Serba Pedas yang Bikin Panjang Umur, Ingin Tahu Apa Saja? Ketahui Disini!
Penulis Unknown | Ditayangkan 24 Jan 2017Berbicara soal makanan, pastilah orang Indonesia yang hidup di daerah tropis, cukup gemar mengonsumsi sambal sebagai pelengkap makanan. Jika ditanya bagaimana rasanya tanpa sambal, kita akan mengatakan bahwa makanan lebih nendang di lidah jika terasa pedas. Oleh karena itu, banyak sekali berbagai olahan makanan yang punya citarasa pedas di negeri ini dengan berbagai bumbu masakan yang melimpah. Bumbu pedas memang dapat mengubah makanan yang rasanya datar menjadi lebih menggugah selera. Selain itu, tahukah kamu bahwa ada juga efek jangka panjangnya, yakni bikin umur lebih panjang.
Penelitian mencatat, bumbu yang terasa pedas di lidah mengandung senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Ini sebabnya mengapa sebagian ahli gizi merekomendasikan bumbu-bumbu pedas masuk dalam bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi setiap hari.
Baca juga : Mitos, Tak Boleh Makan Sambil Minum, Ternyata Ada Alasannya Lho!
Ketahui apa saja bumbu pedas yang memiliki manfaat memperpanjang usia menurut penelitian.
1. Jahe
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan, capcaisin yang dikombinasikan dengan zat utama dalam jahe, yakni 6-gingerol, dapat menurunkan risiko terkena kanker.
2. Lobak pedas
Mengonsumsi sejenis lobak pedas (horseradish) diketahui menyehatkan karena di dalamnya terkandung zat antikanker. Menurut penelitian dari Universitas Illinois, mengonsumsi satu sendok teh saus horseredish sudah cukup bermanfaat.
Baca juga : Jangan Asal Jalan, Kamu yang Pakai Daster Wajib Waspada dengan Hal Ini!
3. Wasabi
Walau pedasnya menyengat, pasta wasabi mengandung zat antimikroba yang dapat mengusir bakteri dari tubuh. Kandungan lainnya bekerja sebagai anti-peradangan dan menurunkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
4. Cabai
Kandungan capcaisin di dalamnya diketahui membantu menghambat kemampuan tubuh merasakan sakit. Selain itu, cabai juga menghambat penyebaran kanker payudara dan menurunkan risiko kematian sampai 13 persen.