Stop Jadi Pengemis, Kini Nawir Kerja Jadi Sopir. "Malu Sama Anak" Katanya
Penulis Unknown | Ditayangkan 29 Sep 2016 Pengemis adalah pekerjaan meminta-minta kepada orang lain. Pengemis memang dianggap pekerjaan paling rendah dimata orang, oleh karena itu banyak yang malu karenanya, termasuk juga Nawir.
BACA JUGA: Hadirkan Lawan Baru Honda CBR150R & Yamaha R15, Suzuki Menyodorkan Motor Sport Cuma 27 Juta
DIkutip Wajibbaca dari Indozone, Seorang Tunadaksa yang hanya memiliki kaki, Nawir (29) warga Jl Tanjung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terlihat lihai dan tak mengalami kesulitan ketika mengemudikan mobil untuk mencari nafkah dengan melayani panggilan untuk mengangkut barang.
Sebelumnya, Nawir mengaku hidup dari belas kasihan warga dengan duduk di tengah pasar. Dengan kekurangan tubuhnya, dia berharap sedekah dari warga yang berbelanja.
Namun sejak anaknya lahir 4 tahun lalu, dia mengaku gelisah. Dia mengaku kasihan terhadap buah hatinya jika tahu orangtuanya hanya meminta-minta. "Kasihan anak saya kalau tahu pekerjaan bapaknya berharap belas kasihan orang lain," katanya.
Tekadnya yang kuat untuk berhenti dari mengemis terkabul berkat tawaran dari kawannya di media sosial. Dari pertemanan di media sosial, dia mendapat tawaran dari seorang pemilik mobil untuk mengelola mobil pick-up angkutan barang.
Melihat banyaknya pembudidaya rumput laut di Nunukan yang membutuhkan mobil angkutan untuk membawa hasil rumput laut ke pengepul maupun ke pelabuhan, Nawir membulatkan tekad untuk mengelola mobil tersebut.
Hingga akhirnya dia membeli mobil tersebut dengan cara mencicil melalui bank. Sejak memiliki usaha angkutan barang tersebut, Nawir mengaku kehidupannya mulai berubah.
Dia mengaku sudah bisa membahagiakan anak istrinya dengan meninggalkan pekerjaan mengemis di pasar. Penghasilannya dari mengelola anggkutan barang juga mampu menopang hidupnya serta membayar cicilan di bank.
Harapan Nawir saat ini adalah bisa memiliki SIM. Dengan demikian, dia tidak dibebaskan dari pelanggaran kepemilikan SIM pada saat razia hanya karena rasa belas kasihan. "Saya hanya pasrah kalau kena razia. Saya sudah berusaha tetapi sampai saat ini SIM saya belum keluar. Saya tidak ingin dikasihani melanggar aturan tidak memiliki SIM," imbuh Nawir.
Mengenai hal itu, Lantas Polres Nunukan AKP Abu Sangit mengaku siap membantu Nawir selagi tidak melanggar aturan dan telah melalui serangkaian tes dan memenuhi persyaratan. Terkait lamanya pengurusan SIM Nawir, dia mengaku akan berkomunikasi dengan anggotanya. Dia mengaku baru beberapa bulan ini menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Nunukan.
BACA JUGA: Hadirkan Lawan Baru Honda CBR150R & Yamaha R15, Suzuki Menyodorkan Motor Sport Cuma 27 Juta
DIkutip Wajibbaca dari Indozone, Seorang Tunadaksa yang hanya memiliki kaki, Nawir (29) warga Jl Tanjung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terlihat lihai dan tak mengalami kesulitan ketika mengemudikan mobil untuk mencari nafkah dengan melayani panggilan untuk mengangkut barang.
Sebelumnya, Nawir mengaku hidup dari belas kasihan warga dengan duduk di tengah pasar. Dengan kekurangan tubuhnya, dia berharap sedekah dari warga yang berbelanja.
Namun sejak anaknya lahir 4 tahun lalu, dia mengaku gelisah. Dia mengaku kasihan terhadap buah hatinya jika tahu orangtuanya hanya meminta-minta. "Kasihan anak saya kalau tahu pekerjaan bapaknya berharap belas kasihan orang lain," katanya.
Tekadnya yang kuat untuk berhenti dari mengemis terkabul berkat tawaran dari kawannya di media sosial. Dari pertemanan di media sosial, dia mendapat tawaran dari seorang pemilik mobil untuk mengelola mobil pick-up angkutan barang.
Melihat banyaknya pembudidaya rumput laut di Nunukan yang membutuhkan mobil angkutan untuk membawa hasil rumput laut ke pengepul maupun ke pelabuhan, Nawir membulatkan tekad untuk mengelola mobil tersebut.
Hingga akhirnya dia membeli mobil tersebut dengan cara mencicil melalui bank. Sejak memiliki usaha angkutan barang tersebut, Nawir mengaku kehidupannya mulai berubah.
Dia mengaku sudah bisa membahagiakan anak istrinya dengan meninggalkan pekerjaan mengemis di pasar. Penghasilannya dari mengelola anggkutan barang juga mampu menopang hidupnya serta membayar cicilan di bank.
Harapan Nawir saat ini adalah bisa memiliki SIM. Dengan demikian, dia tidak dibebaskan dari pelanggaran kepemilikan SIM pada saat razia hanya karena rasa belas kasihan. "Saya hanya pasrah kalau kena razia. Saya sudah berusaha tetapi sampai saat ini SIM saya belum keluar. Saya tidak ingin dikasihani melanggar aturan tidak memiliki SIM," imbuh Nawir.
Mengenai hal itu, Lantas Polres Nunukan AKP Abu Sangit mengaku siap membantu Nawir selagi tidak melanggar aturan dan telah melalui serangkaian tes dan memenuhi persyaratan. Terkait lamanya pengurusan SIM Nawir, dia mengaku akan berkomunikasi dengan anggotanya. Dia mengaku baru beberapa bulan ini menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Nunukan.