Jangan Semir Rambut Meski Banyak Uban, Terungkap Sehelai Uban Punya Beribu Manfaat

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 14 Mar 2018
Jangan Semir Rambut Meski Banyak Uban, Terungkap Sehelai Uban Punya Beribu Manfaat
Foto via ruangmuslimah.com

Yang suka semir uban dan juga cabut uban, berarti anda kehilangan faedah ini, salah satunya adalah penolong dihari akhir nanti

Uban memang seringkali membuat orang risih karena kelihatan seperti sudah tua

Biasanya ini terjadi ini pada orang yang masih muda sudah ubanan jadi malu sehingga dicabut atau disemir, padahal uban ini memiliki banyak manfaat untuk salah satu penolong kita di hari akhir nanti.

Rambut adalah salah satu keindahan yang diberikan Allah pada tubuh manusia. Dan mungkin tanpa kita sadari bahwa rambut sendiri sebenarnya juga menyimpan banyak sekali keistimewaan terutama rambut yang sudah putih atau beruban.

Baca juga : Tak Hanya Poligami yang Sunnah Rasul. ini 15 Sunnah Rasul untuk Para Suami

Nah sekiranya apa saja keistimewaan uban menurut agama islam, berikut ini bisa kalian simak ulasannya.

1. Menjadi cahaya di hari akhir

Dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu allaihi wasallam bersabda,

لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَة

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang memiliki sehelai uban, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti,” (HR. Abu Daud 4204 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib, 2091).

Dalam riwayat lain disebutkan,

أنه نور المؤمن

“Sesungguhnya uban itu cahaya bagi orang-orang mukmin.”

Ka’b bin Murroh radhiallahu’anhu berkata,”Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu allaihi wasallam bersabda :

مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي الإِسْلامِ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang telah beruban dalam Islam, maka dia akan mendapatkan cahaya di hari kiamat,” (HR. Tirmidzi no. 1634 dan diishahihkan oleh AL-Albany dalam shohih Tirmizi).

Berdasarkan dalil dan hadist di atas maka sebaiknya apabila kita telah memiliki uban sebaiknya jangan di cabut. 

Karena bagaimanapun dengan bertambahnya umur kita maka rambut kita juga akan memutih dan itu akan menjadi cahaya di hari akhir kelak.

Baca juga : Ada Tetangga Pinjam Uang Didepan Nangis-Nangis, Saat Ditagih Marah-Marah, Kasih aja Pelajaran ini

2. Mengingatkan dekatnya ajal

Selain kelak bakal menjadi cahaya di hari akhir, disebutkan pula dalam Al-quran bahwa uban seperti berikut

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِير

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun,” (QS. Fathir ayat 37).

Yang dimaksudkan dengan “datang kepada kamu pemberi peringatan?” dalam potongan ayat di atas adalah Uban.

Ibnu Katsir menerangkan dalam kitab tafsirnya bahwa para ulama tafsir lainnya seperti Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadan, Ibnu ‘Uyainah, dll, menjelaskan bahwa maksud Sang Pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir 6/542).

Seperti yang kita tahu bahwa Uban menurut islam akan muncul pada rambut seseorang pada usia senja. 

Oleh karena itu uban bisa dijadikan pengingat manusia bahwa sebenarnya ia telah berada di penghujung kehidupan dan menanti tamu yang tiada seorangpun mengetahuinya kecuali Sang Maha Pencipta.

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadist riwayat Imam Tirmizi :

أعمار أمتي ما بين الستين إلى لسبعين، وأقلهم من يجوز ذلك

“Umur umatku di antara 60 ke 70 tahun, dan tidak banyak yang melebihi daripada itu,” (HR. Imam Tirmizi)

3. Menjadikan seseorang tidak lagi serakah

Munculnya uban pada rambut seseorang mengingatkan bahwa tidak selamanya kita akan hidup di dunia.

