Banyaknya peristiwa yang tidak mengenakkan di sekitaran tahun lalu, membuat banyak dari kita yang berpikir bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang kembali tahun ini. Apalagi jika melihat beberapa tragedi dan perang yang terjadi di beberapa belahan bumi. Bukan hanya orang dewasa saja, akan tetapi anak kecil jugalah yang merasakan imbasnya. Berbondong-bondong mereka yang ingin terbebas dari situasi genting tersebut, terpaksa membuat anak kecil menjauh dari lokasi perseteruan. Berdalih bahwa mereka dianggap masih belum mampu melakukan apa yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, membuat anak kecil terpaksa hanya berlindung melihat keluarga dan orang yang mereka sayangi berjuang menegakkan keadilan.
Baca juga : Renungkan! Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Juga Akan Seperti RajaPara orang dewasa berpikiran alih-alih berjihad, menyibakkan selimut untuk pergi sholat Subuh ke masjid saja terasa sangat berat. Oleh karena itulah, para orangtua sepakat untuk membiarkan anak mereka pergi berlindung daripada harus berjihad melawan ketidak-adilan.
Namun, apa benar anak kecil tidak boleh berjihad? Sebelum menjawab tidak boleh atau boleh, simak kisah berikut.
Kisah ini bermula pada seorang Umair bin Abi Waqqash. Saudaranya Sa’ad bin Abi Waqqash menceritakan, “Aku melihat saudaraku, Umair bin Abi Waqqash bersembunyi ketika Rasulullah Saw. memeriksa pasukan kaum Muslim.
Aku bertanya, ‘Mengapa kamu bersembunyi?’
Jawab Umair, ‘Aku takut Rasulullah melihatku lalu beliau menganggapku terlalu kecil dan melarangku ikut berperang, padahal aku ingin sekali ikut dengan harapan semoga Allah mengaruniakanku syahid.’
Namun, Rasulullah Saw. melihatnya, kemudian memanggilnya dan mengatakan bahwa dia tidak diizinkan ikut berperang, karena dianggap belum cukup umur. Mendengar itu, Umair bin Abi Waqqash menangis tersedu-sedu, akhirnya Rasulullah Saw.mengizinkannya.
Aku membantu mengikatkan pedang Umair yang terlalu panjang untuk ukuran tubuhnya.
Akhirnya, anak muda yang baru berumur 16 tahun itu syahid pada Perang Badar dibunuh Amr bin Wadd.
Dalam Perang Mu’tah, Abdullah bin Rawahah syahid. Bendera Islam langsung diambil alih Khalid bin al-Walid. Dia melihata pasukan musuh dan mempelajari posisi mereka. Kemudian, dia mengambil inisiatif mundur secara teratur dan kembali ke Madinah demi menyelamatkan pasukan Muslim dari kehancuran.
Ketika pasukan Islam mendekati Madinah, mereka disambut Rasulullah, kaum Muslim, dan anak-anak yang berlari-lari sambil berteriak kecewa dan melempari mereka dengan tanah sambil berteriak, “Hai orang-orang pengecut kenapa kalian lari dari jihad di jalan Allah?”
Baca juga : Pekerjaan Apa yang Paling Baik dan Utama? Ternyata Inilah Jawaban RasulullahRasulullah Saw. mendekati mereka dan berkata, “Mereka tidak melarikan diri, namun mereka kembali mengatur siasat, Insya Allah.”
Anak-anak kecil yang miskin pengalaman itu memandang mundurnya Khalid bersama para pengikutnya dianggap tidak membela Islam dan pantas dilempari tanah.
Masya Allah, tarbiyah memang sangat menakjubkan, dimana mampu membentuk anak-anak kecil layaknya orang dewasa berjiwa mujahid, berjiwa pahlawan. Anak-anak itu memandang, pulang dari peperangan tanpa syahid dianggap lari dari jihad di jalan Allah, tidak membela Islam dan wajah mereka pantas dilempari tanah.
Kesimpulannya adalah, bukan untuk berjihad melawan orang-orang yang dengki dan iri kemudian melakukan tindak kekerasan serupa atas nama jihad. Namun lebih dari itu, jihad yang besar adalah jihad melawan hawa nafsu dan mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Intinya adalah, jangan sampai terjerumus kedalam hal-hal yang tidak diingingkan oleh Allah SWT dan siapapun, yang memang sifatnya bisa merugikan diri sendiri dan khususnya membuat kedua orang tua sedih. Untuk itulah, pertebal iman kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.