Kata Siapa Mitos Jawa Itu Omong Kosong? Ternyata Hal-hal Ini Malah Masuk Akal dan Benar!
Penulis Unknown | Ditayangkan 11 Jul 2017 Misalnya saja kalau perempuan makan sayap ayam bisa jauh jodoh. Terdengar aneh bukan? Tapi memang mitos ini bisa terjadi karena hal ini.
Kehidupan masyarakat di Indonesia memang sarat akan mitos, khususnya orang Jawa. Bagi orang Jawa, banyak hal yang dekat dengan kehidupan, yang dipercaya pamali bila dilakukan. Namun nyatanya hal yang dianggap mitos dan pamali ini memiliki sisi logis yang relevan dengan realitasnya.
Artikel pilihan : Surat Cinta untuk Ukhti Shalihah, Jagalah Hatimu Sampai Nanti Ada Cinta yang Diridhoi
Mitos sebenarnya disebar untuk hal-hal yang baik, tidak menyesatkan. Apa saja sih mitos yang sering kita dengar itu?
Pasti banyak yang telah mendengar kata-kata ini keluar dari keluarga, dimana mitos ini berkembang sebagai upaya mengembalikan fungsi barang. Bantal mulanya memang dibuat untuk kepala, bukan untuk kaki atau bagian tubuh lain. Kalau diinjak atau diduduki, bantal jadi kotor, kepala pun ikut kotor saat bantal itu dipakai.
Nah lho, perempuan pasti sudah akrab dengan mitos ini. Ya, orang-orang masa lampau, khususnya perempuan, menyukai pria mukanya yang bersih dari brewok. Mitos ini dibuat untuk ‘menakut-nakuti’ perempuan agar mereka menyapu dengan sungguh-sungguh, tak ada kotoran atau debu yang tersisa. Brewok, pada masa itu, melambangkan hal-hal yang belum bersih. Jadi kalau kamu malas membersihkan rumah, kamu juga bakal dapat cowok yang malas membersihkan badan juga.
Orang pada dasarnya memang takut setan. Karenanya, mitos ini dibuat agar orang tak bersiul kala malam hari. Sebab, dapat mengganggu tetangga sekitarnya. Apalagi di desa suasanannya amat sunyi saat malam. Jadi bersiul akan mengganggu istirahat seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan asas kesopanan.
Dalam Islam sendiri, bersiul merupakan perbuatan yang kurang baik, yakni sama halnya dengan shalat, karena orang musyrikin menjadikan siulan dan tepuk tangan sebagai pengganti doa dan tasbih. Ada yang mengatakan, mereka bersiul dan bernyanyi ketika sedang beribadah.
Syaikhul Islam mengatakan, “Orang-orang musyrikin berkumpul di masjidil haram, mereka tepuk tangan dan bersiul-siul. Mereka yakini itu ibadah dan cara shalat . Lalu Allah mencela tindakan mereka itu. Dan Allah sebut itu kebatilan yang dilarang.”(Majmu’ al-Fatawa, 3/427).
Sebenarnya mitos ini dibuat untuk menghindari agar tangan orang tak terluka saat memotong kuku malam-malam. Apalagi zaman dulu belum ada penerangan listrik. Saat malam gelap, bisa-bisa bukan kuku yang terpotong, tapi tangan yang tergores.
Pemikiran ini sebenarnya berkembang untuk mendidik perempuan agar berlaku sopan. Sebab, duduk di depan pintu adalah hal yang kurang sopan, karena secara langsung menghalang-halangi orang untuk masuk atau keluar dari ruangan.
Mitos ini berkembang dengan maksud yang baik. Tutup piring diciptakan bukan dipakai untuk makan. Pemahaman ini bermaksud mengembalikan peran barang sesuai dengan fungsinya. Bayangkan, kalau kamu makan dengan tutup piring, pasti menjadi belepotan dan tak karuan. Sebab, tutup piring didesain bukan untuk wadah makanan.
Sayap ayam mengandung banyak lemak. Dikhawatirkan, remaja, yang hormonnya sedang tak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh. Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Namun lagi-lagi ini hanya soal pemahaman.
