Dari Kejang Sampai Hilang Nyawa, Waspadai Gejala Diare Pada Anak Berikut

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 01 May 2018
Dari Kejang Sampai Hilang Nyawa, Waspadai Gejala Diare Pada Anak Berikut
Foto via majalahkartini

Fakta, diare menelan banyak nyawa anak Indonesia

Dan umumnya mereka tidak menghiraukan penyakit diare

Kebanyak mereka lebih percaya diare bisa sembuh dengan sendirinya karena itu tak segera mengobati

Waspadai gejala-gejala yang bisa sebabkan penyakit berbahaya hingga kematian sebelum terlambat...

Diare merupakan gangguan kesehatan dan pencernaan yang kerap terjadi pada anak-anak. Di mana satu dari sembilan anak meninggal karena diare dan terdapat sekitar 2.195 anak kehilangan nyawa setiap harinya.

Baca juga : Allah Melarangnya, 3 Kebiasaan ini Bisa Membawa ke Neraka dan Menimbulkan Penyakit

Diare menjadi penyebab kematian anak berusia di bawah 5 tahun terbesar kedua setelah pneumonia di Indonesia.

Diare parah menelan banyak nyawa orang Indonesia

Diare adalah gangguan pencernaan akibat infeksi virus bakteri. Bakteri penyebab diare yang paling umum contohnya rotavirus, shigella, cryptosporidium, norovirus, E. coli, dan Giardia intestinalis. Diare ditandai dengan sakit atau kram perut, kehilangan nafsu makan, haus terus menerus, buang air besar yang lembek atau cair, dan hasrat untuk bolak-balik ke toilet.

Subdit Diare Departemen Kesehatan melaporkan bahwa diare pernah menjadi wabah Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2008 di total 69 kecamatan di seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 8133 orang. KLB diare kemudian kembali terjadi lagi pada tahun 2010, dengan total 4204 orang terkena diare di 33 kecamatan.

Seiring dengan masih menjamurnya penyebaran penyakit ini, kematian akibat diare di Indonesia juga cukup sering terjadi. Biasanya angka kematian akibat suatu penyakit digambarkan dengan Case Fatality Rate atau CFR, yang menjelaskan berapa orang yang meninggal dari seluruh penderita yang ada.

Dilihat dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Kemenkes RI tahun 2011, CFR diare di Indonesia pada tahun 2008 berada di angka 2,94 persen, dengan rincian kasus kematian 239 nyawa dari total penderita 8133 orang. Itu berarti ada 3 yang meninggal dari 100 orang yang kena diare di Indonesia. Angka ini tergolong masih cukup tinggi.

Angka CFR diare di Indonesia sempat membaik pada tahun 2010 dengan skor 1,74% yang mencatat total kematian 73 orang. Namun angka kematian ini kembali meningkat pada tahun 2015 hingga 2,47% meski total jumlah penderitanya lebih sedikit, yaitu 1213 penderita.

Para pakar percaya bahwa angka-angka ini hanyalah mewakili sebagian kecil dari gambaran keparahan diare di Indonesia. Masih banyak kasus diare parah di luar sana yang tidak terekam oleh laporan sensus.

Baca juga : 9 Makanan yang Dilarang Keras Dikonsumsi Anak Dibawah 5 Tahun

Kenapa diare parah bisa sebabkan kematian?

Diare sangat umum terjadi. Rata-rata orang dewasa mengalaminya 4 kali setahun. Setiap orang, tanpa memandang usia dan jenis kelamin, dapat mengalami diare.

Tergantung pada berapa lama diare berlangsung, ada 3 jenis diare:

  1. Diare akut yang berlangsung beberapa hari hingga seminggu.
  2. Diare yang berlangsung selama 3 minggu.
  3. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 4 minggu.

Apabila diare berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, diare dapat menjadi pertanda gangguan serius, seperti Inflammatory Bowel Disease (penyakit radang usus), Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus, bahkan bisa hingga membahayakan nyawa. Pasalnya diare parah dapat menyebabkan dehidrasi serius.

Dehidrasi merupakan suatu keadaan di mana tubuh Anda kekurangan cairan. Ketika kadar air dalam tubuh Anda berkurang, maka keseimbangan mineral-mineral dalam tubuh juga terganggu sehingga menyebabkan fungsi organ dan jaringan tubuh Anda tidak bisa bekerja optimal.

Bila dehidrasi parah tak segera ditangani, Anda berisiko mengalami gangguan fungsi ginjal dan penyakit batu ginjal. Dehidrasi juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain yang lebih serius seperti kerusakan otot, cerebral edema (pembengkakan otak), kejang, hingga syok tekanan darah rendah yang bisa menyebabkan hilang kesadaran (pingsan) atau bahkan kematian.

Waspadai gejala diare parah sebelum terlambat

Diare lebih banyak terjadi pada bayi dan balita. Sebagai gambarannya, dari 3 kasus diare di Indonesia, satu per tiganya berasal dari bayi dan balita.Kematian karena diare paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Bahkan, di Indonesia penyakit ini menjadi pembunuh nomor 2 bayi setelah pneumonia. Oleh karena itu, jangan anggap sepele diare yang dialami anak Anda.

Diare dapat menyebabkan dehidrasi serius dan mengakibatkan kondisi yang membahayakan nyawa pada waktu yang singkat. Anda perlu menghubungi dokter jika Anda melihat gejala-gejala ini pada anak Anda:
  1. Urin sedikit, warnanya gelap
  2. Mulut kering
  3. Kelelahan
  4. Sakit kepala
  5. Detak jantung cepat
  6. Kulit kering
  7. Mengantuk

Tapi segera cari perawatan medis darurat jika gejala diare parah berikut terjadi pada anak Anda:

  1. Gejala dehidrasi, seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang buang air kecil, mudah marah, atau mengantuk
  2. Demam tinggi
  3. Feses mengandung darah dan nanah
  4. Feses berwarna hitam
  5. Tekanan darah rendah
  6. Perut kembung
  7. Menangis dengan sedikit atau bahkan tanpa air mata
  8. Kejang pada kaki dan tangan, bahkan berujung pada kontraksi otot yang lebih besar jika dehidrasi semakin parah
  9. Lemas yang parah yang tampak seperti anak maunya tidur terus
  10. Kulit yang kehilangan elastisitasnya, jika dicubit agak lama untuk kembali seperti semula

Selain pada anak bayi dan balita, waspadai juga gejala diare parah pada anak yang udah lebih tua dan orang-orang dewasa. Anda perlu segera dapatkan bantuan medis.

Gejala diare parah untuk orang dewasa, termasuk:

  1. Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses
  2. Mual dan muntah
  3. Kurang tidur
  4. Penurunan berat badan

Sebagai tindakan pertolongan pertama, Anda bisa memberikan larutan oralit. Jika tidak ada oralit, Anda bisa menggunakan teh hangat yang ditambahkan dengan gula dan garam.

Garam berfungsi untuk menggantikan elektrolit yang hilang dari tubuh karena dehidrasi. Namun tetap penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat agar diare parah tak berakhir nahas.
SHARE ARTIKEL