Ciri-ciri Orang Terkena Istidraj "Banyak Dosa Tapi Hidupnya Mulia di Dunia" yang Rajin Shalat Banyak Terima Cobaan
Penulis Penulis | Ditayangkan 07 Nov 2018Sumber gambar wajibbaca.com
Ya Allah jika ciri-ciri orang yang terkena Istidraj seperti ini.
Saya memohon kepadamu agar diberikan hidup yang cukup sesuai dengan kehendakmu, jangan sampai karena kenikmatan didunia ini malah dibalas siksaan yang amat pedih di akhirat.
Mungkin kita pernah merasa iri saat melihat orang lain yang kehidupannya selalu di penuhi kenikmatan.
Harta melimpah, punya mobil mewah, senang dengan gemerlapnya dunia, padahal apa yang dikerjakan orang lain tersebut sama dengan kita.
Jika dihitung secara materi semuanya sama, namun kenapa Allah memberikan nasib yang berbeda kepada orang lain tersebut.
Bahkan orang lain tersebut senang melakukan maksiat, jauh dari Allah.
Terkait hal ini, Ibnu ‘Athaillah dalam al-Hikam mengatakan demikian:
خف من وجود احسانه اليك ودوام اسأتك معه ان يكون ذالك استدراجا لك, سنستدرجهم من حيث لا يعلمون
Menyikapi hal demikian Imam Ibnu ‘Athoillah dalam karyanya Al-Hikam, menegaskan bahwa kita harus waspada terhadap karunia Allah yang senantiasa kita peroleh.
Sedangkan kita selalu melanggar perintah-perintah-nya dan bermaksiat kepada-Nya.
Karena pemberian tersebut bukanlah sebuah kenikmatan melainkan Istidraj agar kita puas dalam kehanyutan murka-Nya kelak di Akhirat, Na’udzu bi-llah.
Kalam hikmah di atas memberikan informasi kepada kita bahwa tanda-tanda pemberian Allah yang merupakan sebuah istidraj yaitu apabila:
1. Mendustakan Al Quran dan Meremehkan Azab Allah
Selalu mendustakan ayat-ayat-Nya dan nikmat-Nya, sebab meremehkan dan enggan untuk mengamalkan dalam keseharian mereka, padahal mereka telah mengetahuinya, hal tersebut selaras dengan firman-Nya:
والذين كذبوا باياتنا سنستدرجهم من حيث لا يعلمون
2. Suka Bermaksiat Tapi Lupa Jika Kelak Ada Akhirat yang Menunggu Pertanggung Jawaban
Selalu berbuat maksiat dengan melanggar yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta mengufuri nikmat-Nya, merasa tidak puas atas karunia-Nya.
Sedikit nikmat yang diberikan kepada kita, kalau kita terima dengan rasa syukur, niscaya akan bertambah keberkahannya, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:
لئن شكرتم لازيدن كم
Wallahu a’lam.