Paham Isi Al-Qur’an Lebih Utama Ketimbang Hafal tanpa Memahami
Penulis Penulis | Ditayangkan 13 Jul 2016Kini menghafal Al-Qur'an sudah menjadi "tren". Di mana-mana ada tendensi kuat agar umat Islam menghafal Qur'an. Demikian kutipan dari nu.or.id, Rabu, 13/7. Bahkan, pesantren yang dulu tak dikenal sebagai pesantren tahfidh, sekarang tak mau ketinggalan; membuka lembaga tahfidh.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali, Rabu (13/7) melalui akun media sosial miliknya.
Kiai Moqsith tidak memungkiri bahwa hafal Qur’an merupakan sebuah kebaikan. Namun, dia memberikan catatan, jika hal demikian harus diikuti dengan pemahaman terhadap Al-Qur’an itu sendiri. Karena menurutnya, memahami Al-Qur’an lebih sulit ketimbang menghafalnya.
“Hafal Qur'an itu bagus. Apalagi jika bisa tembus sampai 30 juz. Namun, hafal saja tentu kurang sempurna. Hafalan tetap harus ditunjang dengan pemahaman. Untuk memahami Qur'an memang lebih sulit daripada menghafal Qur'an,” ujarnya.
Sebelum di lanjut boleh disimak juga yang satu ini :
1. 13 Bukti Heroik Ini Memang Tidak Berlebihan Jika Kita Sebut Ayah Adalah Pahlawan
2. Cuma Demi Alasan yang Sama Sekali Nggak Gentle Cewek ini Rela Menggendong Pacarnya Menerjang Banjir
Dia menjelaskan bahwa memahami Al-Qur’an membutuhkan alat atau seperangkat ilmu sehingga proses tersebut tidak memerlukan waktu yang singkat dalam mempelajarinya.
“Memahami Qur'an membutuhkan perangkat ilmu lebih banyak daripada menghafal Qur'an. Ada orang yang bisa hafal Qur'an dalam waktu 6 bulan. Tapi, tak ada orang yang bisa memahami Qur'an dalam waktu singkat,” terang Dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini.
Sebab itu, imbuhnya, memahami Al-Qur'an tentu lebih utama daripada hafal tanpa memahami. “Yang lebih utama lagi, jelas hafal dan memahami Al-Qur'an,” tegasnya.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali, Rabu (13/7) melalui akun media sosial miliknya.
Kiai Moqsith tidak memungkiri bahwa hafal Qur’an merupakan sebuah kebaikan. Namun, dia memberikan catatan, jika hal demikian harus diikuti dengan pemahaman terhadap Al-Qur’an itu sendiri. Karena menurutnya, memahami Al-Qur’an lebih sulit ketimbang menghafalnya.
“Hafal Qur'an itu bagus. Apalagi jika bisa tembus sampai 30 juz. Namun, hafal saja tentu kurang sempurna. Hafalan tetap harus ditunjang dengan pemahaman. Untuk memahami Qur'an memang lebih sulit daripada menghafal Qur'an,” ujarnya.
Sebelum di lanjut boleh disimak juga yang satu ini :
1. 13 Bukti Heroik Ini Memang Tidak Berlebihan Jika Kita Sebut Ayah Adalah Pahlawan
2. Cuma Demi Alasan yang Sama Sekali Nggak Gentle Cewek ini Rela Menggendong Pacarnya Menerjang Banjir
Dia menjelaskan bahwa memahami Al-Qur’an membutuhkan alat atau seperangkat ilmu sehingga proses tersebut tidak memerlukan waktu yang singkat dalam mempelajarinya.
“Memahami Qur'an membutuhkan perangkat ilmu lebih banyak daripada menghafal Qur'an. Ada orang yang bisa hafal Qur'an dalam waktu 6 bulan. Tapi, tak ada orang yang bisa memahami Qur'an dalam waktu singkat,” terang Dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini.
Sebab itu, imbuhnya, memahami Al-Qur'an tentu lebih utama daripada hafal tanpa memahami. “Yang lebih utama lagi, jelas hafal dan memahami Al-Qur'an,” tegasnya.