Bepergian Jauh, Bisakah Sholat Jum`at Dijamak Dengan Sholat Ashar ?
Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 20 Dec 2018Gambar dari nu.or.id
Sedang melakukan perjalanan jauh pada saat hari jumat masih ditengah perjalanan.
Sedangkan sholat jum'at kan harusnya dilakukan berjamaah, bolehkah kalau sholat jum'at nya digabung dengan sholat ashar...
Salah satu dispensasi yang diberikan syari’at kepada musafir adalah rukhsah jamak, yaitu mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu. Teori jamak dalam fiqih Islam dikenal ada dua macam, jamak taqdim dan ta’khir.
Jamak taqdim artinya mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu, di mana pelaksanaannya dilakukan di waktu shalat pertama, seperti shalat Ashar dikerjakan di waktu Zuhur, shalat Isya’ dilakukan di waktu Maghrib.
Sedangkan jamak ta’khir adalah mengumpulkan dua shalat fardhu dalam satu waktu, di mana pelaksanaannya dilakukan di waktu shalat kedua, seperti shalat Zuhur dilakukan di waktu Ashar.
Kebolehan menjamak shalat dirumuskan berdasarkan beberapa hadits Nabi, di antaranya:
عن أنس أنه عليه الصلاة والسلام كان يجمع بين الظهر والعصر في السفر
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim yang lain, ditegaskan pula hadits Nabi yang menegaskan:
عن معاذ قال خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم عام تبوك وكان يجمع بين الظهر والعصر والمغرب والعشاء
Baca Juga :
- Sidratul Muntaha, Dimana Tempat Suci yang Paling Mulia Itu Berada?
- Sunnah Rasulullah, 12 Rakaat Berhadiah Rumah di Surga
Hukum menjama' sholat jum'at dengan sholat ashar
Persoalan muncul ketika seseorang bepergian saat hari Jumat, sementara ia berangkat safar setelah terbit fajar, maka ia berkewajiban melaksanakan Jumat di tengah perjalanannya.Atau misalkan ia sudah berada di perjalanan sebelum hari Jumat, kemudian saat hari Jumat, ia masih berada di perjalanan dan melaksanakan Jumat di desa setempat. Pertanyaannya adalah, apakah shalat Jumat boleh dijamak dengan shalat Ashar?
Seperti yang dilansir oleh nu.or.id, para ulama menegaskan bahwa secara umum, Jumat memiliki kedudukan yang sama dengan shalat Zuhur. Ada banyak hukum-hukum yang berlaku di dalam shalat Zuhur, juga berlaku untuk shalat Jumat, termasuk di antaranya kebolehan mengumpulkannya dengan shalat Ashar dengan teori jamak taqdim.
Dalam praktik pelaksanaan menjamak taqdim Jumat dan Ashar, saat niat shalat Jumat, diniati pula mengumpulkannya dengan shalat Ashar dengan niat jamak taqdim. Berikut ini contoh niatnya:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءُ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Dalam konteks ini, shalat ba’diyyah Jumat dilakukan setelah shalat Ashar. Untuk contoh niat shalat Ashar yang dijamak taqdim dengan Jumat adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ الْجُمُعَةُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Sedangkan untuk jamak ta’khir, tidak diperbolehkan dilakukan dalam permasalahan ini. Teori jamak ta’khir tidak berlaku dalam kasus mengumpulkan shalat Jumat dan Ashar, sebab Jumat wajib dikerjakan di waktu Zuhur.
Berkaitan dengan kebolehan menjama’ taqdim shalat Jumat dan Ashar, Syekh Khathib al-Syarbini mengatakan:
قوله (ويجوز للمسافر) سفر قصر (أن يجمع بين) صلاتي (الظهر والعصر في وقت أيهما شاء) تقديما وتأخيرا (و) أن يجمع (بين) صلاتي (المغرب والعشاء في وقت أيهما شاء) تقديما وتأخيرا . والجمعة كالظهر في جمع التقديم
Mengomentari referensi di atas, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi mengatakan:
قوله (والجمعة كالظهر في جمع التقديم) أي كأن دخل المسافر قرية بطريقه يوم الجمعة فالأفضل في حقه الظهر، لكن لو صلى الجمعة معهم فيجوز له في هذه الحالة أن يجمع العصر معها تقديماً
Berdasarkan referensi tersebut, bagi musafir yang sebelum hari Jumat sudah bepergian, saat hari Jumat tiba, yang lebih lebih utama baginya adalah shalat Zuhur, bukan shalat Jumat.
Namun bila ia menghendaki shalat Jumat, maka ia tetap diperbolehkan menjamak taqdim dengan shalat Ashar.
Demikian penjelasan mengenai hukum menjamak shalat Jumat dengan Ashar. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.