Banyak yang Salah Tentang Ibadah di Bulan Ramadhan
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 27 May 2017Harian Depok
Ramadhan adalah bulan yang penuh magfirah, dibulan ini segala ibadah kita akan mendapatkan banyak pahala yang berlipat-lipat. Karena itu jangan sampai lewatkan. Dari yang wajib hingga yang sunnah.
Namun ada yang aneh dengan perlakuan orang saat ini. Bulan Ramadhan yang identik dengan puasa wajib dan shalat tarawih ini. Jadi tertukar.
Mirisnya saat ada teman puasa, tapi shalat wajib 5 waktunya lewat, nggak jamaah. Wah....! Ada lagi yang lucu, jamaah shalat tarawih berjibun, ya memang sih ada jamaah wanita sehingga tampak banyak.
Namun saat maghrib, shubuh, dhuhur, ashar, masjid tak sepenuh saat shalat tarawih. Bahkan tak ada setengah jamaah laki-laki dari shalat tarawih.
Terkadang parahnya lagi, ada yang ketinggalan jamaah shalat Isya. "ah, yang penting kan tarawih". Jadi salah kalau kebalik-balik seperti ini, yang wajib bukannya diprioritaskan.
Nah, ada yang lebih aneh.
Baca Juga: Haid Saat Ramadhan, TENANG, 6 Ibadah ini Masih Bisa Dilakukan Biar Dapat Banyak Pahala
Sudah wajib ketinggalan, saat datang waktu tarawih, malah begini.
"Ah cuma sunah saja, jadi kalau tidak dikerjakan tidak apa-apa"
Tidak ada yang salah sih sebenarnya dari kalimat di atas. Seluruh ulama tanpa terkecuali sepakat berijma’ bahwa shalat tarawih itu hukumnya memang sunnah dan bukan wajib. Sehingga tidak mengapa kalau tidak dikerjakan.Tetapi, justru pada kalimat ‘kalau tidak dikerjakan’ itulah terdapat titik pangkal masalahnya. Karena tidak dikerjakan tidak apa-apa alias tidak berdosa, maka banyak dari kita yang menyepelekan shalat tarawih ini. Kadang-kadang shalat dan sering-seringnya malah tidak.
Banyak yang kuat puasa 30 hari, tapi shalat tarawihnya bolong-bolong. Ngaku!!!
Baca Juga: Kalau Mau Selingkuh Pikirkan Pengorbanan Istrimu Selama ini, Bila Masih Tega Keterlaluan
"Ah, shalat tarawih dirumah saja"
Secara hukum shalat sudah benar sih, tarawih itu tetap sah bila dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Tidak ada yang melarang hal itu. Tetapi kalau kita merujuk kepada tarawih di masa Rasulullah SAW dan zaman shahabat, nampaknya tidak ada satu pun dari mereka yang shalat tarawih sendiri-sendiri, apalagi di rumah.Di masa Rasulullah SAW, dari tiga malam tarawih yang dikerjakan beliau SAW, semuanya diikuti sejumlah besar shahabat, mereka lalukan dengan berjamaah, bukan di rumah-rumah melainkan di dalam masjid Nabawi. Justru alasan kenapa kemudian dihentikan setelah tiga malam, karena alasan semakin banyaknya jumlah jamaah yang ikut tarawih di masjid. Beliau SAW khawatir dengan semakin banyaknya jamaah itu, lantas tiba-tiba tarawih diwajibkan.
"Cari masjid yang shalat tarawih paling cepet deh"
Entah bagaimana di negeri kita ini, shalat tarawih terkesan dilaksanakan dengan agak terburu-buru. Begitu selesai shalat Isya’, langsung dikejar dengan shalat tarawih dengan speed yang lumayan tinggi. Tidak ada yang salah sih sebenarnya, toh hal itu boleh-boleh saja hukumnya.Hanya saja, mengingat waktu shalat Maghrib sempat terpotong dengan berbuka puasa, bahkan shalat Maghribnya pun sebaiknya dimundurkan, lha kok malah shalat Isya’ dan tarawihnya didesain langsung tancap gas.
Dan akan lebih bijak lagi, bila speed shalat tarawih itu jangan telalu tinggi. biar bisa khusyu’ mendengarkan alunan ayat Al-Quran dan agar bisa thuma’ninah saat rukuk, i’tidal dan sujud. Lalu jeda antara dua-dua rakaat itu dibikin sedikit lebih lama. Namanya saja shalat tarawih, artinya adalah shalat yang banyak istirahatnya. Tidak harus terburu-buru mengejar 20 rakaat dalam 20 menit. Wah, tarawih seperti ini sangat super high speed sekali.
Nah, banyak sekali kesalahan yang kita jadi anggapan di masyarakat selama ini. Namun bagaimanapun semoga kita bisa tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib dan sunnah di bulan Ramadhan ini. Amiin. Waallahu’alam. []