Merasa Kesal dengan Suami, Tapi Jangan Sekalipun Kata-kata Bahaya ini Keluar Darimu
Penulis Unknown | Ditayangkan 10 Jul 2017 Walau ngambek dan merasa sangat kesal kepada suami, ingatlah jangan sampai istri mengatakan ini kepada suaminya. Bahayanya tak bisa ditunda!
Salah satu bagian terbaik dari sebuah pernikahan adalah perasaan sangat nyaman terhadap suami. Kenyamanan yang dapat membuat seorang istri melakukan dan mengatakan apa saja dengan jujur. Namun jika terlalu jujur, yang diucapkan justru dapat menyakiti hati suami dan malah menimbulkan konflik.
Artikel pilihan : Bukan Hanya Sekedar Penghuni Rumah Sebelah, Ternyata Tetangga Dibagi Menjadi 3 dan Beda Pula Haknya
Ya, kadang ada alasan logis bagi istri untuk mendiskusikan hal-hal tertentu yang bersifat sensitif. Namun jika disampaikan dengan bebas tanpa pertimbangan apa pun, malah akan menimbulkan masalah baru bagi istri dan suami.
Seperti misalnya saja ketika yang namanya wanita biasanya sangat sensitif dan mudah ngambek jika terjadi sesuatu yang tidak disenangi. Akan tetapi wahai muslimah, wahai para istri shalihah, se-ngambek apapun dirimu, jangan sampai mengucapkan hal-hal ini pada suami, karena bisa menjadikan diri kita termasuk istri yang kufur terhadap suami.
Tak mau kan dicap sebagai istri yang kufur dan tak bersyukur dengan suami yang telah Allah SWT tetapkan? Maka dari itu hindari mengatakan hal ini semarah apapun dirimu.
Benarkah pernyataan ini? Padahal mungkin suami kita sudah pontang-panting bekerja mencari nafkah untuk istri dan anak, hanya karena satu kesalahan yang tidak kita sukai, pantaskah jika kita menyebutkan kalimat tersebut?
Faktanya, bahagia atau tidaknya diri kita bukanlah tergantung orang lain, melainkan tergantung keputusan kita sendiri.
Seburuk-buruknya manusia pasti punya kebaikan, pasti ada hal yang bagus dari dirinya, maka jangan sampai kita mengucapkan hal seperti ini.
Maka tak patut kita mengucapkan hal ini pada suami, karena bisa menyakiti perasaan suami.
Tahukah bahwa Rasulullah menyatakan banyak wanita masuk neraka karena perkataan-perkataan sejenis itu?
“ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.
Para sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?”
Baginda s.a.w menjawab : “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Baginda menjawab: “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu’.” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari)
Artikel pilihan : Layaknya Kerang Menghimpit Mutiara, Aku Pun Akan Menggenggam Luka Ini Sampai Hilang Perihnya
Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, tentunya tak dianjurkan untuk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada suami.
Hal yang pertama dilakukan yaitu katakan istighfar. Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita. Setelah itu, klarifikasi secara detil duduk persoalan. jangan ikuti nafsu lantaran emosi bakal makin meluap-luap. Namun sebisa mungkin, tahanlah dahulu emosi.
Lantaran bicara dalam kondisi emosi cuma bakal memperburuk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menumpahkan kekesalan, bahkan juga kekesalan yang sudah lalu. Bila di rasa telah dapat mengendalikan diri, Ambil air wudhu lalu lakukan shalat dan berdoalah. Adukan semua masalah pada Allah. Semua kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tidak lupa, mintalah padaNya untuk diberikan jalan keluar.
Bila diri telah tenang, awalilah bicara dengan suami. Ingat, yang bakal dibicarakan yaitu dalam rangka mencari jalan keluar, bukanlah untuk menambahkan kericuhan. Tidak lupa, ada unsur saling menasehati dalam rumah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan yang dikerjakan.
