Filosofi yang Dalam di Balik Tembang Sederhana Gundul-gundul Pacul 

Penulis Unknown | Ditayangkan 14 Dec 2015

Filosofi yang Dalam di Balik Tembang Sederhana Gundul-gundul Pacul 

Gundul-gundul pacul - Image from windowssearch-exp.com

Pernah mendengar tembang atau lagu ‘Gundul-Gundul Pacul’? Tentu hampir seluruh orang Indonesia pernah mendengar atau bahkan mungkin menyanyikannya. Namun, tahukah kamu arti dari lagu ini?

Filosofi yang Dalam di Balik Tembang Sederhana Gundul-gundul Pacul 

Tembang Jawa ini konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga, ternyata mempunyai arti filosofis yang dalam..

Filosofi yang Dalam di Balik Tembang Sederhana Gundul-gundul Pacul 

GUNDUL= kehormatan tanpa mahkota.

PACUL= cangkul, yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.

Jadi pacul adalah lambang dari kawula rendah, kebanyakan petani.

Gundul Pacul, artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota, tetapi dia adalah pemimpin yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya..

Orang Jawa mengatakan pacul adalah "papat kang ucul."

Kemuliaan seseorang tergantung dari 4 (empat) hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya :

1. Mata untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/orang banyak.

2. Telinga untuk mendengar nasehat.

3. Hidung untuk mencium aroma kebaikan.

4. Mulut untuk berkata adil.

Jika 4 (empat) hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya..

Gembelengan artinya : besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

GUNDUL GUNDUL PACUL-CUL

Jika orang yang kepalanya sudah kehilangan 4 (empat) indera itu, mengakibatkan :

a. GEMBELENGAN(Congkak/sombong).

b. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL KUL.(Menjunjung amanah rakyat/orang banyak) dengan.. GEMBELENGAN (sombong hati).

c. WAKUL NGGLIMPANG. (Amanah/kekuasaan jatuh tak bisa dipertahankan).

d. SEGANE DADI SAK LATAR. (Berantakan sia-sia, tak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat).

Nah, sekarang kita sudah mengetahui arti filosofi dari lagu atau tembang Gundul-gundul Pacul. Ternyata lagu yang bernada lucu dan gembira ini bermakna dalam dan mulia. 

Memang pencipta lagu jaman dahulu tidak pernah main-main dalam membuat lirik lagunya. Harus memiliki makna dan berisi ajakan tentang berbuat baik. 

Karena pada jaman dahulu, lagu merupakan salah satu media yang digunakan untuk berdakwah, tidak sekedar untuk hiburan seperti kebanyakan lagu yang ada saat ini.

SHARE ARTIKEL