Lagi-lagi alasan logis dari mitos ini adalah soal asas kesopanan. Orang Indonesia, khususnya orang Jawa, amat menjunjung nilai kesopanan. Menurut mereka, tak sopan bila mendahului orang tua makan. Mitos ini mendidik anak-anak untuk menghargai orang yang lebih tua.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata.
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Aku pernah tanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’ Tanyaku. Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Lebih lanjut, kutanyakan, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’” [Muttafaq ‘alaih]
Artikel pilihan : Lihat Gambar Ini, Banyak Orang Meneteskan Air Mata, "Mengapa Mereka Pakai Alas Ini untuk Shalat?"
Orang dulu percaya kalau makan sambil tiduran bisa jadi ular. Alasan logisnya tentu soal pencernaan. Makan sambil tiduran tak baik untuk pencernaan dan bisa membuat orang sakit. Karena itu, mitos tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang zaman dulu.
Orang zaman dulu, apalagi anak-anak, sangat takut dengan wewe gombel yang kabarnya suka menculik. Mitos ini dibuat agar anak-anak tak keluar kala magrib. Sebab, magrib adalah waktunya orang beribadah atau istirahat dari aktivitas seharian. Magrib juga jadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Itulah sebabnya mengapa mitos ini dibuat dan berkembang di tengah masyarakat agar tetap diam di rumah saat magrib.
Dalil perbuatan ini adalah hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika beliau menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ –أَوْ أَمْسـيتُمْ– فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإنَّ الشيطَانَ يَنْتَشـر حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّهِ، فَإنَّ الشيطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَاباً مُغْلَقاً»
“Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup” (HR. Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012).
Sebenarnya alasannya cukup logis. Pakaian berwarna hijau atau biru jadi terlihat samar ketika orang mengenakannya di pantai. Ditakutkan, jika ada ombak besar menghantam dan orang tersebut terseret gelombang, tim SAR kesulitan menolong korban karena warna pakaiannya hampir sama dengan warna laut.
Jadi, kamu gak perlu anti sama pamali. Hal-hal tersebut bisa jadi memang buat kebaikanmu sendiri.
Kehidupan masyarakat di Indonesia memang sarat akan mitos, khususnya orang Jawa. Bagi orang Jawa, banyak hal yang dekat dengan kehidupan, yang dipercaya pamali bila dilakukan. Namun nyatanya hal yang dianggap mitos dan pamali ini memiliki sisi logis yang relevan dengan realitasnya.
Artikel pilihan : Surat Cinta untuk Ukhti Shalihah, Jagalah Hatimu Sampai Nanti Ada Cinta yang Diridhoi
Mitos sebenarnya disebar untuk hal-hal yang baik, tidak menyesatkan. Apa saja sih mitos yang sering kita dengar itu?
1. Duduk di atas bantal nanti jadi bisulan.
Pasti banyak yang telah mendengar kata-kata ini keluar dari keluarga, dimana mitos ini berkembang sebagai upaya mengembalikan fungsi barang. Bantal mulanya memang dibuat untuk kepala, bukan untuk kaki atau bagian tubuh lain. Kalau diinjak atau diduduki, bantal jadi kotor, kepala pun ikut kotor saat bantal itu dipakai.
2. Kalau nyapu tidak bersih, suaminya brewokan.
Nah lho, perempuan pasti sudah akrab dengan mitos ini. Ya, orang-orang masa lampau, khususnya perempuan, menyukai pria mukanya yang bersih dari brewok. Mitos ini dibuat untuk ‘menakut-nakuti’ perempuan agar mereka menyapu dengan sungguh-sungguh, tak ada kotoran atau debu yang tersisa. Brewok, pada masa itu, melambangkan hal-hal yang belum bersih. Jadi kalau kamu malas membersihkan rumah, kamu juga bakal dapat cowok yang malas membersihkan badan juga.
3. Bersiul saat malam hari berarti memanggil setan.
Orang pada dasarnya memang takut setan. Karenanya, mitos ini dibuat agar orang tak bersiul kala malam hari. Sebab, dapat mengganggu tetangga sekitarnya. Apalagi di desa suasanannya amat sunyi saat malam. Jadi bersiul akan mengganggu istirahat seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan asas kesopanan.
Dalam Islam sendiri, bersiul merupakan perbuatan yang kurang baik, yakni sama halnya dengan shalat, karena orang musyrikin menjadikan siulan dan tepuk tangan sebagai pengganti doa dan tasbih. Ada yang mengatakan, mereka bersiul dan bernyanyi ketika sedang beribadah.
