Menjadikan Anak Agar Disayang Allah Subhanahu Wata`ala
Penulis Cang Karna | Ditayangkan 06 Apr 2017Sahabat, memiliki anak membuat orangtua bahagia. Memiliki anak yang disayang Alloh SWT tentu membuat orangtua sangat bahagia.
Lalu seperti apakah anak yang disayang Alloh itu?
Anak-anak bukanlah milik orangtuanya melainkan milik Pencipta Nya.
Orangtua menjalankan amanah untuk merawat, menjaga dan mendidik anak.
Suatu hari kelak, ketika Sang Pemilik menghendaki mengambil kembali anak yang diamanahkan maka orangtua tidak memiliki hak untuk menahannya.
Oleh karena anak bukan milik orangtua, maka anak tidak boleh diperlakukan sesuka hati orangtuanya.
Anak harus dijaga dan dididik sesuai dengan keinginan pemilik Nya.
Allah amat menyukai hambanya yang rajin membaca Al Quran, mengkaji isinya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak seperti itulah yang akan menjadi generasi rabbani.
Generasi yang senantiasa menyertakan Alloh dalam setiap nafasnya dan generasi inilah yang disayang Alloh.
Untuk bisa memperoleh generasi yang sayang kepada Alloh dan disayangi Alloh tentu tergantung pada pola didik orangtuanya.
Dalam sebuah hadist telah disebutkan secara jelas, “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. Berarti peran orangtua dalam mendidik anak itu besar.
Baca Juga : Doa Menuntut Ilmu Lengkap Sesuai Sunnah dan Mudah Dihafal
Pola Mendidik Anak Agar Disayang Allah
Berikut ini pola didik yang bisa diterapkan oleh orangtua agar anak-anaknya menjadi kesayangan Allah
1. Pendidikan yang diberikan orangtua haruslah mampu memelihara fitrah anak (al-muhaafaadzah)
Anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah) yaitu dalam iman islam maka kewajiban orangtua menjaga iman islam anak-anaknya.
Sejak dalam kandungan anak bisa mulai diperkenalkan dengan ayat-ayat Al Quran baik melalui CD/kaset, lebih baik lagi jika langsung mendengarkan suara ibunya mengaji.
Setelah anak lahir, upaya tersebut harus ditambah dengan memberikan makanan yang halal, mengajari baca tulis Al Quran, mengajak mentadaburi ayat Al Quran dan orangtua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya.
2. Pendidikan harus diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak (at-tanmiyah)
Setiap anak memiliki potensi, jika distimulasi secara tepat maka potensi yang dimiliki anak akan melejit.
Orangtua harus memahami, masa keemasan anak, sehingga tahu kapan memulai stimulasi.
Saat usia 0-4 tahun anak berada dalam masa perkembangan intelektual paling tinggi.
Sehingga jika pada rentang waktu ini anak diberikan stimulasi secara tepat maka potensi yang dimilikinya bisa berkembang maksimal.
3. Pendidikan yang diberikan orangtua sebaiknya bersifat mengarahkan (at-tajwih)
Orangtua wajib mengarahkan anak pada kesempurnaan.
Mengenalkan anak pada berbagai macam aturan agama dengan cara yang lembut.
Agar anak merasa nyaman sehingga anak dekat dengan orangtuanya.
Kedekatan ini akan memudahkan orangtua dalam mengarahkan anak kepada kebaikan.
4. Pendidikan haruslah diterapkan secara bertahap (at-tadarruj)
Mendidik anak ibarat seperti sedang menempuh perjalanan panjang.
Membutuhkan energi yang besar, kesabaran, dan ketelatenan.
Semua nilai kebaikan harus diberikan secara bertahap sesuai usianya.
Orangtua tidak boleh tergesa-gesa dan berharap hasil baik dalam waktu singkat.
Mendidik anak adalah proses yang harus dilakukan sedikit demi sedikit dan setahap demi setahap. Ini adalah proses panjang.
Mendidik anak menjadi generasi rabbani memang tidak mudah.
Sebagai orangtua, kita dituntut untuk konsisten menjalankan pola didik yang baik.
Tak boleh dilupakan adalah senantiasa menyertakan doa dalam setiap nafas agar anak-anak kita bisa menjadi generasi rabbani, generasi yang disayang Alloh.