Acara `Makan Mayit` di Jakarta Menjadi Viral, Ibu-ibu Langsung Mengecamnya. Ini Sebabnya
Penulis Unknown | Ditayangkan 28 Feb 2017 Baru-baru hastag #Makanmayit menjadi viral di berbagai media social. Lalu apa sebenarnya makan mayit ini? Apakah seseorang yang mulai memakan organ-organ atau daging mayit (orang mati)?
BACA JUGA: Pertarungan 2 Sosok Emak-emak Rebutan Jembatan Ini Jadi Viral
Hmm. Tentu saja tidak. Makan mayit ini rupanya sebuah proyek seni dari seniman wanita bernama Natasha Gabriella. Makan mayit ini disajikan di sebuah toko di Jakarta Selatan. Lewat menu ini ia mencoba mengenalkan budaya kanibalisme.
Namun, makanan ini disebut tak biasa dan banyak membuat orang tercengang saat melihatnya. Bagaimana tidak? makanan itu menyerupai bayi. Bahkan ada salah satu makanan yang katanya dibuat dari ASI.
Selain itu, wadah yang digunakan adalah boneka bayi yang dipotong-potong. Tak disangka, foto-foto pyoyek tersebut tersebar luas di media sosial dan memunculkan beragam reaksi. Ada yang memaklumi dan memandangnya sebagai karya seni belaka, tak jarang pula yang mengecamnya.
⠀
Tanggapan terhadap hebohnya tagar #makanmayit tersebut dilontarkan melalui akun Instagram miliknya 'kartikajahja'. Seperti diketahui, vokalis band Tika and The Dissidents ini merupakan salah satu orang yang menikmati makan malam ala kanibalisme tersebut dalam foto yang beredar di dunia maya.
⠀
Dalam tulisannya, Kartika membeberkan alasannya kenapa tertarik menghadiri event seniman tersebut. Kartika pun meminta maaf jika foto-foto yang dipublik oleh proyek #Makanmayit tersebut memicu orang-orang yang memiliki trauma.
⠀
Berikut tanggapan Kartika:
⠀
"Menanggapi ramainya respon tentang performance Makan Mayit karya Natasha Gabriela Tontey."
"Saya tertarik menghadiri karena narasi yg ditawarkan Tontey adalah soal propaganda. Masyarakat modern dikemudikan oleh propaganda: mulai dari film G30S PKI hingga penggambaran siksa neraka dalam komik Tatang S. Kita digiring untuk mempercayai tiap detil yg dipresentasikan sang seniman sebagai kebenaran."
"Dengan datang ke Makan Mayit, saya ingin menguji diri saya; seberapa jauh saya bisa tergiring oleh propaganda meski saya datang dengan kesadaran penuh bahwa semua adalah rekayasa. Kebetulan, tema kanibalisme juga salah satu ketakutan terbesar saya. Hiii. Tapi kan saya tau bahwa kita tak akan benar2 makan orang.
"Rupanya Tontey dan tim begitu mahir membangun atmosfer sehingga saya pun perlahan tergiring propagandanya bahwa saya sedang makan yg tabu-tabu meski sebenarnya makan tahu."
Hmm.. keren banget ya.. kira-kira bagaimana pendapat anda mengenai menu ini?
BACA JUGA: Pertarungan 2 Sosok Emak-emak Rebutan Jembatan Ini Jadi Viral
Hmm. Tentu saja tidak. Makan mayit ini rupanya sebuah proyek seni dari seniman wanita bernama Natasha Gabriella. Makan mayit ini disajikan di sebuah toko di Jakarta Selatan. Lewat menu ini ia mencoba mengenalkan budaya kanibalisme.
Namun, makanan ini disebut tak biasa dan banyak membuat orang tercengang saat melihatnya. Bagaimana tidak? makanan itu menyerupai bayi. Bahkan ada salah satu makanan yang katanya dibuat dari ASI.
Selain itu, wadah yang digunakan adalah boneka bayi yang dipotong-potong. Tak disangka, foto-foto pyoyek tersebut tersebar luas di media sosial dan memunculkan beragam reaksi. Ada yang memaklumi dan memandangnya sebagai karya seni belaka, tak jarang pula yang mengecamnya.
⠀
Tanggapan terhadap hebohnya tagar #makanmayit tersebut dilontarkan melalui akun Instagram miliknya 'kartikajahja'. Seperti diketahui, vokalis band Tika and The Dissidents ini merupakan salah satu orang yang menikmati makan malam ala kanibalisme tersebut dalam foto yang beredar di dunia maya.
⠀
Dalam tulisannya, Kartika membeberkan alasannya kenapa tertarik menghadiri event seniman tersebut. Kartika pun meminta maaf jika foto-foto yang dipublik oleh proyek #Makanmayit tersebut memicu orang-orang yang memiliki trauma.
⠀
Berikut tanggapan Kartika:
⠀
"Menanggapi ramainya respon tentang performance Makan Mayit karya Natasha Gabriela Tontey."
"Saya tertarik menghadiri karena narasi yg ditawarkan Tontey adalah soal propaganda. Masyarakat modern dikemudikan oleh propaganda: mulai dari film G30S PKI hingga penggambaran siksa neraka dalam komik Tatang S. Kita digiring untuk mempercayai tiap detil yg dipresentasikan sang seniman sebagai kebenaran."
"Dengan datang ke Makan Mayit, saya ingin menguji diri saya; seberapa jauh saya bisa tergiring oleh propaganda meski saya datang dengan kesadaran penuh bahwa semua adalah rekayasa. Kebetulan, tema kanibalisme juga salah satu ketakutan terbesar saya. Hiii. Tapi kan saya tau bahwa kita tak akan benar2 makan orang.
"Rupanya Tontey dan tim begitu mahir membangun atmosfer sehingga saya pun perlahan tergiring propagandanya bahwa saya sedang makan yg tabu-tabu meski sebenarnya makan tahu."
Hmm.. keren banget ya.. kira-kira bagaimana pendapat anda mengenai menu ini?