Saling Beragumen Tanda Cinta? Benarkah Begitu?
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 19 Sep 2016Dalam suatu hubungan memang diperlukan keterbukaan antara satu dengan yang lain. Karena ini memang dimungkinkan untuk membangun rumah tangga lebih baik. Namun keterbukaan atau pendapat argumen seperti apa yang mengindikasikan suatu hubungan "sehat".
Menurut seorang psikiater dan penulis buku bernama Gail Saltz, argumen adalah pengalaman yang sangat bermanfaat antara 2 orang yang sedang menjalin hubungan. Dengan cara inilah mereka mengekspresikan pandangan, perasaan, dan sifat-sifat individu mereka masing-masing, seperti dikutip dari Higherperspective.
Baca Juga : Biadab, Suami ini Hajar Istrinya. Sebarkan Biar Segera Ditangkap!!!
Tentu, setiap pasangan pernah melalui fase bulan madu dan saat masa-masa indah mulai memudar, mereka mulai memahami dan mencoba untuk berkompromi, melakukan hal-hal baru untuk membuat hubungan lebih baik, dan belajar lebih mengenal pasangan dengan lebih baik. Dr Saltz juga menyebutkan bahwa untuk memiliki argumen yang konstruktif dalam hubungan Anda, Anda harus terlebih dahulu menguasai beberapa aspek sebelum memulai pertengkaran apa pun dengan pasangan.
Jangan mengatakan hal-hal yang akan Anda sesali dan pastikan bahwa Anda tetap berada pada topik yang sedang dibahas.
Anda juga harus mendengarkan kata-kata pasangan dengan hati-hati dan tetap berkata jujur meskipun Anda merasa amarah mendidih di dalam diri Anda. Yang perlu diingat, Anda tidak harus selalu menjadi pihak yang benar karena mengakui kesalahan adalah hal yang juga penting untuk dilakukan.
Penting bagi Anda dan pasangan untuk menyadari jika argumen Anda tak lagi bersifat membangun.
Jika pada akhirnya Anda atau pasangan merasa lebih marah dan meninggalkan percakapan, hal ini berarti bahwa Anda berdua harus berusaha lebih keras untuk mengendalikan emosi. Anda juga harus bersedia melihat dan mencoba memahami sudut pandang pasangan, bagaimana perasaan mereka, apa yang mereka harapkan dan apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai kebahagiaan. Anda dan pasangan harus sama-sama peka dan menyadari jika salah satu dari Anda sedang terlalu emosi untuk melakukan komunikasi apa pun.
Anda dan pasangan harus dalam keadaan berpikir jernih sebelum memulai argumen, atau Anda berdua hanya akan melemparkan kalimat-kalimat yang justru dapat merusak hubungan.
Normal saja bagi pasangan untuk merasa sedih atau kecewa, namun berteriak, mengatakan kata-kata kasar atau melakukan hal-hal yang dapat menyakiti perasaan atau fisik pasangan akan memiliki konsekuensi tersendiri bagi hubungan Anda berdua.
Cobalah ingat mengapa Anda dan pasangan berargumen dan coba untuk memahami bahwa masalah tersebut harus dihadapi lebih cepat daripada terlambat, dan berusahalah untuk melihat sisi lain yang disampaikan oleh pasangan Anda. Yang paling penting adalah bagi Anda dan pasangan untuk dapat berkomunikasi, berkompromi dan tetap saling mencintai, serta bersikap jujur satu sama lain.
Argumen tidak akan bermanfaat jika tak ada dari Anda yang bersedia untuk belajar.
Dr. Pam Spurr, seorang ahli hubungan antar manusia, menjelaskan bahwa pasangan yang berargumen justru memiliki perasaan yang sangat kuat. Mengapa? Sebab cara pasangan berargumen memberikan petunjuk tentang hubungan itu sendiri. Pasangan yang bijaksana menyadari hal ini dan menjaga perasaan masing-masing saat menemukan perbedaan pendapat.
Mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita tentang bagaimana menjalani argumen yang konstruktif dengan pasangan Anda. Ingat untuk selalu bersikap terbuka sebisa mungkin, mendengarkan dengan seksama, dan bersedia untuk berkompromi. Cinta tidak sempurna tapi Anda berdua bisa mencoba untuk memahami satu sama lain tentang bagaimana cara terus mempertahankan hubungan.