Tempat Maksiat Apa Bisa Jadi Sarana Dakwah?

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 13 Sep 2018
Tempat Maksiat Apa Bisa Jadi Sarana Dakwah?
Polemik dakwah ditempat maksiat (foto: Sulselekspres.com)

Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah bisa tempat maksiat dijadikan sarana dakwah?

Seperti kita ketahui, sebelummnya video Gus Miftah viral dan menuai banyak kecaman karena dakwah beliau di sebuah klub malam Bali.

Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi, ini kekeliruan yang banyak dilakukan masyarakat!

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, inti dari dakwah adalah mengajak manusia untuk menuju jalan kebaikan.

Jalan yang dimaksud adalah jalan yang diridhai Allah SWT dengan penuh kebijaksanaan (bil-hikmah), contoh-contoh kebaikan (uswatun hasanah) dan berargumentasi dengan cara yang baik (wajadilhum billati hiya ahsan).

"Orang sering mengartikan tugas dakwah itu dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau amar ma'ruf nahi munkar," kata Zainut melalui keterangan tertulis, Kamis (13/9).

Ia menerangkan, untuk mengajak kepada kebaikan harus menggunakan cara-cara yang baik. Begitu juga untuk mencegah kemungkaran tidak boleh menggunakan cara yang mungkar.

Sasaran dakwah tidak hanya terbatas kepada kelompok masyarakat yang sudah baik, tetapi juga kepada kelompok masyarakat yang belum baik.

"Bahkan menurut saya justru kelompok (yang belum baik) ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, misalnya daerah lokalisasi, kampung narkoba, tempat-tempat perjudian, kelab malam atau daerah remang-remang yang penuh dengan kemaksiatan," ujarnya.

Baca Juga:

Kalau ada ustaz, kiai atau ulama yang berani melakukan dakwah di tempat-tempat yang penuh kemaksiatan, menurut Zainut, harus diberikan dukungan sepanjang dakwahnya dilakukan dengan cara yang benar, manhaj yang shahih, niat yang baik, ihlas dan tidak ada maksud untuk menodai kesucian agama Islam.

Juga tidak ada maksud untuk memperolok-olok agama sebagai bahan ejekan (istihza'), seperti dikutip dari republika.co.id.

"Menurut saya dakwah di tempat seperti itu nilainya lebih mulia dari pada dakwah di tempat yang baik dengan komunitas yang baik tapi isi dakwahnya mengajak kepada kejahatan, penuh dengan ujaran kebencian, fitnah dan mengadu domba antarkelompok masyarakat," ujarnya menambahkan.

Seperti kita ketahui, video seorang ulama bernama Gus Miftah yang mengajak selawat para wanita bergaun seksi di salah satu klub malam di Bali menjadi viral di berbagai media.

Banyak masyarakat yang mencibir apa yang dilakukan Gus Miftah karena dianggap menghina Islam dengan berdakwah di tempat maksiat.
SHARE ARTIKEL