Sering Tidak Diketahui Oleh Bumil, Ternyata Ini Penyebab Bayi Meninggal Dalam Kandungan

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 12 Aug 2018
Sering Tidak Diketahui Oleh Bumil, Ternyata Ini Penyebab Bayi Meninggal Dalam Kandungan
Gambar Ibu hamil dilansir dari manaberita.com

Ibu hamil pasti berharap memiliki kehamilan yang sehat hingga bayi lahir ke dunia dengan selamat.

Namun, ada beberapa kondisi yang dapat membuat janin meninggal dalam kandungan (stillbirth).

Dengan mengetahui penyebab-penyebabnya dan cara pencegahannya, bunda bisa mewaspadai kondisi tersebut saat hamil.

Janin yang ada di dalam kandungan tidak akan bisa meninggal begitu saja, tentu ada sebab atau perihal yang bisa menyebabkan janin yang ada di dalam kandungan ibu hamil menjadi meninggal. Penyebab janin meninggal itulah yang sering tidak diketahui oleh ibu hamil.

Ibu yang sedang hamil sebaiknya mengetahui penyebab apa saja yang bisa membuat janin di dalam kandungan meninggal dan mengetahui tanda bahaya jika janin yang ada di dalam kandungannya sedang dalam bahaya.

Berikut ini adalah penyebab janin meninggal di dalam kandungan yang harus diketahui :

1. Masalah Genetik Janin

Masalah genetik pada janin merupakan penyebab pertama mengapa janin bisa meninggal di dalam kandungan.

Banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa janin mengalami kelainan genetik sehingga membahayakan kondisi janin itu sendiri.

Jika tidak meninggal di dalam kandungan kelainan genetik menjadi penyebab janin cacat sejak dalam kandungan.

2. Hamil Di Usia Tua

Saat wanita berumur di atas usia 40 tahun sebenarnya dirinya sudah tidak ideal lagi untuk hamil dan melahirkan.

Melahirkan normal sudah sangat sulit dilakukan mengingat kepayahan yang harus dijalani.

Resiko hamil diatas usia 35 tahun di usia tua juga bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi kehamilan dan juga menyebabkan janin menjadi meninggal di dalam rahim.

3. Obesitas

Wanita dengan banyaknya timbunan lemak di dalam tubuhnya bisa memicu berbagai macam penyakit.

Bahaya obesitas bagi ibu hamil, bisa terkena komplikasi kehamilan misalnya saja hipertensi dalam kehamilan, kelainan jantung dan juga bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan.

4. Pola Hidup yang Tidak Sehat

Wanita yang selama hamil atau sebelum hamil memiliki pola hidup yang tidak sehat bisa membuat janin yang ada di dalam kandungannya meninggal.

Pola hidup tidak sehat itu diantaranya adalah bahaya merokok saat hamil dan bahaya alkohol saat hamil bagi yang suka meminum minuman keras.

5. Sembarangan Mengkonsumsi Obat

Saat hamil dilarang keras untuk mengkonsumsi obat tanpa resep dokter.

Ibu yang sedang hamil dilarang mengkonsumsi obat yang dijual bebas di toko atau di warung.

Obat tanpa resep dokter akan memiliki komposisi bahan yang membahayakan bagi janin yang ada di dalam kandungan.

Saat ibu merasakan pusing, sakit gigi atau penyakit lainnya sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan agar diberikan obat yang sesuai dan tidak membahayakan janin.

6. Riwayat Kehamilan

Ibu yang pernah mengalami janin meninggal di dalam kandungan memiliki resiko untuk mengalami hal yang sama di kehamilan berikutnya.

