Tak Sadarkah Jika Kalian Menganggap Remeh Tuhan Saat Bertanya "Kapan Nikah"?

Penulis Unknown | Ditayangkan 10 Mar 2017
Tak Sadarkah Jika Kalian Menganggap Remeh Tuhan Saat Bertanya

Hai Kalian ...
Iya kalian. Yang kerap bertanya pada kami, "kapan nikah?'
Kalian yang kerap bertanya pada kami, "mau sampai kapan melajang?"
Kalian yang kerap bersikap nyinyir, pada kami yang belum bertemu jodoh.

Aku sekarang hanya bisa tersenyum dan menganggap bahwa pertanyaan kalian adalah pertanyaan yang cukup lucu. Setiap kali kalian bertanya seperti itu, apa kalian tak sadar kalau sebenarnya sikap tersebut seakan menganggap remeh takdir Tuhan? Pasti kalian menganggap, "Tidak, kan jodoh harus dikejar". Iya, memang benar, namun siapa yang memutar waktu? Siapa yang mampu membolak-balikkan hati seseorang? Serta siapa yang Maha Mengatur apa yang telah ada di dunia ini?

Baca juga : Karena Aku Tulang Rusukmu, Ini Dariku, Untukmu yang Berjuang Menemukanku

Apakah kalian tahu? kapan seseorang menikah, dengan siapa dia menikah. Semua sudah ditakdirkan Tuhan. Bahkan sejak diri ini masih di lauful mahfutz. Tidak bosankah kalian bertanya, setiap kali kita berjumpa. Menggulirkan pertanyaan, dimana kami harus jawab, dengan kalimat yang sama, "doakan saja, secepatnya!".

1. Kapan Nikah? Mau Sampai Kapan Melajang?


Pahamilah hati kami. Bukan tidak ingin menikah, hanya saja Tuhan belum menghadirkan dia yang paling baik untuk mendampingi kami. Ya, tentu saja yang paling baik menurut-NYA.

Banyak yang menyinyir kami karena betah melajang. Tanpa tahu alasan kami memilih tetap sendiri. Menunggu dia yang Tuhan siapkan, bukan hal mudah bagi kami. Apakah kalian pikir, kami hanya duduk diam sambil berpangku tangan. Tidak, tentu saja tidak. Kami juga sudah berusaha. Menjalin hubungan spesial dengan seseorang yang membuat kami jatuh cinta pun sudah dijalankan.

Tapi, yang kami dapatkan bukan hubungan sampai pernikahan. Mereka datang untuk singgah sebentar. Lalu pergi meninggalkan kenangan. Membuat hati kami patah berkeping, hingga sulit disatukan.

2. Move On Dari Mereka yang Memilih Meninggalkan


Bukan kami tidak bisa move on dari mereka yang memilih meninggalkan. Kami hanya ingin, rasa sakit yang pernah menggores hati ini, benar-benar hilang tidak bersisa. Butuh waktu lama untuk merapikan hati kami, membuatnya utuh seperti semula. Sebenarnya kami ingin mengikhlaskan semua. Tapi kami sadar, ikhlas adalah pelajaran tersulit dalah fase kehidupan manusia.

Lalu jika sampai saat ini, kami masih melajang. Apahkah patut kami dipersalahkan? haruskah kami pergi meninggalkan planet bumi ini ? Dan, mencari planet lain yang lebih pantas kami singgahi.

3. Dimana Dia? Sosok yang Akan Menjadi Jodoh Kami


Terkadang kami tidak mengerti. Sebenarnya kalian benar-benar peduli, atau hanya sebatas kepo dengan hidup kami. Mencari topik menarik untuk kalian perbincangkan, tanpa memikirkan perasaan kami. Mungkinkah kalian terusik, dengan kami yang masih melajang? Maafkan kami, jika itu yang kalian rasakan.

Jika kalian tahu, kami juga ingin menikah. Membangun rumah tangga. Menjadikan keluarga kami, keluarga yang paling bahagia. Mungkin saat ini belum waktunya. Tuhan masih ingin kami belajar, mengarungi hidup dalam kesendirian. Kami berharap kalian mencukupkan, pertanyaan "kapan nikah?" pada kami, karena tak akan kalian jawaban yang pasti. Bukankah lebih baik kalian membatu kami, merapal doa agar jodoh kami segera tiba. Kami tidak memaksa, jika kalian berkenan saja.

4. Biarkan Kami Menjaga Hati


Sekarang biarkan kami menjaga hati. Menata hati untuk dia, yang benar-benar siap mendampingi kami. Dia yang bersedia membimbing kami, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Cinta.

Semisal kalian bertanya, apa saja yang kami lakukan, agar Tuhan segera menghadirkan dia sebagai jodoh kami. dan, rsanya jawaban kami akan sedikit membelalakan mata. Jalan yang kalian pilih pun berbeda dari kalian semua. Kami pun yakin ada yang melakukan hal serupa. Namun jika kami boleh menerka, pasti hanya sedikit yang melakukannya.

Tak Sadarkah Jika Kalian Menganggap Remeh Tuhan Saat Bertanya

Baca juga : Berharaplah Hanya Kepada Allah SWT, Jangan Menggantungkan Diri Pada Kekasih!

5. Kami Memilih Jalan ini, Bukan Karena Sok Suci


Jalan yang kami pilih memang tidak biasa, tapi cara ini sesuai dengan ketentuan-NYA. Berusaha menjaga hati dari virus merah jambu. Belajar menundukan pandangan pada dia yang belum halal. Menjaga komunikasi agar jauh dari fitnah yang menyesatkan. Bukan kami munafik atau sok suci. Kami hanya berusaha menjaga hati, untuk dia yang berani menghalalkan.

Sekali lagi tolong dengarkanlah suara hati kami. Cukupkanlah pertanyaan dan sikap nyinyir kalian, pada kami yang masih melajang. Biarkan kami bersimpuh pada Tuhan, dalam untaian doa disepanjang malam. Entah, kapan jodoh itu DIA hadirkan, kami hanya berusaha menjalankan.
SHARE ARTIKEL