Menggetarkan Hati, Pemuda Nias Ini Nikahi Kekasihnya yang Telah Meninggal!
Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Feb 2017Cinta sejati memang tak akan habis jika ditelisik satu persatu. Ya, siapa saja pasti menginginkan cinta sejati yang mana mampu membuat kisah perjalanan mereka langgeng dan penuh dengan kebahagiaan. Akan tetapi, cinta sejati juga bisa menimbulkan luka, meskipun sama-sama tak menginginkan luka itu, akan tetapi ketika terjadi, maka cinta sejati akan diuji dan diperlihatkan pula ketulusan seseorang dalam menyayangi sang tambatan hati.
Baca juga : Sering Minta Traktiran? Ini Dia Hukumnya dalam Islam!
Seperti pada berita berikut ini, dimana seorang pemuda menikahi pasangannya yang telah meninggal dunia. Dilansir dari laman Liputan6, kisah ini terjadi di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Ahmad Khaidir menikahi kekasihnya, Erni, sesaat sebelum dimakamkan pada Kamis, (2/02/2017). Pemuda asal Kepulauan Nias, Sumatera Utara, itu meminta kepada orangtua Erni untuk diizinkan menikahi anaknya meski sang anak telah meninggal dunia.
“Ia pacar anak saya meminta agar diizinkan melangsungkan ijab kabul meski anak saya telah meninggal dunia,” kata Wati, ibunda Erni, Minggu, (5/02/2017).
Permintaan Edi, sapaan akrab Ahmad Khaidir, tersebut diutarakan saat Erni sedang dikafani. Keduanya pun dinikahkan oleh imam Masjid Lampoko. “Pada waktu dikafani dia utarakan niatnya. Kami tidak bisa melarang, apalagi dia sangat baik selama ini kepada anak saya,” ujar dia.
Wati juga menuturkan niat Edi untuk menikahi anak perempuannya itu sudah diutarakan sejak lama. Keduanya bahkan sudah berencana melangsungkan pernikahan pada Oktober nanti. Namun Tuhan berkehendak lain, Erni lebih dulu pergi untuk selamanya setelah menenggak racun rumput. Wati mengungkapkan, putrinya meminum racun rumput pada Selasa, (31/01/2017). Sesaat sebelum tewas, Erni kemudian menelepon Edi dan memberitahunya jika ia sudah meminum racun.
Edi kala itu masih bekerja di sebuah koperasi di Kabupaten Enrekang, sementara Erni saat itu tinggal di Kabupaten Barru. “Saya tahu dari Edi. Dia telepon ke saya kalau Erni sudah minum obat (racun) rumput, dia meminta agar saya melihat Erni di kamarnya,” ujar Wati. Ia lalu bergegas menuju kamar anaknya itu, tetapi pintu kamar anaknya terkunci. Setelah Erni muntah, barulah ia membuka pintu dan meminta agar dirinya dibawa ke puskesmas.
Erni lalu dilarikan ke puskesmas. Tapi kondisinya yang sudah parah. Akhirnya, ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Barru oleh pihak puskesmas pada Selasa malam. Tak kunjung membaik setelah dirawat intensif di RSUD Barru, kata Wati, anaknya kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Andi Makkasau, Kota Parepare.
Baca juga : Sebelum Memberi Nama Kepada Anak, Ikuti Tata Caranya A la Islam!
Awalnya Edi hanya memantau kondisi Erni via telepon, tapi kemudian memutuskan untuk ke Rumah Sakit Barru. Erni mengembuskan napasnya terakhirnya pada Kamis dini hari, 2 Februari 2017, sekitar pukul 01.00 Wita. Edi tak hentinya mengeluarkan air mata saat melihat sang kekasih hati pergi untuk selamanya.
Semoga kisah inspiratif tersebut mampu menggetarkan hati mereka-mereka yang masih suka mempermainkan perasaan seseorang. Terima apa adanya seseorang yang menyukaimu, jangan sampai melukai hati hanya karena ingin mencari yang lebih rupawan atau mapan. Cintai seseorang dari hati untuk sama-sama berusaha memperbaiki diri, agar cinta sejati dapat terealisasi.