Viral! Patung Dewa Raksasa di Tuban Ditutup Kain Putih, Netizen "Apa kamu merasa paling Islam mau muallafkan berhala?"
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 14 Aug 2017 Kota Tuban menjadi sorotan dalam beberapa hari ini, pasalnya sebuah patung raksasa dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur ini menjadi bahan perdebatan.
Bagaimana tidak, patung ini ditutupi kain putih yang seperti dalam ajaran agama Islam diharamkan menjadikan patung sebagai suatu benda yang dituahkan hingga menjadi sesembahan.
Kabag Humas dan Media Pemerintah Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, mengatakan, pengelola kelenteng sudah berinisiatif menutup sementara patung tersebut dengan kain putih.
"Syukur, sebelum kami minta agar ditutup, pengelola patung sudah memiliki inisiatif untuk menutup patung terlebih dahulu sejak 2 hari lalu," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (8/8/2017), lansir Kompas.
Agus mengatakan, Pemkab Tuban memastikan bahwa tidak ada masalah dengan keberadaan patung yang dinobatkan sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara oleh MURI itu di Tuban. Namun, menurut Agus, patung tersebut belum memiliki izin resmi.
Pihak Pemkab Tuban mengatakan, pengelola kelenteng sebenarnya sudah mengajukan permohonan izin bangunan. Namun dokumen yang dikirim belum kunjung lengkap.
Menurut Agus, pihaknya sudah mengirimkan surat teguran kepada pengelola kelenteng agar segera melengkapi syarat administrasi dan dokumen sehingga izin bisa segera dikeluarkan.
Baca Juga: Dunia Dalam Rahim "Wahai Keturunan Adam, Kubentuk Kamu Dalam Perut Ibumu"
"Pihak kelenteng sudah mengajukan izin, namun syaratnya belum lengkap, akhirnya izin belum keluar sampai sekarang," kata Agus, Selasa.
Agus juga mengatakan, Pemkab Tuban sempat heran karena meski pengurusan izin bangunan belum rampung, mereka sudah menerima surat undangan peresmian patung setinggi lebih dari 40 meter tersebut pada 17 Juli lalu.
Sejumlah pejabat, lanjut dia, hadir dalam acara tersebut, termasuk Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Patung dewa yang dinobatkan terbesar se-Asia Tenggara oleh MURI itu, lanjut Agus, sampai saat ini ditutup kain raksasa berwarna putih.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tuban, Jawa Timur, dengan menggunakan alat berat crane menutup patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen dengan kain putih di Kelenteng Kwan Swie Bio, Minggu (6/8/2017). Patung setinggi 30,4 meter itu ditutup dengan kain oleh pengurus kelenteng karena adanya penolakan dari sejumlah elemen masyarakat atas patung itu. (ANTARA FOTO/AGUK SUDARMOJO)
Soal dampak sosial akibat polemik patung tersebut, Pemkab Tuban akan mengagendakan rapat khusus dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Tuban. Kemarin, massa berbagai elemen menggelar aksi protes di depan gedung DPRD Jatim di Surabaya.
Mereka mendesak agar patung tersebut segera dirobohkan karena tidak terkait dengan sejarah bangsa Indonesia. Massa sempat memperingatkan agar patung dirobohkan dalam waktu 7 kali 24 jam. Jika tidak, massa akan merobohkan sendiri patung dimaksud.
Salah satu netizen yang mempunyai akun facebook Cak Gustom misalnya, memposting dalam akun facebooknya mengenai protes terhadap patung itu.
Tuban itu syantai loer!
Dulu waktu SMA saya sering maen ke klenteng ini, latihan wushu tipis2 biar sehat. Trus habis latihan makan "pay" alias makan gratis yang disediakan klenteng bareng tukang2 becak. Wuenak ngirit. Nah waktu pengurusnya selalu bilang "sing khalal kene mas, makanan sing harrooom kono kae, ojo kleru!".
Kalau gak salah ketua pengelolanya Pak Hanjono Tansah, yg jowo asli wong kingking.
