Megap-Megap Dalam Kantung Plastik, Balita ini Dihukum Ibunya Untuk Alasan Kedisiplinan
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 10 Feb 2018Bagaimana menurut anda perlakuan ibu ini?
Telah beredar video ibu memperlakukan anaknya dengan sadis, niatnya hanya ingin memperlakukan kedisiplinan pada anak, malah membuat anak tersiksa, hampir kehabisan nafas, tetapi ibunya malah meneruskan aksinya, dan parahnya lagi malah orang tua ini pamer kekerasan di sosial media.
Sebuah video yang mengejutkan beredar di dunia maya. Video itu memperlihatkan kekerasan terhadap anak yang justru dilakukan oleh orangtuanya sendiri.
Dan, orangtua yang sadis itu juga mengunggah video itu ke media sosial yang beredar di Melbourne, Australia.
Dalam video yang diunggah ke Snapchat tersebut memperlihatkan seorang balita laki-laki sedang menangis.
Baca juga : Jadi Orang Tua Jaman OLD yang Mendidik Anak Jaman NOW, Malah Begini Jadinya.
Bukannya memeluk untuk menenangkan balita tersebut, orangtuanya malah menyelubungi kepala sang balita dengan sebuah kantung plastik.
Terlihat balita malang itu kesulitan bernafas dan megap-megap di dalam kantung plastik sambil menangis.
Balita itu mencoba melepaskan kantung plastik dari kepalanya. Namun, orangtuanya tetap menahannya agar kantung itu tetap berada di kepalanya.
Sementara suara latar belakang di video itu memperdengarkan tawa dari kedua orangtuanya.
Kepolisian Melbourne yang mengetahui video tersebut langsung mengadakan penyelidikan. Kemudian polisi mendatangi sebuah rumah di kawasan Preston.
Di rumah itu ada seorang remaja perempuan yang mengatakan kepada polisi sehubungan dengan unggahan di media sosial tersebut.
Beruntung polisi mendapati sang balita dalam keadaan ‘sehat’ dan ‘baik’, setelah berkembangnya kekhawatirkan akan kesejahteraan balita itu setelah adanya unggahan video tersebut.
Dilansir dari situs MailOnline Australia, Minggu (4/2), video yang beredar di Snapchat memperlihatkan anak balita yang kepalanya diselubungi kantung plastik.
Terdengar suara seseorang di video tersebut yang berkata: “Kami bukan pelaku kekerasan anak, kami hanya mengajarkan disiplin. Memastikan ia tidak mati tetapi kemudian tidak dapat bernafas.”
Dalam bagian lain di video tersebut juga memperlihatkan balita seperti terbaring di bak mandi sedang diguyur air pada bagian wajahnya.
Baca juga : Wahai Bunda Jangan Biarkan Orang Lain yang Mengajarkan Al Fatihah untuk Anakmu, Karena ini Alasannya
Pada keterangan di Snapchat dapat terbaca: “ia sekarat malam ini’ dan ketika balita itu menangis, tertulis: Aku tidak percaya dia masih hidup.”
Lihat videonya KLIK DISINI
Pasangan orangtua itu membela aksinya di video lain. Mereka menutupi wajahnya dengan ikon emoji.
Mereka berkata: “Itu anakku, itu anak kami, yeah. Itu suamiku dan anak kami.”
“Anda jangan ajari kamu bagaimana mengurus anak kami, oke,” kata yang wanita.
Kemudian suaminya menambahkan: “Bila aku ingin memukul anakku, aku akan memukulnya sebanyak yang aku mau.”
Kepolisian Victoria mengatakan kepada situs MailOnline Australia bahwa kasus itu dalam urusan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat (DHS).
Sementara pihak DHS mengatakan bahwa DHS tidak bisa mengomentari urusan seseorang.
“Departemen bekerjasama dengan Kepolisian Victoria dan sebuah badan penengah untuk memastikan kesejahteraan sang anak.”
Sementara itu tidak ada yang dikenakan hukuman atas beredarnya video kekerasan pada anak tersebut.
Cara Terbaik Menerapkan Disiplin pada Anak
Menerapkan AturanCara terbaik untuk meletakkan dasar disiplin adalah membuat semua aturan di rumah terasa sederhana dan jelas. Contohnya, “Tidak boleh memukul,” atau, “Tidak boleh naik-naik ke meja.”
Menangani Perilaku BurukPilih hal-hal apa saja yang mau Anda masalahkan. Putuskan apakah suatu reaksi yang Anda lakukan itu perlu dilakukan.
Jika Anda keras terhadap segala hal, dari anak merengek saat mau tidur sampai menggigit orang lain, Anda hanya akan membuat siapa pun kesal. Dan, usaha Anda untuk menerapkan disiplin akan sangat jauh dari efektif, jika Anda fokus kepada hal-hal yang menjadi masalah Anda saja.
Katakan TidakJika anak melakukan kesalahan, seperti memukul temannya, katakan segera dengan tegas, “Tidak boleh memukul.” Jika anak sudah lebih besar, Anda juga bisa meminta dia meminta maaf. Walaupun begitu, batasi penggunaan kata “tidak” hanya untuk perilaku buruknya saja.
