Hal Ini yang Harus Dilakukan Saat Kelahiran Bayi
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 07 Nov 2016Sebelumnya, ada sebuah catatan penting. Mengutip ceramah Kyai Haji Zainudin. Di penghujung surah Al- Ashr, disandingkan watawa saubil haq watawa saubil sabr. Kebenaran dan kesabaran dua hal yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.
Kalo kita benar kita harus sabar, kalo kita mau sabar harus karena benar. Apabila kebenaran satu prinsip maka kesabaran adalah satu strategi, prinsip yang tanpa strategi bisa membuat kita tidak akan mencapai tujuan yang kita harapkan. Artinya, kebenaran tanpa kesabaran membuat kita mudah dipatahkan orang tapi kesabaran tanpa kebenaran akan membuat kita diinjak terus oleh orang lain. Karena itu, kalo yakin kita benar harus sabar, kalau mau bersabar harus karena benar.
Jadi bila salah jangan dipertentangkan, karena toh hal ini tidak ada larangan di dalamnya. Sama seperti peringatan Maulud Nabi yang tidak ada laranganya. Karena itu tidak menimbulkan keburukan.
Mengutip islampos, saat bayi dilahirkan, sebagai seorang Muslim, ayah harus cepat-cepat menggaungkan adzan ke telinga kanannya dengan suara yang pelan.
Serta qomat di telinga kirinya. Maka jikalau sudah tujuh hari setelah melahirkan si bayi sunat dipotong setelah itu ditimbang dengan perak atau emas. Setelah rambut itu ditimbang, maka hasil dari timbangan itu di sodakohkan kepada fakir atau miskin. Dan di hari ke tujuh si bayi diberi nama dengan nama yang bagus serta dibacakan do’a agar si bayi jauh dari segala penyakit dan godaan syetan.
Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sad al-Zar'i atau lebih dikenal dengan Ibnul Qayyim al-Jauziyyah didalam kitabnya Tuhfatul Wadud bi-Ahkamil Maulud (1/30) menjelaskan tentang kesunnahan mengadzankan ditelinga kanan dan iqamah ditelinga kiri pada bayi yang baru lahir. Ia menyebutkan beberapa riwayat berkenaan dengan hal tersebut.
Dalam kitab yang sama (1/31), Ibnul Qayyim juga mengungkap beberapa rahasia dibalik kumandang adzan pada telinga bayi.
وسر التأذين والله أعلم أن يكون أول ما يقرع سمع الإنسان كلماته المتضمنة لكبرياء الرب وعظمته والشهادة التي أول ما يدخل بها في الإسلام فكان ذلك كالتلقين له شعار الإسلام عند دخوله إلى الدنيا كما يلقن كلمة التوحيد عند خروجه منها وغير مستنكر وصول أثر التأذين إلى قلبه وتأثيره به وان لم يشعر مع ما في ذلك من فائدة أخرى وهي هروب الشيطان من كلمات الأذان وهو كان يرصده حتى يولد فيقارنه للمحنة التي قدرها الله و شاءها فيسمع شيطانه ما يضعفه ويغيظه أول أوقات تعلقه به
وفيه معنى آخر وهو أن تكون دعوته إلى الله وإلى دينه الإسلام وإلى عبادته سابقة على دعوة الشيطان كما كانت فطرة الله التي فطر عليها سابقة على تغيير الشيطان لها ونقله عنها ولغير ذلك من الحكم
“Dan sirr(rahasia) mengadzani bayi, Wallahu A’lam: yaitu supaya yang didengarkan manusia pertama kali adalah ucapan yang mengandung kebesaran Rabb dan keagungan-Nya serta syahadat yang pertama kali memasukkanya kedalam islam, jadi ibarat men-talqinkan-nya tentang syiar Islam ketika memasuki dunia, sebagaimana dia ditalqin ketika keluar dari dunia, dikarenakan juga sampainya pengaruh adzan kedalam hatinya tidak dan kesan adzan pada dirinya tidak dipungkiri, meskipun dirasakan ada faedah lain dalam hal itu, yaitu larinya setan dari kalimat adzan, dimana setan senantiasa menunggunya kelahirannya, lalu menyertainya karena takdir Allah dan kehendak-Nya, maka dengan itu setan yang menyertainya mendengar sesuatu yang melemahkannya dan membuatnya marah sejak pertama mengikutinya.
Dalam hal itu ada hikmah lain yaitu supaya seruan kepada Allah dan agama Islam serta ibadahnya mendahului dakwahnya setan. Sebagaimana Allah telah menciptakannya diatas fitrah tersebut untuk mendahului perubahan yang dilakukan setan kepadanya, serta hikmah-hikmah lainnya”
Maka jikalau si anak akan diajarkan bicara, maka yang pertama harus diucapkan serta diajarkan pada anak ialah mengucapkan lafadz Allah, Allah dan Allah supaya latihan pertama si anak mengucapkan nama pencipta kita yaitu Allah SWT.
Dan jikalau si anak mau diberi susu maka harus diberi air susu yang keluar dari perempuan yang baik-baik, yang tidak pernah meninggalkan sholatnya.” Kelakuan yang baik pula perlu kita ajarkan pada anak kita, agar suatu saat nanti dia bisa bergaul sesuai syariat islam. Seperti, makan dengan tangan kanan.
Dan apabila anak kita sudah mencapai usia balig, maka segeralah anak diajarkan mengaji dengan guru yang bak ajarannya.
Semoga bermanfaat, bila banyak yang menentang bukan perintah Rasulullah. Rasulullah juga tidak melarang memperdengarkan anak dengan bunyi-bunyian dan suara yang baik. Wallahu A'lam.