Syaikhul Islam mengatakan, “Orang-orang musyrikin berkumpul di masjidil haram, mereka tepuk tangan dan bersiul-siul. Mereka yakini itu ibadah dan cara shalat . Lalu Allah mencela tindakan mereka itu. Dan Allah sebut itu kebatilan yang dilarang.”(Majmu’ al-Fatawa, 3/427).
4. Potong kuku malam-malam itu pamali.
Sebenarnya mitos ini dibuat untuk menghindari agar tangan orang tak terluka saat memotong kuku malam-malam. Apalagi zaman dulu belum ada penerangan listrik. Saat malam gelap, bisa-bisa bukan kuku yang terpotong, tapi tangan yang tergores.
5. Anak gadis yang duduk di depan pintu dipercaya sulit dapat jodoh.
Pemikiran ini sebenarnya berkembang untuk mendidik perempuan agar berlaku sopan. Sebab, duduk di depan pintu adalah hal yang kurang sopan, karena secara langsung menghalang-halangi orang untuk masuk atau keluar dari ruangan.
6. Pamali makan menggunakan tutup piring.
Mitos ini berkembang dengan maksud yang baik. Tutup piring diciptakan bukan dipakai untuk makan. Pemahaman ini bermaksud mengembalikan peran barang sesuai dengan fungsinya. Bayangkan, kalau kamu makan dengan tutup piring, pasti menjadi belepotan dan tak karuan. Sebab, tutup piring didesain bukan untuk wadah makanan.
7. Gadis yang makan sayap ayam bisa jauh dari jodoh.
Sayap ayam mengandung banyak lemak. Dikhawatirkan, remaja, yang hormonnya sedang tak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh. Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Namun lagi-lagi ini hanya soal pemahaman.
8. Mengambil makanan di meja makan sebelum orang tua mengambilnya dianggap pamali.
Lagi-lagi alasan logis dari mitos ini adalah soal asas kesopanan. Orang Indonesia, khususnya orang Jawa, amat menjunjung nilai kesopanan. Menurut mereka, tak sopan bila mendahului orang tua makan. Mitos ini mendidik anak-anak untuk menghargai orang yang lebih tua.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata.
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Aku pernah tanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’ Tanyaku. Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Lebih lanjut, kutanyakan, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’” [Muttafaq ‘alaih]
Artikel pilihan : Lihat Gambar Ini, Banyak Orang Meneteskan Air Mata, "Mengapa Mereka Pakai Alas Ini untuk Shalat?"
9. Makan sambil tiduran bisa jadi ular.
Orang dulu percaya kalau makan sambil tiduran bisa jadi ular. Alasan logisnya tentu soal pencernaan. Makan sambil tiduran tak baik untuk pencernaan dan bisa membuat orang sakit. Karena itu, mitos tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang zaman dulu.
10. Keluar saat Maghrib bisa diculik wewe gombel.
Orang zaman dulu, apalagi anak-anak, sangat takut dengan wewe gombel yang kabarnya suka menculik. Mitos ini dibuat agar anak-anak tak keluar kala magrib. Sebab, magrib adalah waktunya orang beribadah atau istirahat dari aktivitas seharian. Magrib juga jadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Itulah sebabnya mengapa mitos ini dibuat dan berkembang di tengah masyarakat agar tetap diam di rumah saat magrib.
Dalil perbuatan ini adalah hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika beliau menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ –أَوْ أَمْسـيتُمْ– فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإنَّ الشيطَانَ يَنْتَشـر حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّهِ، فَإنَّ الشيطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَاباً مُغْلَقاً»
“Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup” (HR. Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012).
11. Ke pantai selatan jangan pakai baju hijau atau biru.
Sebenarnya alasannya cukup logis. Pakaian berwarna hijau atau biru jadi terlihat samar ketika orang mengenakannya di pantai. Ditakutkan, jika ada ombak besar menghantam dan orang tersebut terseret gelombang, tim SAR kesulitan menolong korban karena warna pakaiannya hampir sama dengan warna laut.
Jadi, kamu gak perlu anti sama pamali. Hal-hal tersebut bisa jadi memang buat kebaikanmu sendiri.