Patofisiologi Hipertensi, Proses Perjalanan Penyakit Hipertensi yang Diacuhkan Banyak Orang

Penulis anisa nurfadila | Ditayangkan 17 Aug 2018
Patofisiologi Hipertensi, Proses Perjalanan Penyakit Hipertensi yang Diacuhkan Banyak Orang
patofisiologi hipertensi via slideshate.net

Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka tensi.  Hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya genetik, aktivasi sistem neurohormonal seperti sistem saraf simpatetik. 

Untuk mengetahui bagaimana proses perjalanan dari hipertensi anda dapat mencari patofisiologi hipertensi.Patofisiologi hipertensi adalah suatu proses perjalanan penyakit hipertensi. 

Patofisiologi hipertensi adalah suatu proses perjalanan penyakit hipertensi. Patofisiologi hipertensi yang akan dibahas kali ini adalah patofisiologi hipertensi esensial yang sangat kompleks dan rumit.

Ginjal adalah organ yang berperan besar dalam proses terbentuknya hipertensi, ia melibatkan interaksi beberapa organ tubuh lainnya.

Faktor-faktor yang berperan penting dalam patofisiologi hipertensi adalah genetika, aktivasi sistem saraf dan hormon (sistem saraf simpatik dan sistem renin-angiotensin-aldosteron), obesitas, dan peningkatan asupan garam di menu makanan.

Pembuluh darah pada hipertensi biasanya akan menegang dan kaku. Tekanan darah itu sendiri adalah produk akhir dari curah jantung plus tahanan pembuluh darah. Beberapa faktor yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah jangka pendek dan panjang adalah:
  • Curah jantung dan volume sirkulasi darah
  • Elastisitas, luas penampang, dan reaktivitas pembuluh darah
  • Hormon
  • Stimulasi saraf

Hipertensi esensial pada awalnya berlangsung sementara dan ini merupakan suatu kondisi normal jika tekanan darah meninggi pada kondisi tertentu seperti stres, saat kehamilan, terlalu banyak mengkonsumsi garam, dan lain sebagainya.

Namun tekanan darah yang tinggi setelah waktu yang lama akan berubah menjadi permanen, asimtomatik, dan akan terus menerus berkembang menjadi bentuk yang rumit yang akan berbahaya pada organ-organ tubuh; organ jantung, ginjal, retina mata, dan sistem saraf pusat.

Patofisiologi hipertensi dimulai dari fase pre-hipertensi pada orang yang berusia 10-30 tahun (pada umur ini biasanya terjadi peningkatan curah jantung), kemudian berkembang lagi pada orang yang berusia 20-40 tahun (pada umur ini terjadi peningkatan resistensi perifer yang mencolok), kemudian berlanjut hingga umur 30-50 tahun, dan berakhir pada usia 40-60 tahun.

Baca Juga : Beberapa Penyebab Hipertensi yang Membunuh Banyak Orang Secara Mendadak

Untuk selengkapnya tentang patofisiologi hipertensi simak penjelasan berikut

Patofisiologi hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

Tips Mencegah Darah Tinggi

Untuk mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi), ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
  • Kurangi konsumsi garam dalam makanan. Jika anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya hindari makanan yang mengandung garam.
  • Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium, karena mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Olahraga secara teratur. Jika anda telah menderita tekanan darah tinggi, pilih olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
  • Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
  • Jalankan terapi anti stress agar mengurangi stress dan mampu mengendalikan emosi.
  • Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kendalikan kadar kolesterol.
  • Kendalikan diabetes.
  • Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah, dan selalu konsultasikan ke dokter

Nah, Itulah artikel tentang patofisiologi hipertensi dan tips mencegah hipertensi yang berhasil kami rangkum dari beberapa sumber. Tetaplah menjaga pola hidup yang baik agar tubuh selalu sehat.
SHARE ARTIKEL