Habis latihan mandi terus ziarah ke Sunan Bonang atau Sunan Mbejagung. Habis itu maleme mangan wedhus nang kutorejo koncoku sing arab.
Belum malemnya kadang nemenin temen2ku sing mabuk ngombe toak. Sumpah aku ini belum pernah nyicipin toak. Paling kalau temenku kleleran dah pindahin ke tempat aman. Tapi dikancani wae arek2 mendeman iku akeh sing balek nang dalane Allah.
Suantai to nang Tuban?!! Sing ribut nang FB dak delok dudu wong tuban malahan.
Bagiku pengalaman itu adalah perjalanan spiritual yg esensial. Bukan spiritual abal2 yg memaksa lain tunduk dalam nalar kita. Gusti Alloh meniko cedhak banget, nemplek ten ati. Mboten usah bingung kabeh2 mau dingeslamisasi biar imanmu tak tergoda.
Trus kowe sudah merasa palimg Islam ngunu nek patung iki mbok enggoni rukuh. Merasa sudah me mualafkan berhala, yg mungkin sebenarnya ada dalam dirimu! Malah ngisin2i wong eslam. (Terus kamu sudah merasa paling islam gitu, kalau patung ini kamu pakaikan mukena. Merasa sudah memualafkan berhala, yang mungkin sebenarnya ada dalam dirimu! Malah malu-maluin sesama muslim)
Dari status facebook Cak Gustom ini pun banyak reaksi dari netizen hingga dibagikan hingga 35 kali.
Yusnita Ike Christanti: "Sing rame..kon pindah warga negara ning arab wae...bolone klan saud soale...ra bolone wong Tuban..." (Yang ramai (protes), suruh pindah warga negara ke arab saja... Saudaranya Klan Saud, bukan saudaranya orang Tuban)
Mutik Tawana: "Nek wong tuban ra bakal edan" (Kalau bukan orang Tuban nggak bakal Edan/gila)
Afif As Syukri: "setuju mas, saya cuma mau nambah "jangan ajari masyarakat Tuban tentang toleransi,"
Okta C Pratiwi: "Patunge dikrodongi mbok ganggu keimananmu cak" (Patungnya ditutupi biar nggak ganggu keimananmu cak"
Bagaimana tidak, patung ini ditutupi kain putih yang seperti dalam ajaran agama Islam diharamkan menjadikan patung sebagai suatu benda yang dituahkan hingga menjadi sesembahan.
Kabag Humas dan Media Pemerintah Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, mengatakan, pengelola kelenteng sudah berinisiatif menutup sementara patung tersebut dengan kain putih.
"Syukur, sebelum kami minta agar ditutup, pengelola patung sudah memiliki inisiatif untuk menutup patung terlebih dahulu sejak 2 hari lalu," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (8/8/2017), lansir Kompas.
Agus mengatakan, Pemkab Tuban memastikan bahwa tidak ada masalah dengan keberadaan patung yang dinobatkan sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara oleh MURI itu di Tuban. Namun, menurut Agus, patung tersebut belum memiliki izin resmi.
Pihak Pemkab Tuban mengatakan, pengelola kelenteng sebenarnya sudah mengajukan permohonan izin bangunan. Namun dokumen yang dikirim belum kunjung lengkap.
Menurut Agus, pihaknya sudah mengirimkan surat teguran kepada pengelola kelenteng agar segera melengkapi syarat administrasi dan dokumen sehingga izin bisa segera dikeluarkan.
Baca Juga: Dunia Dalam Rahim "Wahai Keturunan Adam, Kubentuk Kamu Dalam Perut Ibumu"
"Pihak kelenteng sudah mengajukan izin, namun syaratnya belum lengkap, akhirnya izin belum keluar sampai sekarang," kata Agus, Selasa.
Agus juga mengatakan, Pemkab Tuban sempat heran karena meski pengurusan izin bangunan belum rampung, mereka sudah menerima surat undangan peresmian patung setinggi lebih dari 40 meter tersebut pada 17 Juli lalu.