Semoga beberapa hal itu dapat makin mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga kita. Aamiin.
Wallaahualam.
Salah satu bagian terbaik dari sebuah pernikahan adalah perasaan sangat nyaman terhadap suami. Kenyamanan yang dapat membuat seorang istri melakukan dan mengatakan apa saja dengan jujur. Namun jika terlalu jujur, yang diucapkan justru dapat menyakiti hati suami dan malah menimbulkan konflik.
Artikel pilihan : Bukan Hanya Sekedar Penghuni Rumah Sebelah, Ternyata Tetangga Dibagi Menjadi 3 dan Beda Pula Haknya
Ya, kadang ada alasan logis bagi istri untuk mendiskusikan hal-hal tertentu yang bersifat sensitif. Namun jika disampaikan dengan bebas tanpa pertimbangan apa pun, malah akan menimbulkan masalah baru bagi istri dan suami.
Seperti misalnya saja ketika yang namanya wanita biasanya sangat sensitif dan mudah ngambek jika terjadi sesuatu yang tidak disenangi. Akan tetapi wahai muslimah, wahai para istri shalihah, se-ngambek apapun dirimu, jangan sampai mengucapkan hal-hal ini pada suami, karena bisa menjadikan diri kita termasuk istri yang kufur terhadap suami.
Tak mau kan dicap sebagai istri yang kufur dan tak bersyukur dengan suami yang telah Allah SWT tetapkan? Maka dari itu hindari mengatakan hal ini semarah apapun dirimu.
1. “Kamu Tak Pernah Berbuat Baik Padaku Sama Sekali”
Benarkah pernyataan ini? Padahal mungkin suami kita sudah pontang-panting bekerja mencari nafkah untuk istri dan anak, hanya karena satu kesalahan yang tidak kita sukai, pantaskah jika kita menyebutkan kalimat tersebut?
2. “Aku Tak Pernah Bahagia Bersamamu”
Faktanya, bahagia atau tidaknya diri kita bukanlah tergantung orang lain, melainkan tergantung keputusan kita sendiri.
3. “Apa Sih Bagusnya Kamu? Nggak Ada!”
Seburuk-buruknya manusia pasti punya kebaikan, pasti ada hal yang bagus dari dirinya, maka jangan sampai kita mengucapkan hal seperti ini.
Maka tak patut kita mengucapkan hal ini pada suami, karena bisa menyakiti perasaan suami.
Tahukah bahwa Rasulullah menyatakan banyak wanita masuk neraka karena perkataan-perkataan sejenis itu?
“ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.
Para sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?”
Baginda s.a.w menjawab : “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Baginda menjawab: “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu’.” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari)
Artikel pilihan : Layaknya Kerang Menghimpit Mutiara, Aku Pun Akan Menggenggam Luka Ini Sampai Hilang Perihnya
Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, tentunya tak dianjurkan untuk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada suami.
Hal yang pertama dilakukan yaitu katakan istighfar. Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita. Setelah itu, klarifikasi secara detil duduk persoalan. jangan ikuti nafsu lantaran emosi bakal makin meluap-luap. Namun sebisa mungkin, tahanlah dahulu emosi.
Lantaran bicara dalam kondisi emosi cuma bakal memperburuk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menumpahkan kekesalan, bahkan juga kekesalan yang sudah lalu. Bila di rasa telah dapat mengendalikan diri, Ambil air wudhu lalu lakukan shalat dan berdoalah. Adukan semua masalah pada Allah. Semua kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tidak lupa, mintalah padaNya untuk diberikan jalan keluar.
Bila diri telah tenang, awalilah bicara dengan suami. Ingat, yang bakal dibicarakan yaitu dalam rangka mencari jalan keluar, bukanlah untuk menambahkan kericuhan. Tidak lupa, ada unsur saling menasehati dalam rumah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan yang dikerjakan.
Semoga beberapa hal itu dapat makin mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga kita. Aamiin.
Wallaahualam.