Lakukan Mulai Sekarang, Syafa`at Dari-Nya Akan Kau Dapatkan Kelak di Hari Akhir!
Penulis Unknown | Ditayangkan 08 May 2017“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda: ”Setiap nabi ada doa yang dikabulkan, dan setiap nabi bersegera berdoa agar dikabulkan. Akan tetapi aku simpan doaku untuk dapat memberikan syafa’at kepada umatku pada hari Kiamat. Dan sesungguhnya, syafa’atku ini akan diperoleh, insya Allah, bagi orang yang mati dari umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”. [HR Muslim, no.199].
Syafaat berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa.
Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.
Also read : Banyak yang Menyepelekan, Padahal Api Neraka Bisa Menjauh Karena Shalat Sunnah Ini!
Nah, berbicara mengenai syafaat, tahukah bahwa ada beberapa kiat yang mampu mendatangkan syafaat untuk kita di hari akhir sesuai dengan hadits? Dengan melakukan apa kira-kira?
Tidak diragukan lagi bahwa tauhid sebagai penyebab yang paling besar untuk mendapatkan syafa’at pada hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Nabi menjawab :
“Yang paling bahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya”. [HR Bukhari, no. 99]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : ”Syafa’at, sebabnya adalah tauhid kepada Allah, dan mengikhlaskan agama dan ibadah dengan segala macamnya kepada Allah. Semakin kuat keikhlasan seseorang, maka dia berhak mendapatkan syafa’at. Sebagaimana dia juga berhak mendapatkan segala macam rahmat. Sesungguhnya, syafa’at adalah salah satu sebab kasih sayang Allah kepada hambaNya.
Dan yang paling berhak dengan rahmatNya adalah ahlut- tauhid dan orang-orang yang ikhlas kepadaNya. Setiap yang paling sempurna dalam mewujudkan kalimat ikhlas (laa ilaahaa illallaah) dengan ilmu, keyakinan, amal, dan berlepas diri dari berbagai bentuk kesyirikan, loyal kepada kalimat tauhid, memusuhi orang yang menolak kalimat ini, maka dia yang paling berhak dengan rahmat Allah. [Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, XIV/414 dengan ringkas].
Dari Abi Umamah bahwasannya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Bacalah al Qur`an. Sesungguhnya al Qur`an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi sahabatnya…” [HR Muslim, no.804].
Yang dimaksud para sahabat al Qur`an, mereka adalah orang-orang yang membacanya, mentadabburinya, dan mengamalkan isinya
Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (dengan izin Allah) bagi orang yang membacanya (dengan menghayati artinya) dan mengamalkan isinya [Lihat kitab “Bahjatun naazhiriin” (2/240)]
Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah yang paling banyak shalawat kepadaku” [HR Tirmidzi, no.484, hasan].
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku,’Mintalah’. Aku berkata,’Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,’ kemudian beliau berkata, ‘Atau selain itu?’ Aku berkata,’Itu saja’. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tolonglah aku atas dirimu dengan banyak bersujud”. [HR Muslim, no.489, 226].
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan oleh sekelompok orang Islam yang jumlah mereka mencapai seratus, semuanya memintakan syafa’at untuknya, melainkan syafa’at itu akan diberikan pada dirinya“. [HR Muslim, no. 947, 58].
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan Allah akan memberikan syafa’at kepadanya”. [HR Muslim, no.948, 59].
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membaca ketika mendengar adzan “Allohumma Robba hadzihid da’watit taammah wash sholaatil qooimah aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah wab’atshu maqoomam mahmuudah alladzii wa’attah” [Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga), dan keutamaan kepada Muhammad, dan bangkitkan beliau, sehingga bisa menempati maqam terpuji yang engkau janjikan]. Maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat”. [HR Bukhari no.614, dari Jabir bin Abdillah]
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dalam hadis yang panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).
Also read : Wanita Harus Tahu Doa Ini, Guna Lindungi Diri dari Kejahatan Setan Berwujud Pria!
Memahami hadis ini, Imam Hasan al-Bashri menasehatkan
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.”
Imam Ibnul Jauzi menasehatkan kepada teman-temannya,
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Tuhan kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.
Senada dengan poin membaca alqur'an, secara khusus, sering-seringlah membaca surat Al-Mulk, setiap malam (sebelum tidur)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga” [HR Abu Dawud (no. 1400), at-Tirmidzi (no. 2891), Ibnu Majah (no. 3786), Ahmad (2/299) dan al-Hakim (no. 2075 dan 3838), dinyatakan shahih oleh imam al-Hakim dan disepakati oleh imam adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani]
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca surat ini secara kontinyu [Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/453)], karena ini merupakan sebab untuk mendapatkan syafa’at dengan izin Allah Ta’ala.
Hadits ini semakna dengan hadits lain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya (terdiri dari) tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya (di hadapan Allah Ta’ala) sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan” [HR ath-Thabarani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 3654) dan “al-Mu’jamush shagiir” (no. 490), dinyatakan shahih oleh al-Haitsami dan Ibnu hajar (dinukil dalam kitab “Faidhul Qadiir” 4/115) dan dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam “Shahiihul jaami’ish shagiir” (no. 3644)]
Nabi shallahu alaihi wasalam bersabda :
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mengangkat derajat seorang Hamba yang shalih ke dalam surga , maka hamba ini berkata ;”Wahai Tuhanku dari manakah aku mendapatkan hal ini ?” maka Allah menjawab: “ Dengan Istigfar yang dimintakan oleh anakmu.” HR. Ahmad: 5092, Bukhori dalam Adabul Mufrod dan dishahihkan Al-Albani)
Diriwayatkan dari Habibah, suatu ketika ia pernah berada di samping Aisyah. Ketika itu datang Rasulullah saw. dan bersabda, “Tidak ada dari dua orang muslim (suami istri) yang ditinggal 3 orang anaknya dan umurnya belum baligh kecuali akan didatangkan ketiga anaknya dan mereka berdiri di depan pintu surga lalu dipersilahkan masuk surga. Tapi anak itu berkata, “Tidak, kami tidak akan masuk surga sebelum kedua orang tuaku masuk surga.” Lalu dikatakan kepadanya, “Masuklah kalian ke dalam surga beserta dengan orang tua kalian.” (HR. Thabrani).