Katakan TidakJika anak melakukan kesalahan, seperti memukul temannya, katakan segera dengan tegas, “Tidak boleh memukul.” Jika anak sudah lebih besar, Anda juga bisa meminta dia meminta maaf. Walaupun begitu, batasi penggunaan kata “tidak” hanya untuk perilaku buruknya saja.
Karena, kalau tidak, anak akan mengabaikan Anda. Jika dia melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai, yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya atau menyakiti siapa pun (misalnya, mencoret-coret tangannya dengan spidol), katakan saja, “Kalau mau menggambar, di kertas saja, ya, Nak.”
Baca juga :Belajar dari Kasus Kematian Pasutri Lansia, ini "Tamparan Keras" Untuk Anak yang Lupa Orangtua
Buat KonsekuensiCarilah konsekuensi yang berpengaruh terhadap anak. Ini bisa saja mengambil atau menahan satu hal istimewa yang dia miliki, atau meminta dia melakukan sesuatu yang tidak dia sukai.
Baca juga :Belajar dari Kasus Kematian Pasutri Lansia, ini "Tamparan Keras" Untuk Anak yang Lupa Orangtua
Buat KonsekuensiCarilah konsekuensi yang berpengaruh terhadap anak. Ini bisa saja mengambil atau menahan satu hal istimewa yang dia miliki, atau meminta dia melakukan sesuatu yang tidak dia sukai.
Anak usia 2 tahun ke atas bisa khawatir dengan sebuah peringatan, seperti, “Kalau kamu terus-terusan melempar-lempar pasir, kamu tidak boleh main di kotak pasir itu.” Anda harus serius dengan konsekuensi yang sudah Anda katakan. Anak tidak akan menganggap Anda serius, kalau Anda sendiri juga tidak serius.
KonsistenAnak-anak senang menguji Anda, dan tanpa konsistensi, aturan-aturan akan sangat mudah dirobohkan.
KonsistenAnak-anak senang menguji Anda, dan tanpa konsistensi, aturan-aturan akan sangat mudah dirobohkan.
Jika Anda teguh dengan aturan-aturan yang sudah dibuat, pada akhirnya anak akan menyadari bahwa tingkah polahnya yang tidak Anda sukai mempunyai konsekuensi yang dia tidak suka.
Miliki EmpatiTunjukkan kepada anak bahwa Anda tahu perasaannya. “Mama tahu bagaimana kesalnya kamu. Mama juga ingin, sih, bisa bermain di taman sepanjang hari, tetapi….” Tahu bahwa Anda memahami dia, akan membuat anak lebih tenang.
Buat KesepakatanJika anak tidak juga mau tidur, tawarkan kepada dia apakah lampu di lorong depan kamarnya tetap menyala. Baginya, ini semacam kompromi, tetapi Anda tidak terlihat mundur dan lebih kendur.
Contoh lainnya, alih-alih menawari dia sogokan, misalnya memberi dia permen, jika dia berhenti menangis, berikan penghargaan untuk perilakunya yang baik. Misalnya, jika dia tetap berada di sisi Anda saat berbelanja di supermarket, Anda berjanji akan berhenti di sebuah taman dalam perjalanan pulang nanti.
Tawarkan Opsi Lain.Saat anak melanggar sebuah peraturan, tunjukkan sebanyak mungkin perilaku alternatif yang bisa diterima. Jadi, saat Anda mengatakan, “Jangan buang-buang dompet Mama, dong!” ikuti dengan nasihat, “Yuk, buang kayu-kayu mainan ini saja….”
Berikan PujianBentuk disiplin yang paling kuat adalah memberikan pujian terhadap perilaku baik, dan ini berlaku untuk semua usia anak. Makin sering dipuji, anak makin kuat keinginannya untuk berperilaku baik.
Juga, cobalah menambahkan larangan, “Kita nggak boleh memukul, lho,” dengan kata-kata yang bersifat memberi dorongan semacam, “Kamu mengelus anjing itu dengan lembut, ya.…”
Semoga bermanfaat....tak perlu izin jika mau dishare...
NB:
1. Karena terlalu banyak yang mencopy copywrityng kami. Sebelum copy, izin dulu, setelah dapat izin sertakan link wajibbaca.com.
2. Kalau nggak melakukan point nomor satu INGAT DOSA.
Tawarkan Opsi Lain.Saat anak melanggar sebuah peraturan, tunjukkan sebanyak mungkin perilaku alternatif yang bisa diterima. Jadi, saat Anda mengatakan, “Jangan buang-buang dompet Mama, dong!” ikuti dengan nasihat, “Yuk, buang kayu-kayu mainan ini saja….”
Berikan PujianBentuk disiplin yang paling kuat adalah memberikan pujian terhadap perilaku baik, dan ini berlaku untuk semua usia anak. Makin sering dipuji, anak makin kuat keinginannya untuk berperilaku baik.
Juga, cobalah menambahkan larangan, “Kita nggak boleh memukul, lho,” dengan kata-kata yang bersifat memberi dorongan semacam, “Kamu mengelus anjing itu dengan lembut, ya.…”
Semoga bermanfaat....tak perlu izin jika mau dishare...
NB:
1. Karena terlalu banyak yang mencopy copywrityng kami. Sebelum copy, izin dulu, setelah dapat izin sertakan link wajibbaca.com.
2. Kalau nggak melakukan point nomor satu INGAT DOSA.