Anda Perlu Refresing Jika Sudah Begini, Karena ini Pertanda Anda Stres Melebihi Batas
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 30 Sep 2016 Semua orang pernah mengalami titik dimana dia sudah sangat jenuh atau merasa puncak kelelahan dirinya. Banyak yang menyadari namun tak banyak yang care pada dirinya sendiri. Suatu kisah.
Ketika Tess Kearns dan suaminya memulai usaha katering tahun lalu, tanggung jawab menjalankan bisnis baru dan membesarkan dua anak, sangat memakan waktu dan energi.
"Pembayaran hipotek terlambat dan tidak cukup waktu untuk belajar keterampilan baru yang diperlukan untuk menjaga bisnis kami," kata Tess. "Saya tidak merasa sudah melewati batas, hanya merasa seperti menanggung beban berat."
Lalu ingatan Tess mulai bermasalah. "Saya bertemu dengan seseorang dua-tiga kali dan tidak bisa mengenali mereka," katanya.
"Saya harus menulis daftar tugas supaya saya tidak lupa, tapi kemudian saya kehilangan daftar itu. Usia saya 40-an dan khawatir sedang berada di tahap awal Alzheimer."
Baca Juga : Temuan Baru, Cek Kesehatan Jantung Bisa Lewat Warna Bibir
Tess tidak menderita demensia, tetapi dia overload alias burnout. Gangguan memori hanya salah satu petunjuk tubuh, bahwa kita sudah meleawati batas kemampuan maksimal tubuh kita. Tapi, kesibukan, membuat kita bahkan tidak melihat tanda-tanda itu.
"Tubuh memberi sinyal agar kita bergerak dengan lebih lambat, tapi kita tidak mendengarkan," kata Alice Domar, PhD, pendiri Domar Center for Mind/Body Health.
"Jika Anda mengabaikan sinyal marabahaya terlalu lama, hal ini bisa berubah menjadi masalah kesehatan." imbuhnya.
Waspadai gejala-gejala ini dan jika Anda menemukan diri Anda mengalami salah satunya atau lebih, segeralah beristirahat.
Ketika Anda sedang stres, kelenjar adrenal akan mengeluarkan kortisol, dan penelitian telah menunjukkan, bahwa hormon ini bisa menghambat kemampuan mengingat Anda.
"Selama tidur, Anda otak Anda memutar ulang apapun yang Anda pelajari, mengatur dan menyimpannya ke bagian memori penyimpanan jangka panjang," jelas Sandra Ackermann, PhD, seorang peneliti postdoctoral biopsikologi di University of Zurich. Jika Anda tidak cukup tidur, kadar kortisol Anda akan meningkat dan proses pengaturan dan penyimpanan memori jadi terganggu.
"Ketika cedera, sistem kekebalan tubuh Anda bergerak segera, mengirimkan sinyal untuk memproduksi kolagen, membentuk bekuan darah dan merekrut sel untuk melindungi tubuh terhadap kuman," jelas William Huang, MD, asisten profesor dermatologi di Wake Forest University School of Medicine di Winston-Salem, NC
"Tapi ketika Anda sedang stres, kadar bahan kimia yang disebut glukokortikoid akan meningkat. Glukokortikoid menekan sistem kekebalan tubuh Anda dan membuat penyembuhan lebih lambat."
Peneliti National Institutes of Health studi, mengamati 259 wanita selama lebih dari sebulan dan menanyai mereka tentang seberapa sering mereka merasa stres.
Wanita yang lebih banyak mengalami stres di awal siklus haid, lebih mungkin mengalami gejala PMS tingkat sedang hingga parah dibanding wanita yang tidak stres.
Christa Reed, dari Park Ridge, Illinois, selama ini memiliki pencernaan yang sehat. Tetapi kemudian, dia didiagnosis dengan penyakit gastroesophageal reflux. Dokter menyarankan perubahan pola makan dan lebih banyak tidur.
Enam bulan kemudian, karena tidak mematuhi nasehat dokter untuk cukup istirahat, rasa sakit itu malah menjadi lebih buruk. "Dokter mengatakan kepada saya bahwa jika saya tidak kunjung cukup istirahat, saya akan menderita kanker esofagus."
Jadi,ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang membuatnya stres dan dalam waktu dua minggu, penyakitnya pergi.
