Bahan Pertimbangan, Setelah Tau Hal ini Mau Pilih Gadis Atau Janda?
Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 01 Mar 2018Foto via ruangmuslimah.com
Jadi pilih gadis atau janda?
Bagi para lelaki, jika disuruh pilih mau pilih janda atau gadis? kalau dalam lagu sih, enak janda lebih berpengalaman, dari pada gadis, ini bener apa ndak ya? mungkin hal ini bisa jadi bahan pertimbangan?
Ketika hati telah menambatkan pilihannya pada wanita, maka tak peduli lagi ia gadis atau janda.
Namun seorang laki-laki memang cenderung lebih menyukai gadis, apalagi saat memilihnya menjadi pendamping hidup.
Banyak hal yang dijadikan pertimbangan seorang laki-laki ketika ia akan menikah.
Baca juga : Meraih Keberkahan dari Berjima' dengan Keampuhan Doa ini yang Akan Memberikan Keturunan Baik
Banyak aspek yang mereka pikirkan sebelum akhirnya memilih bidadari yang kelak mendampinginya dalam mengarungi samudera kehidupan.
Pertimbangan seseorang dalam memilih pasangan hidupnya sangat terkait erat dengan pribadi sang pemilih.
Kemudian yang menjadi faktor pengaruhnya adalah kehidupan sehari-hari, keluarga, lingkungan sekitar, termasuk agamanya.
Jika Gadis yang Menjadi Tambatan Hati
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam salah satu riwayatnya menyarankan agar umatnya menikah dengan gadis. Karena mereka bisa saling bermesraan, bermain, subur dan mudah menerima serta tidak membandingkan, sebab belum pernah menikah dengan orang lain.
Selain itu, seorang gadis memiliki kadar kecintaan yang besar dan tulus serta besarnya rasa terima kasih kepada laki-laki yang telah memilihnya menjadi istri, padahal di luar sana ada banyak wanita lain dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki.
Hal lain yang sering menjadi pertimbangan, bahwa dengan menikahi gadis seorang laki-laki tidak akan mendapat ‘warisan’ masalah.
Sedikit berbeda dengan janda. Jika menikahi gadis sudah menjadi sesuatu yang lumrah, maka tidak demikian jika yang dinikahi oleh seorang laki-laki lajang atau duda adalah sosok yang sudah pernah menikah.
Selain ‘warisan’ berupa anak dan barangkali masalah dengan mantan suami, anggapan miring masyarakat sering dialamatkan oleh masyarakat kepada mereka yang menikahi janda.
Baik anggapan bahwa sang laki-laki mengincar harta -jika janda kaya yang dinikahi-, jabatan-jika jandanya berpangkat-, atau warisan dan kehormatan dan predikat duniawi lainnya.
Janda -sebagian- juga rentan dinikahi ketika ia memiliki sifat sedikit syukur dan banyak menuntut. Selain itu, kekhawatiran apakah sang anak bisa mencintai ayah barunya juga sering dijadikan pertimbangan.
Otomatis, jika sang janda banyak anaknya, maka faktor penghasilan dan kehidupan ekonomi penting juga untuk dipikirkan.
Baca juga : Saking Pelitnya, Istri Minta Roti Tak Dibelikan Suami, Akhirnya Berujung Perceraiaan
(Bukan) Gadis atau Janda
Rasulullah memang secara langsung memberi nasihat agar seorang laki-laki menikahi gadis. Sedangkan terhadap janda, beliau hanya pernah membenarkan sahabatnya yang menikah dengan janda.
Padahal, jika melihat sejarah, dari banyak istri Nabi, hanya satu yang dinikahi saat masih gadis; sedang selainnya janda. Bahkan Khadijah binti Khuwailid menjanda dua kali sebelum menikah dengan Rasulullah.
Selain itu, dalam hadits lain terdapat isyarat persetujuan Nabi bagi seseorang yang menikahi janda, Nabi memberi garansi surga bagi siapa yang menyantuni janda.
Apalagi menikahinya secara syari, kemudian mencukupi kebutuhan lahir dan batinnya.
Nah, lantaran dua hal ini, gadis ataupun janda sebenarnya tidak masalah. Tinggal melihat kecenderungan masing-masing, kesiapan diri dan keluarga, serta niatnya.
Sebab, ketika seseorang menikahi seorang wanita-gadis ataupun janda-karena Allah Ta’ala dengan melihat agama dan kualitas akhlaknya, maka yakinlah bahwa itulah pernikahan yang diberkahi.
Itulah pernikahan yang ditetapkan di atas iman, dan disuburkan bagi mereka amal shalihnya. Kelak, pasangan inilah yang akan dikumpulkan di surga-Nya