Lempeng Bumi Bergerak, Inilah 5 Fakta Gempa Donggala Hingga Mengakibatkan Tsunami

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 29 Sep 2018
Lempeng Bumi Bergerak, Inilah 5 Fakta Gempa Donggala Hingga Mengakibatkan Tsunami
Video yang beredar menunjukkan air bah Tsunami menerjang, merusak Masjid Baiturrahman, Palu. (bbc.com)

Duka kembali menyelimuti saudara-saudara kita...

Gempa sebesar 7,4 magnitudo yang disertai tsunami mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, hingga mengakibatkan banyak kerusakan dan korban jiwa.

Berikut adalah 6 fakta terjadinya gempa Donggala!

Dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu adanya tsunami.

Tsunami sempat terjadi pada pukul 17:32. Namun kemudian setelah beberapa lama, air kembali surut.

Meski dikabarkan ada korban jiwa, namun belum diketahui jumlah pasti korban akibat peristiwa pada Jumat (28/09) tersebut.

Berikut ini adalah sejumlah fakta bergeraknya lempeng bumi di Pulau Sulawesi hingga terjadi gempa dan tsunami:

1. Disebabkan Bergeraknya Sesar Palu-Koro

Sesar Palu-Koro adalah patahan kerak bumi yang terbentang dari Teluk Palu hingga ke Lembah Koro.

Ini adalah sesar aktif yang melewati Kota Palu, Toraja, Poso, dan Teluk Bone.

Gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala disebabkan oleh pergerakan Sesar Palu-Koro. Pergerakannya adalah sesar mendatar (slike-slip).

Artinya, antara lempeng bumi satu dan lempeng bumi lain bergerak sejajar.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Palu-Koro," demikian pernyataan Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya, Jumat (28/9/2018).

2. Terpicu Gempa Sebelumnya

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan gempa di Kabupaten Donggala yang bermagnitudo 7,4 pada pukul 17.02 WIB bukanlah gempa susulan dari gempa sebelumnya, yakni yang terjadi pukul 14.00 WIB dengan Magnitudo 6.

Keduanya punya pusat gempa yang berbeda. Namun, gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo itu bisa jadi dipicu oleh gempa 6 Magnitudo sebelumnya.

"Tapi gempa bermagnitudo 6 itu bisa memicu terjadinya gempa 7,4 Magnitudo karena pusat gempanya berdekatan, tapi masih perlu kami kaji lagi," kata Dwikorita dalam jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/9/2018).

3. Mengakibatkan Tsunami di Palu

Pascagempa bermagnitudo 7,4 di Donggala, tsunami terjadi dan menerjang Kota Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Ketinggian air sekitar 3 meter.

"Tinggi tsunami sekitar 3 meter," kata Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twiter-nya, Jumat (28/9/2018), seperti kikutip dari detik.com.

Tsunami diperkirakan terjadi mulai pukul 17.22 WIB dan berakhir pukul 17.36 WIB. Rumah-rumah di Palu hancur diterjang tsunami itu. Dampak tsunami belum bisa didata.

4. Mengakibatkan Tsunami di Donggala

Tsunami akibat gempa tak hanya terjadi di Palu. Tsunami juga menerjang Donggala, Sulawesi Tengah.

"Tsunami telah menerjang Pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala," masih kata Sutopo Purwo Nugroho.

Baca Juga: Perlu Diketahui! Inilah Tanda Alam yang Memberitahu Bahwa Akan Terjadi Gempa Bumi

5. Terasa sampai Pulau Kalimantan 

Berdasarkan penjelasan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di berbagai tempat berikut ini;

  • Palu dan Mapaga pada III SIG (Skala Intensitas Gempa) BMKG.
  • Donggala III SIG BMKG.
  • Gorontalo dan Poso II SIG BMKG.
  • Majene dan Soroako II SIG BMKG.
  • Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, dan Sengkang II SIG BMKG.
  • Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara II SIG BMKG.
  • Makassar, Gowa, dan Toraja I SIG BMKG. 

Skala Intensitas Gempa (SIG) BMKG merentang dari I sampai V. Skala I paling lemah dan V paling berat menimbulkan kerusakan.


Dibalik semua musibah pasti ada hikmah.

Perlu kita sadari, Allah swt. menciptakan peristiwa, atau kejadian sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi.

Kita doakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah selalu diberi perlindungan dan ketabahan. Dan bagi kita sendiri, jangan pernah lupa untuk introspeksi diri!
SHARE ARTIKEL