Sudah Cukupkah Kesalahan Terhapus, dengan Hanya Meminta Maaf Ketika Lebaran?

Penulis Unknown | Ditayangkan 23 Jun 2017
Sudah Cukupkah Kesalahan Terhapus, dengan Hanya Meminta Maaf Ketika Lebaran?

Apakah saat lebaran (idul fitri) memang diharuskan kita bermaaf-maafan? Apakah memang harus mengucapkan mohon maaf lahir batin? Lalu, apakah iya kalau dosa akan terhapus karena bermaafan?

Momen bermaafan merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Pada hari tersebut kita berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar lalu saling bermaaf-maafan.

Also read : Sebelum Ramadhan Berakhir, Sudahkah Hal Ini Dilakukan? Lakukan Agar Idul Fitri Nanti Bisa Lega!

Menurut sejumlah hadits, saat hari Idul Fitri atau usai Ramadhan, Rasulullah Saw dan para sahabat ketika bertemu "hanya" saling mendoakan dengan upacan "taqabbalallahu minna wa minkum" (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian).

Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar[Fathul Bari 2/446] : “Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata (yang artinya) : Para sahabat Nabi Saw bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya: Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.

Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Saw. Mereka bila kembali dari Shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain: Taqabbalallahu minnaa wa minka.

Lepas dari hal tersebut, psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan, meminta maaf dan memaafkan bermanfaat untuk mengangkat satu beban hidup. Apalagi jika dilakukan dengan tulus. Tapi, apakah memintaa maaf saja cukup untuk menghapuskan kesalahan?

"Untuk kesalahan fatal (menyakiti karena omongan dan perbuatan), sebenarnya permintaan maaf saja enggak cukup," kata Rosdiana dilansir dari laman Kompas.

Permintaan maaf seharusnya dilanjutkan dengan memperbaiki kesalahan. Misalnya dengan tidak mengulanginya dan berbuat lebih baik lagi kepada orang tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar tidak menganggap minta maaf setiap melakukan kesalahan itu mudah.

Sudah Cukupkah Kesalahan Terhapus, dengan Hanya Meminta Maaf Ketika Lebaran?

Also read : Masih Suka "Balas Dendam" Saat Berbuka? Lihat Bagaimana Mereka Beribadah di Tengah Bahaya

"Kalau sungguh-sungguh minta maaf, kan disertai rencana tindakan untuk memperbaiki hal tersebut," ujar Rosdiana.

Sementara kepada orang yang memberi maaf, juga harus diserati ketulusan. Rosdiana mengatakan bahwa yang paling sulit adalah bukan memberikan maaf, melainkan melupakan. Orang bisa saja mudah memberikan maaf, tapi mereka kerap menyisakan perasaan dan pikiran dari kesalahan orang tersebut.

Bila hal tersebut terjadi, maka jangan menyalahkan diri sendiri. Sebab, melupakan memang butuh proses dan tak semudah memberikan maaf.

"Kadang tidak melupakan seluruhnya, jadi bagus buat kita untuk siap-siap, tapi dalam proses melupakan itu kita harus memberikan kesempatan kedua buat dia (yang melakukan kesalahan)," ujar Rosdiana.

Kesimpulannya adalah memohon maaf atau saling bermaafan saat lebaran hukumnya tidak harus, tidak sunah, namun juga tidak dilarang. Hukumnya adalah boleh (mubah). Islam juga memerintahkan minta maaf kapan saja begitu berbuat kesalahan, bukan menunggu lebaran. Tapi, bermaafan saat lebaran pun tidak ada larangan. Ini tradisi baik, tidak ada dalil yang melarangnya.

Itulah bagaimana seulas dari hukum bermaaf-maafan saat Idul Fitri. Kami segenap Tim Redaksi Wajibbaca mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Wallahu a'lam bish-shawabi.
SHARE ARTIKEL