Karena waktu kita di dunia itu sangatlah sebentar sedangkan di akhirat adalah selamanya alias kekal.

Apabila kita coba bandingkan 1 hari di akhirat itu sama dengan 50 ribu tahun kita hidup di dunia ini.

Oleh karena itu rasa keserakahan kita akan dunia harus kita kurangi dan alangkah baiknya jika menyibukkan diri dengan sesuatu hal yang lebih pasti.

Sufyan Ats-Tsauri berkata :

الزهد في الدنيا قصر الأمل، ليس بأكل الغليظ ولا لبس العباء

“Zuhud terhadap dunia akan memupuskan Angan-angan kosong. Ia tak lagi berlebihan dalam hal makanan dan pakaian”.

Baca juga : Istri Sudah Cantik, Tapi Mengapa Wanita Jelek Lain Terlihat Lebih Cantik? Cuma 4 Solusinya

4. Memperbanyak amal saleh

Dengan adanya uban, maka sudah sepatutnya kita memperbanyak amal saleh, memperbanyak ibadah dan memperbanyak hal positif khususnya dalam menjalankan perintah-Nya.

Di samping itu kita juga harus semakin peka terhadap sesama manusia dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah shubhanahu wa ta’ala. Demikianlah Uban menurut islam.

Karena waktu kita akan jauh lebih berharga jika kita gunakan untuk melakukan kebaikan dan beramal saleh.

Ibnu Abid Dun-ya meriwayatkan dari sanadnya bahwa Bakr bin Abdillah Al-Muzani berkata,

إذا أردت أن تنفعك صلاتك فقل: لعلي لا أصلي بعدها

“Bila Anda ingin mendapat manfaat dari shalat Anda, maka katakanlah pada diri Anda: Barangkali setelah ini aku tidak akan shalat lagi.”

5. Memancarkan sikap tabah dan wibawa

Seorang yang telah beruban pada dasarnya memang terlihat lebih wibawa dan tentunya mereka bisa lebih tabah dalam menjalani kehidupan.

Dengan usia yang tidak lagi muda, ditambah sikapnya yang lebih tenang, itulah mengapa dalam islam kita harus menghormati orang yang lebih tua.

Abu Musa Al-‘Asy’ari ra berkata bahwa Rasulullah shallallahu allaihi wasallam bersabda :

إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ

“Sesunguhnya termasuk dari pengagungan kepada Alloh ialah menghormati orang muslim yang sudah beruban (orang tua),” (HR. Abu Dawud dari hadits Abu Musa ra. Hadits hasan).

Riwayat lain menjelaskan dari Sa’id bin Musayyib berkata

كام ابراهيم أول من ضيف الضيف وأول الناس كَانَ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ النَّاسِ ضَيَّفَ الضَّيْفَ وَأَوَّلَ النَّاسِ اخْتَتَنَ وَأَوَّلَ النَّاسِ قَصَّ الشَّارِبَ وَأَوَّلَ النَّاسِ رَأَى الشَّيْبَ فَقَالَ يَا رَبِّ مَا هَذَا فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَقَارٌ يَا إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ يَا رَبِّ زِدْنِي وَقَارًا

“Ibrahim adalah orang pertama yang menjamu tamu, orang pertama yang berkhitan, orang pertama yang memotong kumis, dan orang pertama yang melihat uban lalu berkata: Apakah ini wahai Tuhanku? Maka Allah berfirman: kewibawaan wahai Ibrahim. Ibrahim berkata: Wahai Tuhanku, tambahkan aku kewibawaan itu,” (HR. Bukhori dalam Al-Adabul Mufrod 120 dan Imam Malik dalam Al-Muwatto’ 9/58)

Jadi itulah beberapa keistimewaan seseorang yang telah memiliki uban menurut islam. Namun yang paling penting adalah uban sendiri bisa dijadikan sebagai pengingat kita akan kematian. Semoga bermanfaat
SHARE ARTIKEL