Amerika Mengirim Surat untuk Ketua MUI, Apa Isinya?
Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 22 Dec 2017 Presiden AS Donald Trump secara sepihak akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, mengundang reaksi keras dari warga muslim di indonesia.
gambar ketua MUI ma'ruf amin dan Donald trump (republika)
Majelis Ulama Indonesia sebagai induk dari aspirasi muslim indonesia mengadakan Aksi Bela Palestina, hari Minggu lalu (17/12/2017) yang dihelat di Monas.
Di lansir dari TRIBUNNEWS.COM, Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya bergeming atas Aksi Bela Palestina yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI).
gambar ketua MUI ma'ruf amin dan Donald trump (republika)
Majelis Ulama Indonesia sebagai induk dari aspirasi muslim indonesia mengadakan Aksi Bela Palestina, hari Minggu lalu (17/12/2017) yang dihelat di Monas.
Di lansir dari TRIBUNNEWS.COM, Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya bergeming atas Aksi Bela Palestina yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, mengatkaan pihaknya sudah menerima surat dari pihak gedung putih, yang antara lain mengklarifikasi pernyataan Presiden AS Donald Trump.
"Gedung putih sudah memberi jawaban, walaupun menurut kami jawaban itu tidak kuat, dia bilang bahwasanya tindakan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, tidak menghilangkan peran Amerika sebagai juru damai," ujarnya kepada wartawan di kantor pusat MUI, Jakata Pusat, Jumat (22/12/2017).
Surat balasan dari Gedung Putih itu, ditandatangani oleh Deputy Assistant to the President and Senior Director for East Asian Affair at the National Securiy Council, Matthew Pottinger. Surat dengan kop Gedung Putih itu, dikirim untuk Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin.
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa pernyataan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebegai ibu kota Israel, tidak menghilangkan peran negri Paman Sam itu sebagai juru damai, dari konflik Palestina - Israel, termasuk dalam sengketa lahan di Yerusalem.
Pernyataan Donald Trump juga tidak menghilangkan posisi Yerusalem sebagai kota suci tiga agama.
"Tidak menghilangkan posisi Yerusalem sebagai ibu kota apa namnyaa, tiga agama, itu kan kontradiksi, kalau dibilang dia itu tiga agama, kenapa ditaruh di bawah Israel, mustinya di bawah PBB, internasional, bukan di bawah negara Israel," ujarnya.
"Alasannya tidak rasional menurut kami," tutur Ma'ruf Amin.
Surat yang diterima MUI kemarin, Kamis (21/12) rencananya menurut Ma'ruf Amin akan dibalas.
Salah satu pilihannya, adalah MUI akan membalas dengan mengirimkan surat ke Kejaksaan Agung AS, untuk mengevaluasi pernyataan Donald Trump.
Dengan surat balasan tersebut, Ma'ruf Amin menganggap aksi yang diikuti oleh jutaan muslim pada hari Minggu lalu, sedikit banyaknya bisa dikatakan efektif.
Jika Dondal Trump tidak mencabut pernyataannya soal Yerusalem, pihaknya siap untuk mengambil kebijakan lanjutan, seperti menyerukan boikot untuk AS.