorengku"
Berdasarkan penjelasan Katim Intel Korem bahwa oknum tersebut mengalami penyakit depresi dan gangguan jiwa. "Mungkin saat itu sedang kambuh dan lewat saya jadi tumbal," ungkap Yogi. Karena mempunyai masalah yang tidak bisa ia selesaikan.
Tribunews.
Ditanyakan kenapa dirinya tidak melawan saat kejadian padahal dia mempelajari ilmu beladiri Tarung Drajat, Yoga mengaku memikirkan karir ke depannya. Menurut dia, memakai baju dinas tidak semudah yang dibayangkan, dan jika melawan, maka sama saja baginya melepas baju dinas kepolisian.
Yoga mengatakan, dirinya hanya melewati tentara itu lalu ditabrak dari belakang. Dia juga tidak menegur meskipun tak pakai spion dan helm. Yoga tidak menegur karena menghargai sesama anggota keamanan dan juga seniornya.
"Saya seharusnya menegur tapi saya juga saling menghargai karena sesama anggota. Apalagi TNI yang harus dihormati karena sudah bela negara dan juga senior saya. Lebih baik tidak daripada bermasalah, bukannya takut secara pribadi. Lebih baik saya menjauhi," ungkapnya.
Akan tetapi, oknum itu malah datang dan sempat juga mengancam dengan senjata tajam. Yoga mengatakan tentara itu akan mengambil sangkur di dalam jok motor, namun tidak jadi.
Selama ini menurut pengalamannya dalam menindak anggota pihaknya berbicara dengan baik. Polisi mengingatkan besok harus pakai helm dan spion dan biasanya anggota TNI mengerti. "Yang kayak ini baru sekali ini," pungkasnya.
Memang tidak semua orang itu memiliki sifat seperti Bribda Yoga ini. Kita ambil sisi positifnya saja dari kejadian ini. Jangan sampai dari kejadian ini membuat ke 2 belah pihak menjadi pecah dan saling bermusuhan.