Bangga Pamer Hasil Berburu Hewan Langka 6 Pemuda Kini Jadi Buronan Polisi
Penulis Penulis | Ditayangkan 11 Jun 2016Satwa liar yang dilindungi, Bekantan terlihat terkulai tak berdaya dalam sebuah foto akun Facebook Uchu’ adam Dhoang. Dalam album foto tersebut, enam pria yang diketahui berasal dari Kabupaten Sambas ini sedang dalam kejaran Kepolisian Sektor Teluk Keramat. Selain dari petugas kepolisian, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar Sustyo Iriono juga telah memerintahkan petugas dari Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Singkawang ikut menindak keenam pemuda tersebut.
Hewan dengan nama latin Nasalis Larvatus ini sedang diangkat oleh enam pemuda yang 'bangga' dengan hasil mereka. Foto tersebut diungkap pada Senin (6/6). Akibatnya cercaan dari netizen pun tak terhindarkan. Namun, saat ini akun Facebook dan foto tersebut telah dihapus.
Seperti dilansir Kompas.com, keenam orang itu masing-masing bernama Adm (pemilik akun), Apr, Ato, Inal, Intat dan Bayong. Keenamnya tinggal di Dusun Semantir, Desa Mekar Sekuntum, Kecamatan Galing. Akan tetapi, saat petugas menemui keluarga pelaku, keenamnya sedang bekerja di perusahaan kayu di Kalimantan Timur. Keluarga sendiri mengaku akan berkoordinasi dengan BKSDA agar menemukan keenam pemuda tersebut.
Selain kepolisian BKSDA Kalbar akan melibatkan mitra jaringan dari lembaga swadaya masyarakat dan Aliansi Jurnalis Konservasi dalam mengawal kasus ini. Kemudian, setelah diketahui lokasi asli pelaku ada di Kalimantan Timur, BKSDA pun akan menghubungi Balai Penegakan Hukum di wilayah Kaltim.
Baca Juga: Pernikahan Bocah di Bawah Umur, Hebohkan Masyarakat Sulawesi
Para pelaku sempat 'tidak peduli' dengan cibiran dan membocorkan sendiri lokasi mereka.
Foto ini menjadi viral di Facebook, terutama di kalangan pengguna asal Kalimantan Barat. Sebanyak 466 shares dan komentar-komentar mengecam pun disampaikan. Akun Tompe Saputra berkomentar "Ngape kitak liat kan foto gaye binatang kanak lindongek ye bahaye hapus ye kanak kalak kitak (Mengapa kalian unggah foto hewan lindung itu, bahaya, hapus ya, nanti dilacak baru tahu rasa kalian)."