Usai Kebakaran, Masjid di Texas Langsung Dapatkan Bantuan Rp 10 Miliar dalam Sehari
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 31 Jan 2017Masjid di Texas terbakar, Foto facebook.com.
Dalam sehari, warga AS mengumpulkan dana hingga mencapai US$800.000 atau sekitar Rp 10 miliar untuk komunitas Muslim di Texas.
Dana itu ditujukan untuk membangun masjid Texas yang terbakar di hari setelah Presiden Trump keluarkan perintah eksekutif melarang masuk 7 negara muslim ke AS.
Kobaran api terlihat di Islamic Centre of Victoria pukul 02.00 pada Sabtu 28 Januari oleh seorang penjaga toko serba ada yang tak jauh dari masjid. Ia segera menelepon pihak pemadam kebakaran.
Dikutip dari The Independent melalui liputan6, Selasa (31/1/2017), butuh empat jam bagi pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Masjid di Texas terbakar, Foto facebook.com.
Baca Juga: Belum Sepekan Donald Trump Jadi Presiden, Sebuah Masjid di Texas Habis Terbakar
Pengumpulan dana untuk membangun masjid itu terjadi pada hari Minggu di laman GoFundMe. Lebih dari 18.000 warga AS dalam satu hari bisa mengumpulkan uang sebanyak US$826 ribu, dari target US$850 ribu.
Omar Rachid yang menggagas penggalangan dana menulis: "Hati kami dipenuhi dengan rasa hormat bagi seluruh penyumbang. Dengan penuh cinta dan bahasa yang indah, pelukan dan bantuan serta kontribusi keuangan adalah contoh dari semangat Amerika yang sejati."
Pihak berwenang hingga saat ini masih menginvestasi sebab kebakaran.
Kepada Aljazeera, Shahid Hashmi, presiden dari Islamic Centre berharap kebakaran yang melanda masjid bukanlah kejahatan akibat kebencian. Ia juga berterima kasih atas dukungan dan donasi yang luar biasa.
"Kami sangat, sangat bersyukur," katanya.
Masjid ini dibangun pada tahun 2000, dan telah menikmati dukungan dari kota yang berada sekitar 115 mil barat daya dari Houston.
Bukan kali pertama masjid ini jadi sasaran perusakan. Pekan lalu sebelum kebakaran, seseorang mendobrak masuk ke masjid dan mencuri sejumlah barang elektronik termasuk laptop.
Masjid ini juga pernah jadi korban vandalisme pada Juli 2013, setelah seorang pria mengecat kata 'H8' atau 'benci' di luar gedung.