Garam sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, yaitu sebagai bahan pokok dalam masakan. Masakan apapun harus diberikan garam, agar ada rasanya dan tidak hambar. Khususnya ibu rumah tangga, sangat memerlukan garam karena menurut mereka garam sudah seperti tongkat sakti yang dapat merubah masakan menjadi lezat dan nikmat.
Negara Indonesia membutuhkan 3,3 juta ton garamsetiap harinya. Diketahui bahwa sebanyak 1,8 juta ton garam kebutuhan konsumsi dipasok dari produsen lokal, sedangkan garam industri harus dipenuhi secara impor mencapai 1,5 juta ton. Padahal, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak bibir pantai yang bisa dimanfaatkan untuk ladang garam. Lalu apa penyebab Indonesia mengimpor jutaan ton garam?
Di Indonesia, proses memanen garam oleh petani hanya dilakukan dalam waktu 4-8 hari, sedangkan negara importir seperti Australia memanen hasil garam setelah melalui proses 3 sampai 4 bulan. Akibatnya, kualitas garam Indonesia menjadi sangat rendah.
Tak hanya itu, petani garam yang mayoritas masih tradisional tidak melakukan beberapa tahapan pengolahan garam. Berbeda dengan negara industri garam yang melakukan beberapa tahap untuk memperoleh garam kualitas tinggi (high grade).
Ternyata lahan untuk memanen garam juga tidak memadai, karena kurang nya tempat untuk memanen garam. Maka membuat pasokan garam di Indonesia berkurang. Tentunya hal ini sangat mengecawakan sekali. Padahal Indonesia sangat luas sekali, tapi kenapa tidak mampu memberikan lahan hanya sekedar untuk memanen garam??
Kita tentunya berharap dengan pemerintahan yang baru ini pemerintah akan lebih perhatian kepada nasib para petani, termasuk petani garam untuk memberikan penyuluhan tentang tahapan pengolahan garam yang baik agar bisa mendapatkan produk garam yang berkualitas. Serta memperluas lahan pertanian garam agar hasil panen dapat lebih banyak, sehingga baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun industri tak perlu lagi mengimpor garam dari luar negeri. Mari sejahterakan hasil pangan lokal demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.