Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu pertama di Indonesia dan menjadi kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia, Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4 Masehi dan tentunya kita pernah mendengarkan kerajaan ini ketika kita duduk di bangku SMP dalam mata pelajaran sejarah.
Bagi sebagaian orang mungkin ada yang mempertanyakan keberadaan Kerajaan Kutai pada masa lampau, apakah benar kerajaan tersebut pernah ada di Indoneisa? atas hal itulah beberapa peninggalan kerajaan kutai yang masih misterius di bawah ini mungkin dapat menambah yakin jika kerajaan tersebut pernah ada di Indonesia.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang kebanyakan menganut agama Hindu yang berada di Muara Kaman, Kalimantan Timur, nama kutai diambil ketika penemuan sebuah prasasti yang menyebutkan tetang nama kerajaan tersebut. Namun tahukah anda ada beberapa peninggalan Kerajaan Kutai yang hingga saat ini masih menjadi misteri banyak orang.
JANGAN LEWATKAN : Bawang Hitam, Bawang Untuk Pengobatan Yang Tergolong LangkaAkhir tahun abad ke-20 mulai banyak ditemukan beberapa peninggalan Kerajaan masa lampau yang menambah sejarah bagi pendidikan di Indonesia, hal ini didukung dengan penelitian dan kajian lebih lanjut tentang pencarian sejarah sebenarnya Indonesia. Beberapa peninggalan Kerajaan Kutai dapat kita temukan di Museum Mulawarman di Kota Tenggarong, di dalam museum tersebut terdapat sejarah berdirinya kerajaan Kutai dari bukti bukti peninggalan yang ada. Berikut beberapa peninggalan kerajaan Kutai yang masih menjadi misteri tersebut.
Prasasti Yupa
Prasasti Yupa merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang paling terkenal, peninggalan ini merupakan salah satu bukti yang paling tua dan terkuat yang menjelaskan keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia khususnya di Kalimantan.
Ketopong Sultan
Ketopong sultan merupakan mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang dijaga ketat dan disimpan di Moseum Nasional di Jakarta, mahkota ini dulu sempat menjadi incaran para penjarah karena benda ini terbuat dari emas murni dengan berat mencapai 1.89 KG, mahkota ini ditemukan pertama kali pada tahun 1890 saat penggalian oleh tim peneliti, di Museum Mulawarman terdapat juga Ketopong Sultan namun hanya sebatas replika tidak seperti aslinya yang terbuat dari emas.
Kalung Ciwa
Peninggalan Kerajaan Kutai berikutnya adalah kalung ciwa, kalung ciwa ini ditemukan pada tahun 1890 oleh masyarakat di Danau Lipan, Muara Kaman. Hingga saat ini kalung ciwa masih digunakan oleh sultan saat upacara adat penobatan sultan baru.
Kalung Uncal
Kalung Uncal juga menjadi bukti peninggalan Kerajaan Kutai, kalung uncal ini memiliki berat sekitar 170 gram dengan liontin berelief ramayana, kalung ini pernah menjadi incaran para penjarah pada saat penggalian pertama kali, menurut penelitian karung ini berasal dari India karena hanya ada 2 kalung uncal di dunia ini, yang satu di Indonesia dan ditemukan pula di India.
Kura Kura Emas
Peninggalan Kerajaan Kutai berikutnya adalah kura-kura emas, benda yang disimpan dan dijaga dengan ketat di museum Mulawarman ini merupakan salah satu benda unik yang terbuat dari emas dengan ukuran setengah kepalan tangan, benda ini merupakan persembahan dari Kerajaan China untuk putri Raja Kutai yang bernama Aji Bidara Putih. Pemberian ini sebagai simbol saat mempersunting sang putri.
Pedang Sultan Kutai
Salah satu peninggalan kerajaan Kutai yang berharga berikutnya adalah sebuah pedang yang terbuat dari emas padat dan merupakan pedang Sultan Kutai, pedang ini tergolong benda mistis dengan ukiran seekor harimau yang siap menerkam, ujung dari pedang ini dihiasi dengan gambar seekor buaya, benda ini juga di simpan di Monas.
Tali Juwita
Tali Juwita merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai sebagai simbol 7 muara dan 3 anak sungai, 3 sungai ini adalah sungai kelinjau, belayan dan kedang pahu, tali juwita ini terdiri dari 21 helai yang digunakan untuk upacara adat bepelas.
Keris Bukit Kang
Peninggalan kerajaan Kutai berikutnya adalah Keris Bukit kang yang merupakan keris sakti yang digunakan oleh Permaisuri Aji putri Karang Melenu, konon katanya keris ini ditemukan bersama dengan bayi permaisuri yang dulunya ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut bersama bayi.