Masya Allah, Pendeta ini Menjadi Muallaf Bersama Istri dan Ketiga Anaknya. Cerita Keislamannya Mengharukan
Penulis Cang Karna | Ditayangkan 21 Sep 2017Seorang Pendeta yang Masuk Islam Bersama Satu Keluarganya, Masya Allah
Tepat di tahun baru Islam kemarin seorang mantan pendeta Muhammad Yahya Waloni, mengisi tausyiah pada peringatan tahun baru Islam 1939 H di Masjid Agung SMB II Palembang, Ia mengisahkan...
Acara ini diselenggarakan oleh Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Sumatera Selatan.
Ribuan jemaah hadir pada peringatan tersebut. Mayoritas peserta yang hadir merupakan kaum hawa.
Ibu ibu nampak antusias menyaksikan sekaligus mendengarkan apa yang disampaikan oleh mantan pendeta tersebut.
Apalagi saat sang ust menceritakan saat dirinya pertama kali masuk islam.
"Mobil saya pernah dihancurkan, pernah diserang juga, tak mudah pertama kali saya mualaf," katanya.
Menurut dia, dirinya masuk Islam bukan karena gila. Tapi karena baru sembuh dari gila.
"Istri saya pulang dari pasar menangis karena pakai jilbab karena dikatain malaikat mau terbang saat melintas di gereja," katanya.
Yahya mengatakan, ujian pasti akan menghampirinya namun hal itu sebagai konsekuensi bagi dirinya untuk menjalankan agama Allah.
"Dulu saya jadi pendeta begitu hormatnya mereka tapi begitu saya mualaf beserta istri ngatain," katanya.
BACA JUGA : Astagfirullah, Disini Pria Boleh Tes Keperawanan Dengan Pegang Bagian Pribadi Bila Mau Nikah
Ust asal Manado itu juga menceritakan, bahwa tidak mudah masuk islam karena dirinya sempat dicemooh oleh keluarga.
Tapi ia menyakinkan keluarganya untuk masuk Islam.
Yahya mengatakan, istrinya juga sempat menanyakan kepada dirinya sebelum masuk Islam karena takut kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan.
Mengingat dirinya dan keluarga tak memiliki keluarga yang Islam.
"Saya yakinkan istri saya, karena waktu jadi pendeta gajinya besar, anak-anak dijamin mau sekolah dimana saja," katanya.
Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli.
Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah.
Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.