Sejumlah pejabat, lanjut dia, hadir dalam acara tersebut, termasuk Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Patung dewa yang dinobatkan terbesar se-Asia Tenggara oleh MURI itu, lanjut Agus, sampai saat ini ditutup kain raksasa berwarna putih.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tuban, Jawa Timur, dengan menggunakan alat berat crane menutup patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen dengan kain putih di Kelenteng Kwan Swie Bio, Minggu (6/8/2017). Patung setinggi 30,4 meter itu ditutup dengan kain oleh pengurus kelenteng karena adanya penolakan dari sejumlah elemen masyarakat atas patung itu. (ANTARA FOTO/AGUK SUDARMOJO)
Soal dampak sosial akibat polemik patung tersebut, Pemkab Tuban akan mengagendakan rapat khusus dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Tuban. Kemarin, massa berbagai elemen menggelar aksi protes di depan gedung DPRD Jatim di Surabaya.
Mereka mendesak agar patung tersebut segera dirobohkan karena tidak terkait dengan sejarah bangsa Indonesia. Massa sempat memperingatkan agar patung dirobohkan dalam waktu 7 kali 24 jam. Jika tidak, massa akan merobohkan sendiri patung dimaksud.
Salah satu netizen yang mempunyai akun facebook Cak Gustom misalnya, memposting dalam akun facebooknya mengenai protes terhadap patung itu.
Tuban itu syantai loer!
Dulu waktu SMA saya sering maen ke klenteng ini, latihan wushu tipis2 biar sehat. Trus habis latihan makan "pay" alias makan gratis yang disediakan klenteng bareng tukang2 becak. Wuenak ngirit. Nah waktu pengurusnya selalu bilang "sing khalal kene mas, makanan sing harrooom kono kae, ojo kleru!".
Kalau gak salah ketua pengelolanya Pak Hanjono Tansah, yg jowo asli wong kingking.
Habis latihan mandi terus ziarah ke Sunan Bonang atau Sunan Mbejagung. Habis itu maleme mangan wedhus nang kutorejo koncoku sing arab.
Belum malemnya kadang nemenin temen2ku sing mabuk ngombe toak. Sumpah aku ini belum pernah nyicipin toak. Paling kalau temenku kleleran dah pindahin ke tempat aman. Tapi dikancani wae arek2 mendeman iku akeh sing balek nang dalane Allah.
Suantai to nang Tuban?!! Sing ribut nang FB dak delok dudu wong tuban malahan.
Bagiku pengalaman itu adalah perjalanan spiritual yg esensial. Bukan spiritual abal2 yg memaksa lain tunduk dalam nalar kita. Gusti Alloh meniko cedhak banget, nemplek ten ati. Mboten usah bingung kabeh2 mau dingeslamisasi biar imanmu tak tergoda.
Trus kowe sudah merasa palimg Islam ngunu nek patung iki mbok enggoni rukuh. Merasa sudah me mualafkan berhala, yg mungkin sebenarnya ada dalam dirimu! Malah ngisin2i wong eslam. (Terus kamu sudah merasa paling islam gitu, kalau patung ini kamu pakaikan mukena. Merasa sudah memualafkan berhala, yang mungkin sebenarnya ada dalam dirimu! Malah malu-maluin sesama muslim)
Dari status facebook Cak Gustom ini pun banyak reaksi dari netizen hingga dibagikan hingga 35 kali.
Yusnita Ike Christanti: "Sing rame..kon pindah warga negara ning arab wae...bolone klan saud soale...ra bolone wong Tuban..." (Yang ramai (protes), suruh pindah warga negara ke arab saja... Saudaranya Klan Saud, bukan saudaranya orang Tuban)
Mutik Tawana: "Nek wong tuban ra bakal edan" (Kalau bukan orang Tuban nggak bakal Edan/gila)
Afif As Syukri: "setuju mas, saya cuma mau nambah "jangan ajari masyarakat Tuban tentang toleransi,"
Okta C Pratiwi: "Patunge dikrodongi mbok ganggu keimananmu cak" (Patungnya ditutupi biar nggak ganggu keimananmu cak"