Hadist Rasulullah "Sebaik-baik lauk adalah cuka", Rahasia Besar Dibalik Ucapan Beliau
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 29 Jun 2018 MasyaAllah..
Ternyata begitu banyak faidah ilmu dari hadist Rasulullah berikut ini. MasyaAllah, begitu sempurnanya baginda Rasul....
Sabda Rasul: Sebaik-Baik Lauk Pauk Adalah Cuka. Benarkah Demikian? │ Hidup Rasulullah penuh dengan kesederhanaan meskipun Allah telah menawarkan emas sebanyak gunung. Dalam hal makanan pun Rasulullah menyebut bahwa sebaik-baik lauk pauk adalah cuka. Benarkah hal tersebut dan apakah berarti setiap umat islam harus mengkonsumsi cuka sebagai salah satu sunnahnya?
Keterangan tentang penyebut cuka sebagai lauk pauk terbaik terdapat dalam beberapa hadist riwayat Muslim.
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, telah mengabarkan kepadanya Yahya bin Hassan telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik lauk pauk adalah cuka.” (HR Muslim)
Sementara dari Jabir bin Abdullah menceritakan bahwa Rasulullah meminta lauk kepada istri-istrinya, lalu mereka menjawab, “Kita tidak punya apa-apa selain cuka.” Beliau menyuruh diambilkan (cuka itu), lalu beliau makan dengan cuka tersebut sambil bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR Muslim)
Sebenarnya di jaman Rasulullah terdapat berbagai makanan yang enak seperti halnya sekarang ini seperti daging, roti, keju dan yang lainnya. Adapun Rasulullah mengatakan bahwa sebaik-baik lauk pauk adalah cuka karena bertujuan untuk menjaga perasaan istrinya.
lifestyle.okezone.com
Jika diperhatikan kembali hadist yang kedua, disana jelas bahwa sebelumnya Rasul menanyakan tentang lauk yang tersedia dan istrinya hanya memiliki cuka. Maka demi menjaga perasaan mereka, Rasulullah kemudian memakan cuka dan berkata bahwa cuka adalah sebaik-baik lauk.
Namun jika dikaji secara ilmiah, cuka juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Contohnya apabila sesendok cuka dicampurkan dalam kuah salathoh (sejenis lalap yang dimakan dengan roti), maka lemak dalam tubuh dapat hilang. Ini karena cuka mengandung asam asetat yang dapat menghancurkan lemak.
Itu artinya jika seseorang sering mengkonsumsi sesendok cuka dalam kuah atau makanan lain, maka kadar lemak dalam tubuh dapat terjaga. Akan lebih baik lagi jika cuka tersebut merupakan cuka apel yang sudah banyak terbukti sangat baik bagi tubuh.
Sahabat Rasulullah yaitu Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu bahkan hanya mengkonsumsi minyak zaitun yang dicampur cuka dan tidak sedikit pun makan daging ketika kaum miskin tidak mampu makan daging.
Tentu apa yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat juga sangat baik bagi tubuh dan terbukti memang cuka terutama cuka apel memiliki banyak nutrisi dan beberapa khasiat seperti membersihkan kandung kemih dan membersihkan nanah dalam saluran kencing.
Jadi meskipun perkataan Rasulullah tersebut awalnya bertujuan untuk tidak menyakiti perasaan istrinya, namun sebenarnya cuka seperti cuka apel juga mengandung banyak kebaikan bagi tubuh sehingga bisa kita konsumsi minimal 1 sendok sehari.
Wallahu A’lam
Ternyata begitu banyak faidah ilmu dari hadist Rasulullah berikut ini. MasyaAllah, begitu sempurnanya baginda Rasul....
Sabda Rasul: Sebaik-Baik Lauk Pauk Adalah Cuka. Benarkah Demikian? │ Hidup Rasulullah penuh dengan kesederhanaan meskipun Allah telah menawarkan emas sebanyak gunung. Dalam hal makanan pun Rasulullah menyebut bahwa sebaik-baik lauk pauk adalah cuka. Benarkah hal tersebut dan apakah berarti setiap umat islam harus mengkonsumsi cuka sebagai salah satu sunnahnya?
Keterangan tentang penyebut cuka sebagai lauk pauk terbaik terdapat dalam beberapa hadist riwayat Muslim.
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, telah mengabarkan kepadanya Yahya bin Hassan telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik lauk pauk adalah cuka.” (HR Muslim)
Sementara dari Jabir bin Abdullah menceritakan bahwa Rasulullah meminta lauk kepada istri-istrinya, lalu mereka menjawab, “Kita tidak punya apa-apa selain cuka.” Beliau menyuruh diambilkan (cuka itu), lalu beliau makan dengan cuka tersebut sambil bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR Muslim)
Sebenarnya di jaman Rasulullah terdapat berbagai makanan yang enak seperti halnya sekarang ini seperti daging, roti, keju dan yang lainnya. Adapun Rasulullah mengatakan bahwa sebaik-baik lauk pauk adalah cuka karena bertujuan untuk menjaga perasaan istrinya.
lifestyle.okezone.com
Jika diperhatikan kembali hadist yang kedua, disana jelas bahwa sebelumnya Rasul menanyakan tentang lauk yang tersedia dan istrinya hanya memiliki cuka. Maka demi menjaga perasaan mereka, Rasulullah kemudian memakan cuka dan berkata bahwa cuka adalah sebaik-baik lauk.
Namun jika dikaji secara ilmiah, cuka juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Contohnya apabila sesendok cuka dicampurkan dalam kuah salathoh (sejenis lalap yang dimakan dengan roti), maka lemak dalam tubuh dapat hilang. Ini karena cuka mengandung asam asetat yang dapat menghancurkan lemak.
Itu artinya jika seseorang sering mengkonsumsi sesendok cuka dalam kuah atau makanan lain, maka kadar lemak dalam tubuh dapat terjaga. Akan lebih baik lagi jika cuka tersebut merupakan cuka apel yang sudah banyak terbukti sangat baik bagi tubuh.
Sahabat Rasulullah yaitu Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu bahkan hanya mengkonsumsi minyak zaitun yang dicampur cuka dan tidak sedikit pun makan daging ketika kaum miskin tidak mampu makan daging.
Tentu apa yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat juga sangat baik bagi tubuh dan terbukti memang cuka terutama cuka apel memiliki banyak nutrisi dan beberapa khasiat seperti membersihkan kandung kemih dan membersihkan nanah dalam saluran kencing.
Jadi meskipun perkataan Rasulullah tersebut awalnya bertujuan untuk tidak menyakiti perasaan istrinya, namun sebenarnya cuka seperti cuka apel juga mengandung banyak kebaikan bagi tubuh sehingga bisa kita konsumsi minimal 1 sendok sehari.
Wallahu A’lam