Video Kekerasan Siswi SMP Beredar, Mau Jadi Apa Generasi Muda?
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 08 Apr 2017facebook.com/Vita Mpiet
Media sosial kembali digegerkan dengan menyebarnya video kekerasan berdurasi 1 menit 33 detik yang dilakukan sejumlah siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Indramayu. Dikutip Tempo.co, (8/4), video ini sebelumnya diunggah di Facebook oleh akun bernama Vita Mpiet pada 19 Maret 2017.
facebook.com/Vita Mpiet
Video tersebut mempertontonkan adegan seorang siswi ditempeleng oleh seorang siswi lainnya. Sementara siswi yang ditempeleng nampak pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa. Meski wajah korban hampir membentur pintu yang ada di belakangnya, dia tetap diam membisu tak membalas sama sekali.
Parahnya lagi, teman-temannya yang berkerumun di tempat kejadian malah tidak ada yang menghentikan. Mereka semua malah ikut-ikutan memarahi dan membentak korban. Sejumlah siswi bahkan melontarkan kata-kata tidak senonoh kepada korban.
Dilihat dari tempat kejadian, aksi tersebut nampaknya dilakukan di sebuah gubuk. Meskipun didominasi oleh siswi perempuan, ada juga siswa laki-laki yang tampak dalam video tersebut. Mereka juga tertawa melihat korban dijadikan bulan-bulanan oleh teman-temannya.
Baca Juga: 8 Fakta dari Kisah Fahri (11th), Anak yang Setiap Batuk Tulangnya Selalu Patah
Video yang mengiris hati dunia pendidikan.
facebook.com/Vita Mpiet
Pelaku tindak kekerasan dalam video tersebut diduga berasal dari sebuah SMP di Kecamatan Patrol dan MTs di Kecamatan Anjatan. Sementara korbannya diduga adalah siswi SMP di Kecamatan Indramayu. Kasatreskrim Polres Indramayu, Ajun Komisaris Dadang Sudiantoro mengaku masih menyelidiki apa alasan yang memotori tindakan kekerasan sejumlah siswi SMP tersebut.
Tindakan menyedihkan dalam video tersebut bahkan membuat Kasi Kurikulum dan Peserta Didik SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Supardo sangat prihatin. Dia berencana untuk mengundang orangtua dan kepala sekolah pelajar tersebut.
facebook.com/Vita Mpiet
Selain itu, dia pun juga akan membentuk koordinasi dengan polisi, Satpol PP, kecamatan maupun aparat desa guna supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Siapapun yang terlibat dalam video tersebut akan diberikan pembinaan yang bersifat edukatif.
Baca Juga: Seorang Ibu Harus Bisa Mengajarkan 8 Hal ini Kepada Anak Laki-Laki Mereka
Aksi kekerasan kerap terjadi karena kurangnya pengawasan terhadap anak.
facebook.com/Vita Mpiet
Supardo menduga bahwa kasus kekerasan pelajar ini diakibatkan oleh kurangnya pengawasan terhadap anak, terutama orang tua dan lingkungan sekitarnya. Dewasa ini memang banyak anak yang dibiarkan begitu saja selepas pulang dari sekolah.
Dia pun menghimbau kepada orang tua untuk ikut serta mengawasi anak mereka ketika menggunakan media sosial (medsos). Dia juga berjanji kasus ini akan segera diusut tuntas karena akan berimbas pada citra pendidikan di Kabupaten Indramayu.