"Kulit adalah organ yang dinamis. Ada hubungan yang rumit antara kulit dengan stres," kata Dr Huang.
Satu penjelasan yang mungkin: Bila Anda tidak cukup istirahat, otak Anda memprioritaskan tahap tidur REM. Tahap ini adalah tahap paling restoratif, yang juga menjadi saat mimpi terjadi.
Baca Juga : Hati-Hati, 6 Tanda Ginjal Rusak ini Sering Tak Disadari dan Diremehkan
"Biasanya, fase REM tidak dimulai sampai sekitar 90 menit setelah Anda tertidur," kata Joyce Walsleben, PhD, profesor di Sleep Disorders Center di NYU School of Medicine.
"Tapi jika Anda lelah, otak bisa sampai ke fase itu dalam waktu sedikitnya 10 menit." Sepanjang malam, Anda juga akan masuk ke dalam dua fase tidur lainnya untuk menebus defisit REM. Ini berarti akan lebih banyak waktu untuk imajinasi nokturnal terungkap.
Setelah seminggu yang sangat sibuk yang di kantor, akhir pekan terasa seperti hadiah dari para dewa. Anda tidur dan menikmati makan siang santai sepuasnya. Tapi mengapa kepala Anda berdenyut-denyut?
"Kami tidak tahu pasti mengapa, tetapi migrain kadang-kadang dipicu oleh kekecewaan setelah periode stres daripada stres itu sendiri," jelas Peter Goadsby, PhD, seorang ahli saraf yang mengkhususkan diri dalam gangguan sakit kepala di Kings College London. Efek ini mungkin terjadi karena kadar kortisol turun dengan tajam.
Nah, adakah dari anda yang mengalami hal-hal seperti diatas. Tapi tetap saja dengan keseharian yang menyita waktu dan kesehatan. Karena bisa dibilang sangat banyak orang yang berjuang dengan keras tanpa memperhatikan waktu makan bahkan istirahatnya.
Ketika Tess Kearns dan suaminya memulai usaha katering tahun lalu, tanggung jawab menjalankan bisnis baru dan membesarkan dua anak, sangat memakan waktu dan energi.
"Pembayaran hipotek terlambat dan tidak cukup waktu untuk belajar keterampilan baru yang diperlukan untuk menjaga bisnis kami," kata Tess. "Saya tidak merasa sudah melewati batas, hanya merasa seperti menanggung beban berat."
Lalu ingatan Tess mulai bermasalah. "Saya bertemu dengan seseorang dua-tiga kali dan tidak bisa mengenali mereka," katanya.
"Saya harus menulis daftar tugas supaya saya tidak lupa, tapi kemudian saya kehilangan daftar itu. Usia saya 40-an dan khawatir sedang berada di tahap awal Alzheimer."
Baca Juga : Temuan Baru, Cek Kesehatan Jantung Bisa Lewat Warna Bibir
Tess tidak menderita demensia, tetapi dia overload alias burnout. Gangguan memori hanya salah satu petunjuk tubuh, bahwa kita sudah meleawati batas kemampuan maksimal tubuh kita. Tapi, kesibukan, membuat kita bahkan tidak melihat tanda-tanda itu.
"Tubuh memberi sinyal agar kita bergerak dengan lebih lambat, tapi kita tidak mendengarkan," kata Alice Domar, PhD, pendiri Domar Center for Mind/Body Health.
"Jika Anda mengabaikan sinyal marabahaya terlalu lama, hal ini bisa berubah menjadi masalah kesehatan." imbuhnya.
Waspadai gejala-gejala ini dan jika Anda menemukan diri Anda mengalami salah satunya atau lebih, segeralah beristirahat.
1. Pikiran Anda kosong
Ketika Anda sedang stres, kelenjar adrenal akan mengeluarkan kortisol, dan penelitian telah menunjukkan, bahwa hormon ini bisa menghambat kemampuan mengingat Anda.
"Selama tidur, Anda otak Anda memutar ulang apapun yang Anda pelajari, mengatur dan menyimpannya ke bagian memori penyimpanan jangka panjang," jelas Sandra Ackermann, PhD, seorang peneliti postdoctoral biopsikologi di University of Zurich. Jika Anda tidak cukup tidur, kadar kortisol Anda akan meningkat dan proses pengaturan dan penyimpanan memori jadi terganggu.
