Banyak yang Belum Tahu, Perhatikan Catatan Saat Gelar Pesta Kondangan dalam Islam!

Penulis Unknown | Ditayangkan 31 Dec 2016

Sebuah pernikahan memang sangat indah dan sakral jika dilakukan oleh kedua pasangan yang memang telah siap untuk mengarungi kehidupan rumah tangga bersama. Jika memang dicukupkan rezekinya, pastilah tak akan afdol jika tak dibarengi dengan mengadakan Walimah atau perayaan yang akrab di telinga masyarakat kita sebagai kondangan. Para keluarga pengantin biasanya mengadakan walimah jika memang ingin menunjukkan bahwa si A dan si B telah menikah secara resmi dan mempersatukan dua belah pihak keluarga.

Baca juga : Pekerjaan Apa yang Paling Baik dan Utama? Ternyata Inilah Jawaban Rasulullah

Walimah sendiri diambil dari kata bahasa Arab yakni al-Walam yang bermakna berkumpul. Sepasang pengantin (suami dan istri) sudah berkumpul secara sah, baik secara agama maupun catatan negara. Akan tetapi walimah juga bisa punya makna makanan yang disediakan sebagai ekspresi kebahagiaan. Pendeknya, inti dari kondangan atau walimahan itu adalah makan. Tentu saja yang menyediakan sohibul bait alias yang punya hajatan, baik dari pengantin maupun orangtua kedua belah pihak.

Bagi yang mendapat undangan walimahan, maka sebaiknya datang karena sebagai salah satu bentuk silaturahim atau mempererat tali kekerabatan. Bagi pihak penyelenggara, boleh-boleh saja merasa senang karena mampu menggelar pesta mewah. Namun ada baiknya perhatikan cacatan berikut ini saat gelar pesta kondangan dalam Islam. Simak semuanya disini.

1. Walimahan sesuai budget atau kemampuan finansial lebih dicintai.


Inilah yang jadi hal penting, karena biasanya ingin memperlihatkan kalau mampu menggelar perayaan mewah, banyak yang memaksakan kehendak. Lebih baik budget sesuaikan kemampuan. Mencari pinjaman demi sebuah gengsi hanya bikin naik tensi.

2. Acara makan-makan, jangan lupa mengundang mereka yang jarang makan makanan enak.


Mengapa perlu mengundang orang yang kurang mampu? Bila yang diundang hanya yang kaya, atau mereka yang dirumahnya biasa ada makanan enak, maka walimah itu akan terkesan buruk.

“Seburuk-buruk makanan ialah makanan (walimah) yang hanya mengundang orang-orang kaya, tetapi meninggalkan orang-orang miskin.” (HR. Muslim)

3. Walimahan itu bukan sebuah alasan untuk meninggalkan sholat, apalagi menjamak.


Tak sedikit pengantin perempuan yang meninggalkan sholat.  Konon, tebalnya bedak dan gaun yang ribet jadi alasan. Padahal tebalnya bedak tak bisa menggugurkan kewajiban sholat pada waktunya. Pengantin yang punya hajatan, dan pengantin atau keluarga pengantin yang hak untuk mengatur. Jangan jadikan walimahan jadi ajang merontokkan keimanan.

Baca juga : Hindari Pekerjaan Ini di Tahun Depan, Sungguh Akhir Zaman Jangan Sampai Melakukannya!

4. Inti dari kondangan itu makan, oleh sebab itu mereka yang diundang sangat dianjurkan untuk mendatanginya.


Yang ada adalah kemubaziran jika makan yang disiapkan malah tidak dimakan, lantaran tidak ada yag hadir. Mazhab Syafii menilai menghadiri walimahan itu sebagai fardhu ain. Artinya dalam pandangan mazhab ini yang tak bisa memenuhi kondangan bisa kena dampak bernama dosa. Sementara yang lain menilai menghadiri undangan walimahan itu sebagai sebuah kewajiban, sebagian lagi menilai itu hukumnya sunnah.

Kesimpulannya adalah, boleh saja menggelar pesta pernikahan dengan mewah, karena memang itu hak bagi yang mampu. Akan tetapi sebaiknya jangan sampai menimbulkan perasaan sombong apalagi mengucilkan yang lain.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat