Bukan Puluhan, Sukabumi Sudah Kantongi Data Ribuan Gay, Mirisnya Mulai Usia 15an
Penulis Satya Aqila P. | Ditayangkan 14 Oct 2018Ilustrasi homoseksual via galleryhip.com
Ya Allah, apakah saat ini kiamat sudah tinggal hitungan tahun...
Kenapa pembahasan LGBT ini penting? Jelas sekali dalam Al Qur'an, hal ini tertera hingga 89 ayat karena sangat murkanya Allah terhadap umat yang mencintai sesama jenis ini.
Dalam al-Qur`an, kisah kaum sodom (lgbt) terkait Nabi Luth bersama kaumnya disebut di banyak surah, seperti: Al-A’raf, Hud, Al-Hijr, Al-Anbiya, Al-Haj, Syu’ara, An-Naml, Al-Ankabut, Ash-Shaffat, Shad, Qaf , Adz-Dzariyat, An-Najm, Al-Qamar, dan At-Tahrim. Bila ditotal secara keseluruhan, pembahasannya tidak kurang dari delapan puluh sembilan ayat. Mengingat banyaknya ayat yang mengupas persoalan ini, maka topik ini pun menjadi sangat penting.
Data yang kami perolah dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menurut Antara, ada ribuan gay atau lelaki seks lelaki (LSL) dari hasil pemetaan sekaligus pendataan yang dilakukan pihaknya sepanjang 2018.
"Gay pada 2015 sebanyak 1.320 orang, namun 2017 menurun menjadi 1.080 orang dan untuk 2018 ini jumlahnya masih di angka ribuan, namun masih dalam pendataan dan pemetaan," kata Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sabtu (13/10).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih banyaknya gay ini seperti pergaulan, kondisi keluarga yang tidak harmonis, kurangnya pemahaman agama dan lain-lain.
Keberadaan gay ini menjadi sorotan, namun jangan dijadikan stigma. Maka dari itu, KPA berupaya memberikan pemahaman kepada kaum gay yang ada di Kota Sukabumi agar kembali sehat. Sebab, gay merupakan salah satu penyakit kelainan seksual walaupun memang sulit untuk disembuhkan.
Namun demikian, kepada gay yang sudah dijangkau oleh pihaknya selalu diberikan penyuluhan pertama agar bisa lebih dekat dengan agama, pemberian pemahaman agar keluar dari kelompoknya serta ketahanan keluarga.
Menurut dia, menyembuhkan gay ini memang harus balik lagi kepada diri yang bersangkutan, karena mereka sakit itu bukan jiwanya, tetapi orientasi seksualnya yang menyimpang sehingga senang sesama jenis. Serta tidak kalah penting gay pun harus keluar dari kelompoknya jika ingin sembuh.
"Mayoritas gay yang ada di Kota Sukabumi berusia produktif yakni dari 15 hingga 40 tahun. Biasanya seseorang mengalami kelainan seksual karena faktor ketahanan keluarga sehingga tidak betah di rumah dan mencari pengakuan di luar rumah, akibatnya terjerumus," ujar Fahmi.
Dia mengatakan KPA sebagai lembaga kemanusiaan juga terus berupaya memberikan berbagai pemahaman kepada kelompok rawan penyebaran HIV/AIDS salah satunya kaum gay.
Baca Juga:
- LGBT Merambah Medsos Untuk Mencari Anggotanya, Gunakan Foto Artis Mancanegara
- Selain Kesehatan, ini 4 Dampak Mengerikan LGBT Bagi Lingkungan
- Kenali 10 Tanda ini, Bisa berarti Mereka Anggota LGBT (Gay)
Pihaknya juga sudah memberikan imbauan kepada gay agar tidak terbuka dan melakukan aktivitas yang bisa menularkan atau tertular HIV.
"Sudah ada beberapa gay yang menikah dengan lawan jenis, tetapi memang ada juga yang menikah dengan wanita tetapi masih suka berhubungan seksual dengan sesama jenis. Kami pun menyiapkan berbagai progam untuk penanggulangannya setelah hasil pendataan dan pemetaan selesai," katanya.
Ada tiga surah yang membahas penyimpangan seksual ini, yaitu: Al-A’raf [7]: 80; Asy-Syu’ara [26]: 165; dan An-Naml [27]: 54-55.
Berdasarkan ayat ini diketahui bahwa mereka adalah kaum yang mempraktikkan penyimpangan seksual yang belum pernah dilakukan oleh kaum-kaum sebelumnya. Dalam negeri yang dikenal dengan Sodom atau Gomora (masa Nabi Luth), mereka terbiasa melakukan hubungan seksual sesama jenis. Bahasa kita sekarang adalah homoseksual.
Perbuatan ini tentu menyalahi sunnah para nabi dan rasul yang memberi teladan nikah dengan lawan jenis (QS. Ar-Ra’du [13]: 38). Di sisi lain, yang mempertegas perbuatan mereka adalah sangat menyimpang, adalah beberapa karakter yang disematkan kepada mereka, yaitu: qaumun musrifûn (QS. Al-A’raf [7]: 81), qaumun ‘âdûn (QS. Asy-Syu’ara [26]: 166), qaumun tajhalûn (QS. An-Naml [27]: 55), qaum mujrimin (QS. Al-Hijr [15]: 58), qaum munkarûn (QS. Al-Hijr [15]: 62), qaum sau`in fâsiqîn (QS. Al-Anbiya [21]: 74), qaum mufsidin (QS. Al-Ankabut [29]: 30), zâlimin (QS. Al-Ankabut [29]: 31).
Di sini mereka disebut: melampaui batas, bodoh, berdosa, munkar, jahat, fasik, perusak dan zalim.
Perbuatan mereka pun dikategorikan sebagai ‘fâhisyah’ (QS. Al-A’raf [7]: 80) dan ‘al-khabâ`its’ (QS. Al-Anbiya [21]: 74) yang berarti perbuatan keji dan buruk. Maka sangat aneh jika ada orang muslim –walau setingkat profesor- seperti Musdah Mulia misalnya, yang menghalalkan homoseksual dan homoseksualitas (Suara Hidayatullah, 2008: 294)
Sangat lucu jika memisahkan antara tindakan homoseksual dengan orientasi seksual. Sebab, jika tidak memiliki orientasi menyimpang, bagaimana bisa terjadi tindakan penyimpangan.
Di Barat sendiri, sebelum LGBT menyebar luas dan diakui, dulunya perbuatan ini secara psikologis dianggap menyimpang. Dalam buku berjudul “Gay Histories and Cultures” (2000) karya George E. Haggerty, ada catatan menarik.
Awalnya, pada DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) I dan II Homoseksualitas dianggap sebagai gangguan kepribadian dan penyimpangan seksual. Kemudian dihapus oleh APA (American Psychiatric Association) pada tahun 1973.
Ya Allah, jangan sampai negeri ini menjadi sarang pertumbuhan subur para kaum seperti kaum Nabi Luth dulu. Karena kenapa? Kalau Allah sudah melakhnat mereka, lihat hukumannya bagi seluruh umat manusia.
Ini azab bagi mereka pelaku homo seksual.