Kisah Kematian Terindah Sepanjang Sejarah Manusia di Bumi

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 24 Apr 2017
Kisah Kematian Terindah Sepanjang Sejarah Manusia di Bumi

Kematian siapakah yang dimaksud? Tidak lain adalah Rasulullah, manusia paling mulia di sisi Allah SWT.

Kisah ini menceritakan detik-detik terakhir wafatnya Rasulullah. Wafatnya Nabi Muhammad SAW membawa kesedihan yang mendalam pada semua umat manusia.

Karena selama hidupnya, beliau senantiasa berbuat baik pada setiap orang, termasuk juga mereka yang jahat atau berperilaku buruk pada beliau. Rasulullah sudah mengorbankan banyak hal untuk agama Islam hingga mudah dijangkau oleh semua orang.

Sebelum Nabi wafat, beliau pernah melakukan haji terakhirnya yakni haji wada’ atau haji perpisahan. Ketika itulah Allah sudah menurunkan firman-Nya kalau saat itu Allah telah menyempurnakan untuk nabi agamanya, dan telah Allah cukupkan nikmat-Nya dan telah Allah ridhai Islam jadi agama untuk beliau.

Abu Bakar juga menangis setelah mengetahui firman Allah diatas, lalu Rasulullah bertanya mengapa sahabatnya itu menangis. Abu Bakar menjawab bila kabar itu adalah berita kematian Rasul. Kisah kematian Rasulullah SAW membawa duka yang teramat dalam untuk para sahabatnya.

Sejak saat itulah, Rasul mengalami sakit-sakit, dan beliau ingin mengunjungi syuhada ‘Uhud. Beliau juga pergi pada pagi hari serta berkata bila mereka adalah orang-orang yang sudah wafat lebih dulu, dan beliau akan menyusul mereka nantinya.

Sepulang dari berziarah, Rasul juga menangis. Para sahabat ajukan pertanyaan kenapa Rasul menangis. Lalu Rasul menjawab jika beliau merindukan bebrapa sahabat seiman. Lantas para sahabatnya bertanya bukankan mereka adalah bebrapa sahabat Rasul. Ya, memang mereka yaitu sahabat Rasul, namun maksud dari sahabat seiman yaitu orang-orang sesudah beliau, mereka beragama Islam namun mereka belum pernah melihat dengan beliau.

Sepulang dari menghadiri jenazah di Baqi’, beliau merasakan pusing dan panas yang tinggi. Beliau juga mulai mengalami sakit dan selalu bertambah parah. Walau demikian, beliau tetap menjadi imam selama 11 hari. Pada hari berikutnya, beliau meminta Abu Bakar untuk menggantikannya jadi imam dalam shalat.

Baca Juga: Memang Isra’ Mi’raj Diluar Nalar Manusia, Tapi ada Penjelasan Sains yang Sangat Logis

Tiga hari sebelum beliau wafat, Rasulullah berada dirumah Sayyidah Maimunah. Beliau memerintahkan supaya para sahabatnya mengumpulkan istri-istri beliau. Setelah terkumpul, beliau meminta ijin untuk tinggal dirumah Aisyah dan semua istrinya mengizinkan.

Sesampainya dirumah Aisyah, Rasulullah juga keluarkan keringat begitu banyak. Lalu, Aisyah mengusap keringat itu dengan tangan beliau sendiri karena tangan beliau lebih lembut dan lebih mulia.

Sampai tibalah malaikat Jibril yang datang dan memberi tahu kalau telah datang malaikat maut di depan pintu untuk meminta izin menemui beliau. Sungguh tidak ada salah seorang juga yang dimintainya izin dan Rasul mengizinkan.

Malaikat maut juga masuk sambil memberikan salam. Ia menyampaikan kalau Allah sudah mengutusnya untuk memberikan pilihan pada Rasul, apakah ia ingin tetap tinggal didunia atau bertemu Allah di akhirat. Dalam waktunya menjelang wafat, beliau senantiasa mengingat umatnya. Sungguh mulia hati beliau, dalam keadaan yang menyakitkan ini juga beliau masih pikirkan umatnya. Lalu, tangan Rasul juga melemah dan kepala beliau menjadi berat dibagian atas. Bahkan malaikat Jibril juga tidak tahan melihat kekasih Allah mengalami sakit waktu mendekati wafat. Sampai malaikat maut pun telah mencabut nyawa Rasul untuk menghadap Allah yang cintainya.

Ketika wafatnya Nabi Muhammad, tangis semua umat jadi pecah. Para sahabat serta umat muslim pada masa itu tidak tahan menahan sedih, mereka menangis karena orang yang paling mulia ini sudah wafat. Bahkan juga ada seorang sahabatnya yang marah jika Rasul dikatakan sudah meninggal. Menurutnya, Rasul tidak meninggal tetapi menemui Allah.
SHARE ARTIKEL