Selain Mendengarkan Penjelasan Guru, ini 4 Adab Murid yang Baik Terhadap Guru
Penulis Unknown | Ditayangkan 03 Feb 2018foto via islampos.com
Jangan hanya dilihat saja, tapi juga dilakukan....Teruntuk kamu pelajar
Kamu ngakunya murid baik dan terpelajar, tapi beberapa adab terhadap guru ini masih belum kamu lakukan. Percuma saja, ilmu yang kamu dapat tak akan bermanfaat.
Memang saat ini sudah jarang sekali pelajar yang sanggup melaksanakan adab sebagai pelajar yang baik.
Entah apa penyebabnya hingga mereka para pelajar sampai tak melakukan adab sebagai pelajar.
Lantas adab baik seperti apakah yang harus dilakukan murid terhadap guru?
Agar kamu tahu dan bisa kamu terapkan, berikut beberapa adab baik terhadap guru sebagaimana dikutip islampos.com
Bila pelajaran telah dimulai hendaklah bagi seorang penuntut ilmu memperhatikan hal-hal berikut;
Menghadirkan hati dan perhatian dengan seksama, intinya konsentrasi mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sikap yang demikian akan membuat pelajaran lebih membekas dan terpahami.
Ibnu Jama’ah berkata: “Hendaklah seorang murid ketika menghadiri pelajaran gurunya memfokuskan hatinya dan bersih dari segala kesibukan. Pikirannya penuh konsentrasi, tidak dalam keadaan mengantuk, marah, haus, lapar dan lain sebagainya. Yang demikian agar hatinya benar-benar menerima dan memahami terhadap apa yang dijelaskan dan apa yang dia dengar.” (Tadzkiroh Sami’ hal. 96)
Baca Juga : MasyaAllah, Sebelum Kelas Dimulai yang Dilakukan Murid-murid di Sekolah ini Dibanjiri Pujian
Demikian juga Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Apabila engkau bermajelis maka bersemangatlah untuk mendengarkan daripada berbicara. Belajarlah bagaimana mendengar yang baik sebagaimana belajar berkata. Janganlah engkau memutus pembicaraan orang.” (Adab at-Tatalmudz hal. 43)
Mengenakan pakaian yang bersih
foto via darunnajah.com
Karena kondisi yang bersih menandakan bahwa seorang murid siap menerima pelajaran dan ilmu. Maka jangan salah-kan apabila ilmu tidak meresap dalam dada karena kondisi kita yang kurang siap, pakaian penuh keringat, kepanasan dan sebagainya.
Ingatlah ketika malaikat Jibril bertanya kepada Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau sangat bersih pakaian dan keadaan dirinya. Umar bin Khoththob mengatakan:
“Ketika kami duduk di sisi Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas perjalanan jauh.” (HR. Muslim 8, Abu Dawud 4695, Tirmidzi 2610, Nasa’i 8/97, Ibnu Majah 63 dan selainnya.)
Duduk dengan tenang
foto via dakwatuna.com
Baca Juga ; Astagfirullah! Dinasehati, Murid Ini Malah Berani Menantang Gurunya
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin berkata: “Duduklah dengan duduk penuh adab. Jangan engkau luruskan kakimu di hadapannya, ini termasuk adab yang jelek. Jangan duduk dengan bersandar, ini juga adab yang jelek apalagi di tempat belajar. Lain halnya jika engkau duduk di tempat umum, maka ini lebih ringan.” (at-Ta’liq as-Tsamin hal. 181)
Bertanya kepada guru
foto via civitas.uns.ac.id
Dahulu dikatakan, “Bertanya dengan baik adalah setengah ilmu.” (Fathul Bari 1/142). Maka, dalam mengajukan pertanyaan, seorang murid pun tetap harus memperhatikan adabnya. . Apabila ada pelajaran yang tidak dipahami maka bertanyalah kepada guru dengan baik. Bertanya dengan tenang, tidak tergesa-gesa dan pergunakanlah bahasa yang santun lagi sopan.
Adakalanya murid yang penuh dengan rasa ingin tahu mendesak guru untuk menjawab pertanyaan dengan sejelas-jelasnya, bahkan sampai berdebat. Dalam keadaan demikian, murid perlu memahami bahwa guru adalah manusia biasa. Ia bisa saja lupa ataupun salah.
Syaikh al-Albani berkata: “Kadangkala seorang alim tidak bisa mendatangkan dalil atas sebuah pertanyaan, khususnya apabila dalilnya adalah sebuah istinbat hukum yang tidak dinashkan secara jelas dalam al-Qur’an dan Sunnah. Semisal ini tidak pantas bagi penanya untuk terlalu mendalam bertanya akan dalilnya. Menyebutkan dalil adalah wajib ketika realita menuntut demikian. Akan tetapi tidak wajib baginya acapkali ditanya harus menjawab Allah berfirman demikian, Rosul bersabda demikian, lebih-lebih dalam perkara fiqih yang rumit yang diperselisihkan. (Majalah al-Asholah edisi. 8 hal. 76. Lihat at-Ta’liq as-Tsamin hal. 188)
Baca Juga : Kisah Inspiratif : Meskipun Tidak Mempunyai Tangan Guru SD ini Tetap Semangat Mengajar Murid-muridnya!
Maka, adab yang harus dijaga oleh seorang murid adalah tetap menghormati guru.
foto via pendidikanislam95.blogspot.com
Meski guru memiliki kelemahan dan kekurangan, tidak ada alasan bagi seorang murid untuk mengejek ataupun mengolok-oloknya. Panggilah guru dengan panggilan yang baik, tidak menyebut hanya namanya saja apalagi mengejeknya.
Allah berfirman:
Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada seba-hagian (yang lain) … (QS. an-Nur [24]: 63)
Ayat ini adalah pokok untuk membedakan orang yang punya kedudukan dengan orang yang biasa. Harap dibedakan keduanya. (al-Faqih wal Mutafaqqih, Adab at-Tatalmudz hal. 52)
Ketika seorang murid menghormati guru dengan menjaga adabnya, insya Allah, ia dapat memperoleh keberkahan ilmu yang diberikan oleh gurunya tersebut. Tidaklah kebaikan dunia dan akhirat kecuali dapat diraih dengan adab, dan tidaklah tercegah kebaikan dunia dan akhirat melainkan karena kurangnya adab.