Sepasang suami istri adalah dua orang yang dipersatukan lewat ikatan sakral dalam sebuah pernikahan. Namun terkadang meskipun sudh hidup bertahun-tahun dengan kekasih, akan tetapi ada kalanya istri ingin mengetahui bagaimana perasaan si suami kepada dirinya. Pernahkah sebagai seorang suami, kiranya memperhatikan saat sang istri memakai baju baru lalu memujinya dengan perkataan "
Kamu cantik sekali dengan baju baru hari ini."
Bagaimana reaksi istri mendengar jawaban itu? “
Gombal.” Mungkin itu yang spontan ia katakan, dan pastinya suami akan mengira hanya itu reaksinya. Namun ternyata tidak.
Coba perhatikan diam-diam. Umumnya, ketika dipuji, wanita memang menjawab sekenanya. Seakan-akan pujian itu tidak terlalu berpengaruh. “Gombal”, “Merayu”, dan kata-kata sejenis yang sering keluar dari lisan wanita saat dipuji. Kadang malah suara kentut yang diucapkan “preet.”
Baca juga : Tak Banyak yang Tahu, Ini Hubungan Jari Tangan dan DzikirPria yang tidak mengetahui sifat wanita, kadang tersinggung atau kecewa mengetahui reaksi istrinya saat dipuji. Padahal, ucapan “gombal” dan sejenisnya itu hanyalah reaksi di permukaan saja. Karena saat seorang wanita dipuji, hatinya gembira. Namun, rasa malu menghalangi dirinya untuk menampakkan reaksi yang sesungguhnya. Kadang juga ada rasa “harga diri” yang menghalanginya untuk langsung berterima kasih kepada suami.
Coba perhatikan diam-diam. Setelah suami yang memujinya itu pergi, sang istri kemudian akan pergi menghadap sesuatu. Tahu, apa sesuatu itu? Ya, benar. Cermin. Dia akan bercermin. Sambil tersenyum, iya akan memandangi bayangannya sendiri. Saat itu bercampurlah rasa bahagia dan kepercayaan diri. Yang semula ragu, akan terjadi dialog dalam dirinya, “
Apakah saya benar-benar cantik ya?” Dan iya akan menemukan jawabannya, “
Ah, iya. Seperti kata suamiku.”
Kalau sebelumnya ia sudah percaya diri, kepercayaan diri itu semakin meningkat. Dan hasilnya, tentu kembali kepada si pria yang menjadi suaminya. Perasaan bahagia dan percaya diri akan membuat wajah wanita lebih cerah dan otot-ototnya lebih kencang. Hal itu pula lah yang kemudian juga akan lebih membahagiakan suami. Apalagi jika ia kemudian lebih rajin berhias untuk suami.
Baca juga : Ayah, Nasehati Aku Layaknya Nasihat Rasulullah Kepada PutrinyaBahkan, panggilan kepada istri, sebuah panggilan romantis dan mengandung pujian. Seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika memanggil Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha. Kadang beliau memanggil “Aisy”, panggilan romantis yang “imut”. Kadang belum memanggil “Muwaffaqah”, panggilan romantis yang bernuansa spiritual. Dan lebih sering beliau memanggil “Humaira” panggilan romantis yang mengandung pujian kecantikan.
Para suami, sudahkah memuji istri hari ini? Temukan alasan-alasan untuk bisa memujinya. Saat memakai jilbab baru, saat memakai pakaian yang serasi, saat memasak, saat anak berprestasi, dan seterusnya.