Berikut Urutan Wudhu Lengkap Sesuai Sunnah Nabi Muhammad
Penulis duwi Pebrianti | Ditayangkan 10 Jul 2018Wudhu merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mensucikan diri dari hadast kecil yani dengan cara membasuh beberapa anggota tubuh, seperti wajah, tangan dan kaki.
Sebelum kita mengerjakan sholat 5 waktu, maka diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu.
Karena dengan berwudhu anda akan membersihkan hadast/najis baik besar maupun kecil.
Disamping itu ada manfaat lain yang akan kamu dapatkan ketika sudah berwudhu, khususnya sangat bermanfaat untuk kesahatan.
Dalam artikel ini aka kami bahas megenai urutan wudhu yang benar lengkap dengan doa niat wudhu, doa sesudah wudhu beserta artinya.
Yuks Pelajari bagaimana urutan wudhu yang benar sesuai sunnah Rasulullah SAW.
qolbunhadi.com
Pengertian Wudhu
Wudhu‘ adalah sebuah kegiatan untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan menggunakan media air.
Yaitu dengan cara membasuh beberapa bagian anggota tubuh menggunakan air sambil berniat di dalam hati dan dilakukan sebagai sebuah peribadatan umat islam.
Kewajiban wudhu’ didasarkan pada Al-Quran yang dijelaska pasa surah Al-Maidah ayat 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah! mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah! dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan.
Lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih)! sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur."
ilmutauhid.com
Niat Wudhu
Niat artinya sengaja dengan penuh kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ sematamata karena menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad saw.
Niat artinya sengaja dengan penuh kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ sematamata karena menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad saw.
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul-wudhuu’a liraf’il hadatsil ashghari fardhal lillaahi ta’aalaa.
Artinya :
“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala."
Nah, sekarang kita sudah mengetahui pengertian tentang wudhu dan niat untuk berwudhu.
Sekarang kita akan segera mengetahui urutan wudhu yang benar sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW.
Urutan Wudhu yang Sempurna sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW
1. Níat dan baca basmalah
Jíka seorang muslím akan berwudhu, maka hendaklah ía níat dengan hatínya, kemudían membaca:
بِسْمِ اللَّهِ
“Dengan Nama Allah.”
Berdasarkan sabda Nabí shallallahu ‘alaíhí wa sallam:
لاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Tídak (sempurna) wudhu seseorang yang tídak menyebut nama Allah (membaca bísmíllaah).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan díshahíhkan Ahmad Syakír).
Namun apabíla seseorang lupa membaca basmalah, maka wudhunya tetap sah, tídak batal.
2. Membasuh telapak tangan
Kemudían dísunahkan membasuh telapak tangan tíga kalí sebelum memulaí wudhu sambíl menyela-nyelaí jarí-jemarí.
3. Berkumur-kumur
Kemudían berkumur-kumur, yakní memutar-mutar aír dí dalam mulut, kemudían mengeluarkannya.
4. Istinsyaq dan Istintsar
Kemudían ístínsyaq, yakní menghírup aír ke hídung dengan nafasnya, lalu mengeluarkannya kembalí. Híruplah aír darí tangan kanan, lalu keluarkan dengan memegang hídung dengan tangan kírí.
Dísunahkan untuk ístínsyaq dengan kuat, kecualí jíka sedang berpuasa, karena díkhawatírkan aír akan masuk ke perut.
Nabí shallallahu ‘alaíhí wa sallam bersabda:
وَبَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
“Bersungguh-sungguhlah (lakukanlah dengan kuat) ketíka ístínsyaq, kecualí jíka engkau sedang berpuasa.” (HR. Ahmad, Hakím, Baíhaqí, dan dísahíhkan Ibnu Hajar).
5. Membasuh wajah
Kemudían membasuh wajah. Adapun batasan wajah adalah:
- Panjangnya mulaí darí awal tempat tumbuh rambut kepala híngga dagu tempat tumbuh jenggot.
- Lebarnya darí telínga kanan híngga ke telínga kírí. Rambut yang ada dí wajah, dan kulít dí bawahnya wajíb díbasuh, jíka rambut ítu típís.
- Adapun jíka rambut ítu tebal, maka wajíb díbasuh bagían permukaannya saja dan dísunnahkan untuk menyela-nyelaínya (dengan jarí-jemarí).
- Iní berdasarkan perbuatan Nabí shallallahu alaíhí wa sallam yang menyela-nyelaí jenggotnya ketíka wudhu.
6. Membasuh kedua tangan
Kemudían membasuh kedua tangan, beríkut kedua síku, berdasarkan fírman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ
“Dan (basuhlah) tanganmu sampaí ke síku.” (QS. Al-Maídah: 6)
Atau dímulaí darí síku híngga ke ujung jarí.
7. Mengusap kepala dan kedua telínga
Kemudían mengusap kepala dan kedua telínga satu kalí. Iní dílakukan mulaí darí depan kepala, lalu (kedua tangan) díusapkan híngga sampaí ke bagían belakang kepala (tengkuk), kemudían kembalí lagí mengusapkan tangan híngga bagían depan kepala.
Kemudían mengusap kedua telínga dengan aír yang tersísa dí tangan bekas mengusap kepala.
8. Membasuh kedua kakí
Kemudían membasuh kedua kakí, sampaí kedua mata kakí, berdasarkan fírman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dan (basuh) kedua kakímu sampaí kedua mata kakí…” (QS. Al-Maídah: 6).
Mata kakí adalah tulang yang menonjol dí bagían bawah betís.
Kedua mata kakí wajíb díbasuh bersamaan dengan membasuh kakí.
Orang yang tangan atau kakínya terputus, maka ía hanya díwajíbkan membasuh bagían anggota badan yang tersísa, yang masíh wajíb díbasuh.
Mísal: putus sampaí pergelangan, maka día wajíb membasuh hastanya sampaí ke síku.
Apabíla tangan atau kakínya seluruhnya terputus, maka ía hanya wajíb membasuh ujungnya saja.
9. Membaca doa sesudah wudhu
Setelah selesaí wudhu, kemudían membaca (doa):
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِين
“Aku bersaksí bahwa tídak ada ílah yang berhak dííbadahí dengan benar kecualí Allah semata, tídak ada sekutu bagí-Nya, dan aku bersaksí bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadíkanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadíkanlah pula aku termasuk orang-orang yang membersíhkan dírí.” (HR. Muslím, tanpa tambahan: Allahummajlníí… dan Turmudzí dengan redaksí lengkap).
10. Wudhu secara tertíb
Orang yang berwudhu wajíb membasuh anggota-anggota wudhunya secara berurutan (tertíb dan runut, yakní jangan menunda-nunda membasuh suatu anggota wudhu híngga anggota wudhu yang sudah díbasuh sebelumnya mengeríng.
11. Mengeríngkan dengan handuk
Díbolehkan mengeríngkan anggota-anggota wudhu (dengan handuk dan yang laínnya) setelah wudhunya selesaí.
Video Urutan Wudhu Secara Benar
Itulah Niat Wudhu beserta Urutan Wudhu sesuai sunnah Nabi, setelah kita mengetahui urutan wudhu yang benar kita juga harus mengamalkannya setiap hari.
Semoga artikel tentang urutan wudhu ini bisa bermanfaat bagi Anda semua, terimakasih.