2. Luka lebih lama sembuh
"Ketika cedera, sistem kekebalan tubuh Anda bergerak segera, mengirimkan sinyal untuk memproduksi kolagen, membentuk bekuan darah dan merekrut sel untuk melindungi tubuh terhadap kuman," jelas William Huang, MD, asisten profesor dermatologi di Wake Forest University School of Medicine di Winston-Salem, NC
"Tapi ketika Anda sedang stres, kadar bahan kimia yang disebut glukokortikoid akan meningkat. Glukokortikoid menekan sistem kekebalan tubuh Anda dan membuat penyembuhan lebih lambat."
3. PMS bertambah buruk
Anda sudah tahu bahwa stres bisa membuat haid terlambat. Ketika stres, hipotalamus atau pusat regulasi otak, akan menunda pelepasan telur, menggeser siklus haid dan memerburuk PMS Anda.Peneliti National Institutes of Health studi, mengamati 259 wanita selama lebih dari sebulan dan menanyai mereka tentang seberapa sering mereka merasa stres.
Wanita yang lebih banyak mengalami stres di awal siklus haid, lebih mungkin mengalami gejala PMS tingkat sedang hingga parah dibanding wanita yang tidak stres.
4. Pencernaan memburuk
Christa Reed, dari Park Ridge, Illinois, selama ini memiliki pencernaan yang sehat. Tetapi kemudian, dia didiagnosis dengan penyakit gastroesophageal reflux. Dokter menyarankan perubahan pola makan dan lebih banyak tidur.
Enam bulan kemudian, karena tidak mematuhi nasehat dokter untuk cukup istirahat, rasa sakit itu malah menjadi lebih buruk. "Dokter mengatakan kepada saya bahwa jika saya tidak kunjung cukup istirahat, saya akan menderita kanker esofagus."
Jadi,ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang membuatnya stres dan dalam waktu dua minggu, penyakitnya pergi.
5. Anda tidak bisa berhenti menggaruk
Dalam menanggapi stres, trauma atau patogen, ujung saraf kulit akan mengeluarkan sinyal kimia yang disebut neuropeptida. Ketika zat ini terangsang oleh tiga hal itu, akan timbul peradangan dan gatal pada kulit."Kulit adalah organ yang dinamis. Ada hubungan yang rumit antara kulit dengan stres," kata Dr Huang.
6. Bermimpi aneh
Orang yang kurang tidur cenderung memiliki mimpi yang aneh dan lebih intens, meskipun para ahli tidak sepenuhnya yakin mengapa.Satu penjelasan yang mungkin: Bila Anda tidak cukup istirahat, otak Anda memprioritaskan tahap tidur REM. Tahap ini adalah tahap paling restoratif, yang juga menjadi saat mimpi terjadi.
Baca Juga : Hati-Hati, 6 Tanda Ginjal Rusak ini Sering Tak Disadari dan Diremehkan
"Biasanya, fase REM tidak dimulai sampai sekitar 90 menit setelah Anda tertidur," kata Joyce Walsleben, PhD, profesor di Sleep Disorders Center di NYU School of Medicine.
"Tapi jika Anda lelah, otak bisa sampai ke fase itu dalam waktu sedikitnya 10 menit." Sepanjang malam, Anda juga akan masuk ke dalam dua fase tidur lainnya untuk menebus defisit REM. Ini berarti akan lebih banyak waktu untuk imajinasi nokturnal terungkap.
7. Sakit kepala di akhir minggu
Setelah seminggu yang sangat sibuk yang di kantor, akhir pekan terasa seperti hadiah dari para dewa. Anda tidur dan menikmati makan siang santai sepuasnya. Tapi mengapa kepala Anda berdenyut-denyut?
"Kami tidak tahu pasti mengapa, tetapi migrain kadang-kadang dipicu oleh kekecewaan setelah periode stres daripada stres itu sendiri," jelas Peter Goadsby, PhD, seorang ahli saraf yang mengkhususkan diri dalam gangguan sakit kepala di Kings College London. Efek ini mungkin terjadi karena kadar kortisol turun dengan tajam.
Nah, adakah dari anda yang mengalami hal-hal seperti diatas. Tapi tetap saja dengan keseharian yang menyita waktu dan kesehatan. Karena bisa dibilang sangat banyak orang yang berjuang dengan keras tanpa memperhatikan waktu makan bahkan istirahatnya.