Cara Sederhana Menjadikan Anak Cerdas Intelektual
Penulis Cang Karna | Ditayangkan 11 Apr 2017Salah satu doa yang senantiasa dipanjatkan orang tua untuk anak-anaknya adalah agar mereka menjadi sosok yang cerdas, terdidik dan memiliki pengetahuan.
Seribu macam cara dilakukan untuk itu.Salah satunya berburu sekolah yang menurut anggapan orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya dan mampu menjadi wadah untuk mengasah minat dan bakatnya, agar mereka tumbuh berkembang menjadi insan yang diharapkan.
Mendidik anak agar cerdas merupakan tanggung jawab orang tua yang tak kalah penting.Pendidikan Intelektual menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan mengacu kepada pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. Inti dari tanggung jawab ini adalah ilmu, rasio (logika) dan peradaban anak benar-benar terbina.
Ada 3 permasalahan pokok dalam pendidikan intelektual tersebut yakni:
1. Kewajiban Mengajar
Islam mewajibkan para orang tua untuk mengajar anak-anak, menumbuhkan sikap mengembangkan ilmu dan budaya, serta memusatkan seluruh pikiran untuk mencapai pemahaman yang mendalam, pengetahuan yang mendasar dan pengenalan yang benar.
Nyatalah sudah bahwa orang tua dan keluarga adalah madrasah atau sekolah utama buat anak-anak mereka. Fenomena yang kerap keliru adalah ketika para orang tua merasa bahwa tugas mengajarkan anak adalah tugas sekolah secara formal.
Mereka disibukkan dengan mencari uang sebanyak-banyaknya dalam rangka menyekolahkan anaknya meski mahal sekalipun. Seolah beralih peran bahwa tugas mengajar itu sudah diambil alih oleh para guru di sekolah formal. Padahal tidak, sekolah hanya bersifat membantu dan mengembangkan, namun peran mendidik tetap di tangan orang tua.
Di sini lah sangat dibutuhkan orang tua dengan segala ilmu yang dimilikinya mampu menemani dan mengantar anak-anaknya menjadi sosok-sosok pintar melebihi diri mereka.
Tak ada istilah sia-sia ijazah yang dimiliki seorang ibu yang kebetulan tidak bekerja di ruang publik, karena ilmu yang ia miliki pasti bermanfaat buat pendidikan anak-anaknya di rumah. Beneran lho!
2.Penyadaran Berpikir
Yang dimaksud penyadaran berpikir adalah mengikatkan anak dengan Al Islam, Al Quran, Sejarah Islam, kebudayaan Islam dan gerakan da’wah Islam.
Sejak anak mulai sadar dan mengerti hendaknya para orang tua memperkenalkan anak kepada hakikat-hakikat berikut:
A. Islam itu abadi, sesuai sepanjang masa karena universalitas dan kontinuitas menjadi kelebihan Islam
B. Nenek moyang kita berjaya karena berpegang teguh pada islam dan aturan Al Qur’an
C. Adanya rencana-rencana musuh Islam yang ingin memadamkan ruh islam di muka bumi seperti zionisme, kolonialisme dsb.
D. Menjelaskan tentang budaya islami sebagai sumber kekayaan budaya di dunia.
E. Anak harus disadarkan bahwa Islam yang benar adalah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dan senantiasa menjadikan beliau teladan umat.
Nah lho, berarti nggak mudah ya untuk menjadikan anak-anak kita memiliki kesadaran berpikir seperti di atas kalau kita sendiri sebagai ortu tak memiliki pemahaman juga wawasan materi yang cukup untuk mengenalkan hal demikian kepada anak.
So sebelum mendorong anak demikian, mari kita asah pula wawasan kita dengan banyak menggali Islam melalui banyak cara dan tentunya mencari trik jitu bagaimana menyampaikan penyadaran tersebut kepada anak-anak kita.
3. Pemeliharaan Kesehatan Intelektual
Bagaimana cara kita sebagai orang tua bisa menjamin bahwa pemikiran anak-anak kita tetap sehat, ingatan mereka kuat, benak yang senantiasa jernih dan akal tetap matang?
Yang jelas tanggung jawab ini berpusat pada upaya menjauhkan mereka dari kerusakan-kerusakan terbesar yang tersebar di dalam masyarakat.
Para ahli kesehatan sepakat dan memperingatkan bahwa kerusakan-kerusakan yang dapat mempengaruhi akal dan ingatan adalah minuman keras, kebiasaan onani, merokok dan pornografi.
Dr. Alex Carel dalam bukunya yang berjudul “Manusialah yang Dibodohkan” mengatakan, “jika insting seksual manusia bergerak, kelenjar-kelenjarnya memisahkan satu macam benda yang meresap ke dalam otaknya melalui darah lalu memabukkannya, maka ia tidak akan mampu lagi untuk berpikir jernih”.
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, termasuk orang-orang yang berwajah putih pada hari hisab nanti, dan termasuk orang-orang yang melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak-anak dan keluarga dengan baik. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang Diharapkan dan semulia-mulia yang Diminta. Amin.