Kisah Bumi Menangis Karena Manusia, Hingga 3 Malaikat Tak Kuasa
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 10 Dec 2016Ilustrasi kerusakan dimuka bumi
Kisah manusia tinggal dibumi saat itu ketika nabi Adam yang tergoda akan iblis dan memakan buah kuldi. Hingga Allah memberikan hukuman untuk nenek moyang kita tinggal dibumi.
Tentunya berada di bumi, ini kita senang. Ada yang bersyukur namun ada juga manusia keterlaluan hingga membuat kerusakan dimuka bumi ini. Padahal bumi adalah tempat yang paling pas bagi manusia. Dimana sumber daya alam berlimpah. Hingga, manusia bisa memanfaatkannya untuk melangsungkan hidup.
Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata kegembiraan kita menempati bumi, tidak dirasakan oleh bumi itu sendiri. Mengapa? Dikatakan bahwa ternyata, sebelum bumi dijadikan tempat tinggal manusia, bumi menangis. Bumi tak ingin dirinya dijadikan pijakan bagi manusia.
Mengutip dari infoyunik.com, kisahnya terjadi saat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menciptakan Nabi Adam Alaihis Salam yang tercipta dari tanah. Dalam sebuah hadis mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Allah mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku,” (Imam Ats-Tsa’labi 1).
Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Allah tersebut, ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Baca Juga: Bagi Kamu Para Pria, Ini Hak Seorang Ibu Terhadap Anaknya
Setelah informasi ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah malaikat Jibril untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang sahabat Rasulullah ﷺ, mereka bercerita, “Allah mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril. Ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi, ‘Demi Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka’.”
Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Allah lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Allah tanpa membawa sedikit tanah pun sama seperti Jibril.
Allah kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini tidak seperti dua malaikat lainnya. Karena ia tidak mempedulikan bumi agar tidak mengambil tanahnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun ia tetap mengambil tanah seraya berkata, “Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”
Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumi pun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Allah berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi sebenarnya akan dikembalikan ke bumi. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, “Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu.” Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).
Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu dibawa menghadap Allah.
Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap manusia yang membuat kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik, namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Allah tidak menciptakan manusia sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di akhir kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa sebenarnya skenario Allah. Wallahu a’lam.