Benarkah Candi Borobudur Merupakan Peninggalan Nabi Sulaiman? Berikut Penjelasannya

Penulis Vikky | Ditayangkan 16 Feb 2016

Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah. 

Termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. 

Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman. 

Pernyataan ini di teliti oleh KH Fahmi Basya selama 33 tahun.

Benarkah Candi Borobudur Merupakan Peninggalan Nabi Sulaiman? Berikut Penjelasannya

Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. 

Sementara itu, Candi Borobudur sebagaimana tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional. 

Didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu.

Benarkah Candi Borobudur Merupakan Peninggalan Nabi Sulaiman? Berikut Penjelasannya

Candi Borobudur merupakan candi Budha. Berdekatan dengan Candi Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut.

Beberapa kilometer dari Candi Borobudur, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, dan lainnya. 

Candi-candi di dekat Prambanan ini merupakan candi Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi. 

Beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan Nabi Sulaiman. 

Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit. 

Dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin. 

Tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.

Berikut bukti peninggalan Candi Borobudur sebagai peninggalan Nabi Sulaiman.

1. Relief-relief yang ada, terdapat beberapa simbol, yang mirip dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba. 

Sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. 

Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. 

Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang. 

“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]: 248).

2. Pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Nabi Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). 

Saat mengetahui Nabi Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan.

3. Jin-jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). 

Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.

4. Nabi Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). 

Relief di candi borobudur juga ada, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. 

Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.

5. Kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). 

Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. 

“Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri,”  

Tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. 

Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.

6. Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). 

Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan. Wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.

7. Buah ‘maja’ yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. 

 “Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).

8. Ibu Nabi Sulaiman, Batsyeba binti Eliam (janda Uria orang Het yang dinikahi Raja Daud ayah Sulaiman) merupakan orang Jawa. 

Makanya Batsyeba memberi nama anaknya Sulaiman yang artinya hamba yang baik. 

Dalam bahasa Jawa, nama Sulaiman diambil dari kata Su dan Man yang berarti hamba yang baik. 

Tentang arti nama itu, Basya kembali menggunakan ayat Alquran yang menyebutkan, "Dan Kami karuniakan kepada Daud, (keturunan bernama) Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Rabb-nya)."(QS Shaad [38]:30)

9. Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. “Pergilah kamu dengan membawa suratku ini.” (QS An-Naml [27]: 28). 

Surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.

10. Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. 

Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,”

Itulah ciri-ciri Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman. 

Tapi kita tak bisa percaya secara sepenuhnya karena di saat itu tidak ada seorang pun yang tau tentang Candi Borobudur ini. 

Tapi jika itu benar maka kita harus senang karena mendapat peninggalan dari Nabi Sulaiman.

SHARE ARTIKEL