Pengakuan Anak Pelaku Bom Bunuh Diri yang Sering Diajak Berjihad Namun Menolak
Penulis Penulis | Ditayangkan 16 May 2018Sumber gambar merdeka.com
Diakuinya bom yang meledak itu memang milik ayahnya selain itu ia sering mengetahui kegiatan ayahnya yang mencurigakan di dalam rumah...
Bahkan sebelum meledak, A tak tahu kalau yang dirakit ayahnya adalah bom...
A (15), anak teroris Anton Febrianto, menceritakan sosok ayahnya kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian. A mengaku berkali-kali diajak 'berjihad' oleh Anton.
"Dia menceritakan bahwa kegiatan ayahnya, Anton Febrianto, sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan sering kali mendengarkan ceramah melalui internet. A juga mengatakan ayahnya sering kali mengajaknya 'berjihad'," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal dalam rilisnya seperti yang dikutip dari detik.com.
Iqbal mengatakan Tito menjenguk A, yang kini dirawat di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, siang tadi. Kepada Tito, A menerangkan alasannya tak mau menuruti ajakan sang ayah.
"Namun ia menolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam," ujar Iqbal.
Saat ditanyai seputar keberadaan bom di kediamannya, lantai 5 Blok B Nomor 2 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, A mengucapkan itu adalah milik ayahnya. Tapi dia tak tahu benda yang dirakit ayahnya adalah sebuah bom.
"Bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya yang dirakit sendiri. A tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom," ucap Iqbal.
Menurut A, lanjut Iqbal, ayahnya belajar merakit bom dari video tutorial di internet, salah satunya YouTube. "Hasil belajar melalui internet dan YouTube," sambung Iqbal.
Baca Juga: Type Orang Seperti Ini yang Jadi Incaran Teroris untuk Direkrut Menjadi Pelaku Teror
A adalah anak kedua Anton dan Puspita Sari (47). Saat bom meledak di kamar mereka, ibu dan kakak perempuannya tewas. Sedangkan ayahnya selamat, tapi ditembak aparat lantaran hendak meledakkan diri.
A bersama dua adiknya yang selamat, F (11) dan H (11), kini dirawat di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.