Masih 18 Ekor yang Tertangkap, Berikut 6 Fakta Ikan Ganas Arapaima yang Bikin Heboh
Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 04 Jul 2018Gambar diolah dari detik.com
Heboh pelepasan ikan Arapaima
Pelepasliaran ini bukannya mengembalikan hewan kepada alam, tetapi dapat memberikan efek sebaliknya, yaitu merusak dan membahayakan ekosistem.
Penangkapan ikan Arapaima disepanjang aliran sungai Brantas, Jawatimur.
Sebanyak 18 ekor ikan Arapaima Gigas yang disebar di aliran Sungai Brantas sudah tertangkap,
terakhir seekor ikan arapaima ditangkap di Sungai Kali Surabaya, Selasa (3/7/2018) malam.
Ikan terakhir ditangkap warga di sekitar pintu air Gunung Sari Surabaya, tidak jauh dari lokasi penangkapan ikan ke-17 pada Selasa (3/7/2018) pagi.
Jika informasi yang disampaikan pemilik ikan benar, ada 18 ekor yang dilepas, maka ikan yang ditangkap Selasa malam itu adalah ikan arapaima terakhir.
"Jika memang benar 18 ekor, maka yang ditangkap semalam adalah ikan terakhir," kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Surabaya I, Muhlin, Rabu (4/7/2018).seperti dilansir dari kumparan.com
Meski demikian pihaknya tetap meminta warga waspada.
Ia pun meminta warga tetap melaporkan jika menemukan ikan arapaima ke posko yang sudah dibentuk. "Posko dibuka hingga akhir Juli, bukan hanya untuk ikan arapaima, tapi semua ikan predator yang dimiliki warga, segera diserahkan," jelasnya.
Sejumlah saksi termasuk pemilik ikan arapaima saat diperiksa penyidik Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Surabaya I menyebut ada 18 ekor yang dilepas di aliran Sungai Brantas.
Video pelepasan ikan Araipama di aliran sungai Brantas:
Tersebarnya ikan arapaima di aliran Sungai Brantas disebut akan merusak ekosistem karena sifat ikan arapaima yang predator. Sesuai peraturan Menteri Kalautan Dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014, ada 152 jenis ikan yang dilarang masuk di perairan Indonesia, termasuk di antaranya Ikan Araipama Gigas.
Berikut 7 Fakta Ikan Arapaima Gigas yang sedang menghebohkan warga.
1. Pemakan daging dan perusak ekosistem
Arapaima gigas merupakan ikan yang cukup berbahaya, terutama untuk ikan asli Indonesia karena ikan tersebut merupakan karnivora atau predator alias hewan pemakan daging yang biasa memangsa hewan lain.BACA JUGA: Aplikasi Perusak Anak Bangsa Itu Akirnya Diblokir. Netizen: "terimakasih Kominfo"
Mereka biasa memakan ikan jenis lain, krustasea, katak, burung yang dijumpai di sekitar permukaan perairan.
2. Berasal dari Sungai Amazon
Ikan Arapaima gigas berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Amazon, Brasil. Selain itu, ikan ini juga dijumpai di negara-negara lain sepanjang Sungai Amazon lainnya, yaitu Kolombia, Ekuador, Guyana, dan Peru.3. Ditemukan sejak 1822
Arapaima gigas merupakan ikan air tawar endemik Sungai Amazon yang ditemukan dan dideskripsikan oleh seorang dokter dan naturalis dari Swiss, Prof. Dr. Heinrich Rudolf Schinz.Penemuan ikan ini telah dipublikasikan sejak tahun 1822.
4. Panjangnya bisa mencapai 4 meter
Ukuran Arapaima gigas bisa mencapai panjang 3-4 meter dengan berat ratusan kilogram.Fakta ini tentunya membuat ikan tersebut berpotensi menjadi kompetitor untuk ikan asli di Indonesia dalam mendapat makanan maupun ruang hidup.
5. Dilarang masuk ke Indonesia
Peneliti iktiologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dr. Renny Kurnia Hadiaty, mengatakan Arapaima gigas adalah ikan yang dilarang masuk ke Indonesia.“Peraturan larangan masuknya ikan Arapaima gigas ke perairan Indonesia telah diterapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2014,” ujar Renny.
Ia menyarankan, “Sebaiknya segera dilakukan sosialisasi pada para pelaku, pengusaha, dan pemelihara ikan hias serta segera diterapkan, (serta) dikenakan sanksi bagi para pelanggar aturan tersebut.”
6. Disarankan untuk ditangkap dan dimakan
Peneliti iktiologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI lainnya, Dr. Haryono menyarankan agar ikan Arapaima gigas segera ditangkap dari perairan Indonesia.“(Sebaiknya) Ikan (Arapaima gigas) segera dikeluarkan dari perairan (Indonesia). Dagingnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena di negara asalnya pun daging ikan ini bisa dikonsumsi,” imbaunya.