7. Diabetes

Diabetes bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan, gula darah yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti dilansir dari hamil.co.id

8. Infeksi

Infeksi yang bisa menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan adalah sebagai berikut ini :


  • Toksoplasmosis: Infeksi ini merupakan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Bakteri tokso bisa membuat janin yang ada di dalam kandungan menjadi meninggal.
  • IMS: Infeksi menular seksual atau IMS bisa membuat janin di dalam kandungan menjadi meninggal. Ada baiknya sebelum hamil pihak istri memeriksakan diri terlebih dahulu apakah ada infeksi menular seksual di dalam dirinya. Infeksi menular seksual yang bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan adalah vaginosis, klamidia dan juga gonore.

BACA JUGA: Wahai Suami, Jangan Lakukan Ini ketika Berjima Jika Tidak ingin Istrimu Dijamah Setan

9. Pre Eklamsia

Pre eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang tidak boleh disepelekan.

Ibu hamil yang memiliki darah tinggi sangat rentan untuk terkena pre eklamsia.

10. Gerakan Janin Hiperaktif

Banyak ibu hamil yang terpaksa kehilangan janin di dalam kandungannya dikarenakan janin yang hiperaktif.

Pada perkembangan janin, kondisi janin memang bisa bergerak namun janin yang terus bergerak bisa menyebabkan tali pusat terlilit.

Jika tali pusat terlilit asupan makanan dan juga oksigen tidak bisa sampai ke janin. Akibatnya janin di dalam kandungan akan kekurangan oksigen.

Tidak hanya itu saja janin yang aktif bergerak juga bisa membuat tali simpul pada tali pusat sehingga janin akan sulit untuk bergerak.

11. Demam

Janin tidak bisa bertahan dengan suhu panas yang tinggi.

Oleh sebab itulah jika saat hamil ibu mengalami demam tinggi ada baiknya ibu segera memeriksakan dirinya sendiri dan juga kandungannya.

Berikut ini adalah tanda janin meninggal di dalam kandungan :

A. Janin Tidak Bergerak

Ibu hamil harus peka dengan gerakan janin yang ada di dalam rahim. Jika janin yang ada di dalam kandungan tidak bergerak sama sekali selama 8 sampai dengan 12 jam segera bawa ke rumahsakit untuk memeriksakan kandungannya.

B. Detak Jantung Menghilang.

Jika diperiksa detak jantung janin tidak ada atau menghilang bisa dipastikan bahwa kondisi janin meninggal di dalam kandungan. Jika janin tidak bergerak di dalam kandungan hal pertama yang dilakukan oleh pihak medis adalah memeriksa detak jantung janin.

C. Pendarahan Hebat.

Ibu hamil yang mengalami pendarahan hebat bisa menjadi suatu pertanda jika janin meninggal di dalam kandungan.

D. Kram Atau Sakit Perut.

Ibu yang saat hamil merasakan kram atau sakit perut yang semakin parah dari waktu ke waktu bisa jadi kehamilannya bermasalah. Oleh sebab itu saat kram atau sakit perut hebat ibu hamil harus segera memeriksakan kondisi kandungannya.

BACA JUGA: Ternyata, Kebiasaan Sederhana Bumil Ini Bisa Membuat Bayi Terlahir Dengan Cerdas

Mengingat tidak semua kasus stillbirth dapat diketahui penyebabnya, maka hal sama berlaku pula untuk pencegahannya.

Berikut beberapa pencegahan yang bisa Anda lakukan:


  • Menjalani gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, terbebas dari asap rokok, minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.
  • Pastikan Anda memiliki berat badan yang sehat sebelum merencanakan kehamilan.
  • Cobalah untuk memerhatikan pergerakan janin dimulai pada minggu ke-26 hingga ke-28 masa kehamilan. Catat seberapa sering janin bergerak tiap harinya. Mengetahui ritme pergerakan janin bisa memudahkan Anda untuk mendeteksi atau sedikit waspada jika tiba-tiba Si Kecil tidak bergerak begitu aktif seperti biasanya.
  • Rutinlah memeriksakan kandungan ke dokter. Selagi memeriksakan kandungan, beri tahu dokter segala keluhan yang Anda alami.
Demikian, semoga bermanfaat untuk Anda.
SHARE ARTIKEL